blok ini di peruntukan bagi kita semua yang mau peduli dengan bahasa dan budaya bangsa

Kamis, 18 November 2010

MATRIK, GRAFIK, BAGAN,

A. MATRIK
matrik adalah informasi yang disampaikan melalui kolom dan baris. untuk memahami isiiap kolom atau baris
matrik, kita harus:
- memperhatikan judul matrik atau tabel
- mencermati angka-angka set
- mencermati informasi setiap kplpm atau baris

B. GRAFIK
grafik adalaah visualisasi matrik atu tabel dalam bentuk gambar atau garis. Ada beberapa macam grafik, antaraa lain; grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran.

- grafik baatang digunakan untuk membedakan tingkat atau nilai dari beberapa aspek
- grafik garis digunakan untuk mengetahui perkembangan sesuatu
- grafik lingkaran digunakan untuk menggambarkan persentase dari nilai total

C. BAGAN/DIAGRAM
Bagan adalah gambar suatu rancangan atau skema. Ada beberapa macam bagan, antara lain:
- bagan pohon; bagan berupa pohon yang mengilustrasikan proses yang memusat.
- bagan organisasi; gambar yang menunjukkan tata hubungan berbagai posisi dalam perusahaan, biasanya memperlihatkan cara pembagian tanggung jawab.

FAKTA dan OPINI

FAKTA adalah sesuatu (keadaan atau peristiwa) yang merupakan kenyataan, benar-benar terjadi.
OPINI adalah pendapat, pikiran, atau pendidrian seseorang tentang sesuatu.
kunci fakta : logis (masuk akal), objektif (apa adanya), faktual (berdasarkan kenyataan atau kebenaran)
Kunci opini : pendapat, pemikiaran, asumsi (memperkirakan kebenaran) subjektif (menggunakan kata-kata seperti, sebaiknya, mungkin, barangkali, menurut pendapat saya)

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai fakta dan opini. Dalam dunia informasi sekarang, sering kita dibingungkan apakah suatu berita itu suatu fakta atau hanya sekedar opini. Sering kali suatu opini diyakini sebagai fakta. Untuk mengetahui perbedaan antara fakta dan opini, perhatikan beberapa kalimat yang terdapat kalimat di bawah!

1. Ny. Imin adalah bagian dari warga miskin yang berjumlah 1.031.600 jiwa dari 4 juta penduduk NTB
2. Gambaran kemiskinan ini kian lengkap dilihat dari rumahnya yang berukuran 8X4 meter.
3. “Kalau hujan kami tidur sambil duduk, tidak bisa menggelar tikar karena atap rumah bocor,” ungkap Ny. Imin.
4. Data kuantitatif itu agaknya tidak nyambung dengan kenyataan hidup Ny. Musniah warga Dusun Datar, Lombok Barat maupun Ny. Raidah warga Dusun Karang Bucu, Desa Bagek Polak, Lombok Barat.
5. Nasib yang harus dihadapi Ny. Imin, Ny. Musniah, Ny. Raidah, dan lainnya,hendaknya mampu menggunggah pemerintah dan semua kalangan untuk mengatasi kemiskinan struktural warga pedesaan di NTB.
6. Tak cukup hanya membuat argumentasi lewat angkaangka, yang tak mampu menyelesaikan persolan.



Kalimat 1,2, dan 3 termasuk kalimat fakta, sedangkan kalimat 4, 5, dan 6 termasuk kalimat opini atau pendapat. Kata-kata yang bercetak tebal merupakan ciri dari jenis kalimat tersebut.

Kalimat opini dibedakan menjadi kalimat opini perorangan dan opini umum. Untuk dapat membedakannya, perhatikan kalimat berikut:

1. Menurut para ahli, penduduk Indonesia pada tahun 2010 akan mencapai 300 juta. (Opini perorangan)
2. Menghisap rokok secara berlebihan akan merugikan diri sendiri dan orang lain yang berada di dekatnya. (Opini umum)
Berdasarkan uraian di atas, kesimpulan tentang fakta dan opini adalah:

Rabu, 17 November 2010

HURUF KAPITAL

10 penggunaan huruf kapital

1. Gunakan huruf kapital pada kata pertama dari setiap kalimat.
"Aku" selalu dikapitalisasi, bersama dengan semua kontraksi-nya.
Contoh:
Aku bisa melakukannya.
Aku akan melakukannya besok.
Aku akan melakukannya sekarang.

2. Gunakan huruf kapital pada kata pertama dari kalimat yang dikutip.

Contoh: Dia berkata, "Aku bisa melakukan ini."

3.Gunakan huruf kapital pada kata benda.

Contoh:
Menara Eiffel

Christopher Knight

Biro Investigasi Federal

4. Gunakan huruf kapital pada title/gelar seseorang ketika mendahului nama.

Contoh: Dokter Smith
Perkecualian: Bapak Smith, dokter di rumah sakit, datang untuk memeriksa saya.

5. Gunakan huruf kapital pada setiap judul bila digunakan sebagai alamat langsung.

Contoh: "Bisakah Anda menjawab pertanyaan ini, Senator?"
Jangan gunakan huruf kapital pada nama-nama musim.

6. Gunakan huruf kapital pada penunjukan arah hanya ketika mereka mengacu pada kawasan tertentu.

Contoh:
Saya mempunyai saudara yang berkunjung dari Selatan.
Aku sekumpulan selatan yang menuju ujung blok itu.

Setelah sebuah kalimat diakhiri dengan titik dua, jangan menggunakan huruf kapital pada kata pertama jika dimulai dengan sebuah daftar.

Contoh: Ini adalah makanan favorit saya: ayam, kentang dan roti.

7. Gunakan huruf kapital pada kata pertama dan semua kata-kata dalam judul buku, artikel, karya seni, dll, tidak termasuk preposisi/kata penghubung dan konjungsi.

Contoh: "Pandai Menulis Narasi"

DISKUSI

[ Macam- macam Diskusi
1. Seminar
Pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu hal[
2. Sarasehan/Simposium
Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu[
3. Lokakarya/Sanggar Kerja
Pertemuan yang membahas suatu karya
4. Santiaji
Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan kegiatan
5. Muktamar
Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama[1].
6. Konferensi
Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama
7. Diskusi Panel
Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator
8. Diskusi Kelompok
Penyelesaian masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecil

PUISI-PUSI

Tuhan Telah Menegurmu (Apip Mustopa)



Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
lewat perut anak-anak yang kelaparan

Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
lewat semayup suara adzan

Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran
lewat gempa bumi yang berguncang
deru angin yang meraung-raung kencang
hujan dan banjir yang melintang pukang

adakah kaudengar?

Selasa, 02 November 2010

MAKNA KATA, DENOTASI, KONOTASI, KALIMAT, FRASA, BENTUK KATA

1. Arti Definisi / Pengertian Makna Denotasi / Denotatif

Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Contoh :
- Mas parto membeli susu sapi
- Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal

2. Arti Definisi / Pengertian Makna Konotasi / Konotatif
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Contoh :
- Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu malam = wts)
- Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat = rentenir)

3. Arti Definisi / Pengertian Makna Lugas
Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya dan mirip dengan makna denotatif.
Contoh :
- Olahragawan itu senang memelihara codot hitam
- Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah
4. Arti Definisi / Pengertian Makna Kias
Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya yang sama dengan makna konotatif.
Contoh :
- Pegawai yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima)
- Si Kadut senang terbang bersama miras oplosan beracun (terbang = mabok)

5. Arti Definisi / Pengertian Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang tetap tidak berubah-ubah sesuai dengan makna yang ada di kamus.
Contoh :  - toko – obat - mandi
6. Arti Definisi / Pengertian Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang dapat berubah sesuai dengan konteks pemakaian. Kata tersebut mengalami proses gramatikalisasi pada pemajemukan, imbuhan dan pengulangan.
Contoh :
- Bersentuhan = saling bersentuhan
- Berduka = dama keadaan duka
- Berenam = sekumpulan enam orang
- Berjalan = melakukan kegiatan / aktivitas jalan

Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Contoh dalam kalimat :
 Kemarin Rido menyatakan cinta kepada perempuan yang dia cintai tapi dia sudah memiliki wanita pujaan hati
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh dalam kalimat :
  • Nilai ujian atematika Budi sangat tinggi tapi nilai ujian B. Inggris sangat rendah
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon. Contoh:
· Setiap hari senin polisi selalu mengadakan apel pagi
· Kemarin ibu membeli buah apel di pasar
 Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata "kepala" dapat diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian tubuh manusia yang ada di atas leher.
Contoh dalam kalimat :
  • Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala sekolah smp kroto emas.
  • Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng.

1.
Meluas (generalisasi), Cakupan makna sekarang (kini) lebih luas daripada makna yang lama.

Contoh :
a. Pelayaran ke negara Perancis itu dipimpin oleh Kapten Sugianto.
Ø Kata pelayaran dulu atau asalnya bermakna mengarungi lautan dengan perahu layar.
Ø Kini kata pelayaran bermakna mengarungi lautan dengan kapal bermesin.

b. Siapa yang Ibu cari di sini?
Ø Kata ibu memiliki makna asal orang tua kandung yang wanita.
Ø Kata ibu saat dapat untuk menyebut wanita yang berkedudukan lebih tinggi daripada kita.


2. Menyempit (spesialisasi), Cakupan makna kata yang sekarang lebih sempit atau terbatas daripada makna yang dulu atau makna asalnya.

Contoh :
a. Saya bercita-cita ingin menjadi sarjana pendidikan.
Ø Kata sarjana dulu dipakai untuk menyebut cendekiawan atau orang pintar atau orang berilmu.
Ø Sekarang kata sarjana dipakai untuk menyebut orang yang telah lulus dari jenjang strata satu di perguruan tinggi

b. Sekarang ini di kota-kota besar banyak terdapat biro jasa yang menyalurkan para pembantu.
Ø Makna asal kata pembantu adalah orang yang membantu.
Ø Sekarang kata pembantu dipakai untuk menyebut pembantu rumah tangga atau pelayan.


3.
Membaik (Amelioratif), Suatu proses perubahan makna yang membuat makna kata baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilai rasa bahasanya daripada makna kata lama.

Contoh :
a. Anak-anak penyandang tunarungu pun berhak mengeyam pendidikan.
Kata tunarungu dirasakan lebih halus dan sopan nilai rasa bahasanya daripada kata tuli.

b. Dalam acara perpisahan siswa kelas III kepala sekolah hadir bersama istri.
Kata istri dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilai rasa bahasanya daripada kata bini.


4. Memburuk (Peyoratif), Suatu proses perubahan makna yang membuat makna kata baru dirasakan lebih rendah nilai rasa bahasanya daripada nilai pada makna kata lama.

Contoh :
a. Direktur perusahaan ini ternyata berbini tiga.
Kata bini dianggap baik pada masa lampau, tetapi sekarang dirasakan kasar.

b. Empat narapidana kabur dari lembaga pemasyarakatan itu.
Kata kabur dianggap baik pada masa lampau, yaitu lari, tetapi sekarang dirasakan kurang baik, yaitu menghilang.


5. Sinestesia, Perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan.
Misalnya: pengecap, pendengaran, pendengaran, pengecap, penglihatan, pengecap

Contoh :
a. Suara penyanyi Erni Johan sampai saat ini masih empuk.
Kata empuk sebenarnya yang merasakan adalah indra peraba (kulit) dengan makna lunak atau tidak keras.
Akan tetapi, pada kalimat tersebut kata empuk yang merasakan adalah indra pendengar( telinga) dengan makna merdu.

b. Pidatonya hambar.
Kata hambar sebenarnya yang merasakan adalah indra pengecap (lidah) dengan makna tawar atau tidak ada rasanya.
Kata hambar dalam kalimat tersebut yang merasakan indra pendengar (telinga) dengan makna monoton atau kurang menggairahkan


6. Asosiatif, Perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.

Contoh :
a. Orang itu mencatut nama pejabat untuk mencari sumbangan.
Kata catut berarti alat untuk menarik atau mencabut paku dan sebagainya.
Berdasarkan persamaan sifat ini, kata catut dipakai untuk menyatakan makna mengambil sesuatu yang bukan haknya.

b. Janganlah kita membiasakan diri memberi amplop dalam mengurus sesuatu!
Kata amplop berarti alat untuk menyimpan surat.
Berdasarkan sifat ini, kata amplopdipakai untuk menyatakan makna memberi uang sogokan atau uang pelicin.

Frasa atau frase adalah sebuah istilah linguistik. Lebih tepatnya, frase merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat. Frase adalah kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frase tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Itu yang membedakan frase dari klausa dan kalimat. Simak beberapa contoh frase di bawah ini:
  • ayam hitam saya
  • ayam hitam
  • ayam saya
  • rumah besar itu
  • rumah besar putih itu
  • rumah besar di atas puncak gunung itu
Dalam konstruksi frase-frase di atas, tidak ada predikat. Lihat perbedaannya dibandingkan dengan beberapa klausa di bawah ini:
  • ayam saya hitam
  • rumah itu besar
  • rumah besar itu putih
  • rumah putih itu besar
  • rumah besar itu di atas puncak gunung
Dalam konstruksi-konstruksi klausa di atas, hitam, besar, putih, besar, dan di atas puncak gunung adalah predikat.
Frase kerap dibedakan dengan kata majemuk. Makna frase tidak berbeda dengan makna kata yang menjadi kepala/inti frase.
Misalnya:
Meja hitam tetaplah bermakna meja, tetapi ditambahkan pewatas sifat hitam. Meja kayu juga tetap meja, tetapi ditambahkan makna pewatas kayu.
Di sisi lain, kata majemuk memiliki makna yang sangat jauh berbeda dengan makna kata-kata yang menjadi unsur-unsurnya, sehingga kata majemuk kerap disebut memiliki makna idiomatis.
Misalnya:
Meja hijau dalam bahasa Indonesia lebih bermakna 'sidang atau pengadilan', bukan semata-mata meja yang berwarna hijau. Tangan besi lebih bermakna kepemimpinan yang keras alih-alih tangan yang terbuat dari besi.
Beberapa jenis frasa:

 Frasa ekosentris

Frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai UP. Contoh: Sejumlah mahasiswa di teras.

 Frasa endosentris

Frasa Endosentris, kedudukan frasa ini dalam fungsi tertentu, dpat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu yang disebut unsur pusat (UP). Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang memiliki unsur pusat.
Contoh:
Sejumlah mahasiswa(S) di teras(P).

 Frasa nominal

Nominal adalah lawan dari verbal. jika verbal adalah kalimat yang berpredikat "Kata Kerja" maka kalimat nominal berpredikat kata benda atau kata sifat. untuk membentuk kalimat nominal, maka unsur kalimat harus memenuhi Subjek, To Be dan komplemen. misalnya "I am Tired", I=subjek, am=To Be I dan Tired=Adjective (Passive voice verb). ini adalah contoh kalimat nominal. arti lain dari nominal adalah rangkaian angka yang menunjukkan jumlah tertentu, kemudian adapula arti nominal sebagai kualifikasi (nominasi).

 Frasa verbal

Frasa Verbal, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi) kata ‘sedang’ untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata’ sangat’, dan biasanya menduduki fungsi predikat.
Contoh:
  1. mengambil buku
  2. sedang berlari

Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata ‘sedang’ yang menunjukkan verba aktif.

kata dasar (akar kata) = kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan, juga dapat dikelompokkan sebagai bentuk asal (tunggal) dan bentuk dasar (kompleks), tetapi perbedaan kedua bentuk ini tidak dibahas di sini.
 afiks (imbuhan) = satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila ditambahkan pada kata dasar akan mengubah makna dan membentuk kata baru. Afiks tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain seperti kata dasar. Istilah afiks termasuk prefiks, sufiks dan konfiks.
 prefiks (awalan) = afiks (imbuhan) yang melekat di depan kata dasar untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.
 sufiks (akhiran) = afiks (imbuhan) yang melekat di belakang kata dasar untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.
 konfiks (sirkumfiks / simulfiks) = secara simultan (bersamaan), satu afiks melekat di depan kata dasar dan satu afiks melekat di belakang kata dasar yang bersama-sama mendukung satu fungsi.
 kata turunan (kata jadian) = kata baru yang diturunkan dari kata dasar yang mendapat imbuhan.
 keluarga kata dasar = kelompok kata turunan yang semuanya berasal dari satu kata dasar dan memiliki afiks yang berbeda.
Afiks Bahasa Indonesia yang Umum
prefiks:  ber-, di-, ke-, me-, meng-, mem-, meny-, pe-, pem-, peng-, peny-, per-, se-, ter-
sufiks:  -an, -kan, -i, -pun, -lah, -kah, -nya
konfiks:  ke - an, ber - an, pe - an, peng - an, peny - an, pem - an, per - an, se - nya
A. DEFINISI FRASE, IDIOM, DAN KATA MAJEMUK
Frase : gabungan dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi.
Idiom : gabungan dua kata atau lebih yang susunannya terbentuk secara
tetap(baku) dan saling kebergantungan ; atau gabungan kata yang
maknanya tidak sama dengan unsure-unsur pembentuknya.
Kata Majemuk : gabungan dua kata atau lebih menciptakan makna baru yang
berbeda dengan makna dari unsur-unsur pembentuknya.
PEMBAHASAN
(1) Kadispen Polda Metro AKBP Nur Usman
(2) Tiga tim Gegana yang diterjunkan
(3) Dari bom yang ditaruh di mobil

Yang harus diingat:
a. Frase tidak melebihi batas fungsi
Tiga tim gegana diterjunkan (bukan frase)
S P
b. Frase menunjukkan identitas makna sebenarnya.

Besar kepala, buah tangan (bukan frase)
idiom frase
Besar kepala Kepala besar
Rumah makan Di rumah
Malam panjang Siang malam
Muka masam Buah asam
Panjang tangan Tangan panjang

Dalam beberapa kasus, idiom sama dengan kata majemuk. Namun demikian, tidak berarti kata majemuk selalu identik dengan idiom. Kata majemuk hanya merujuk pada kelompok kata yang memiliki makna penuh. Dengan demikian, contoh gabungan kata seperti suka akan, terdiri atas, dan berhubung dengan, bukanlah kata majemuk. Contoh-contoh gabungan kata semacam itu hanya bisa dikelompokkan ke dalam idiom.
Unsur Frasa
Unsur frasa hanya ada dua, yaitu 1. unsur inti (D) = diterangkan, dan 2. unur atribut/pewatas/penjelas/(M) = menerangkan
Menentukan pola kata. Biasanya soal yang ditanyakan selalu tentang pola yang sama.
Langkah pertama      : tentukan dari polanya, kalau belum ada jawaban
Langkah kedua           : tentukan dari jenisnya
contoh:
Pola pembentukan kata jaksa agung sama dengan pola pembentukan kata di bawah ini, kecuali…
a. kursi presiden                                        d. politik bebas
b. rumah mewah                                        e. kekuasan terbatas
c. ekonomi lemah
analisa:
kata jaksa agung :
berpola DM dan dibentuk dari KB + KS
langkah pertama:
* kursi presiden          : DM
* rumah mewah          : DM
* ekonomi lemah        : DM
* politik bebas             : DM
* kekuasaan terbatas: DM
Langkah kedua: tentukan dari jenis katanya
* kursi presiden           : KB + KB (polanya tidak sama)
* rumah mewah           : KB + KS
* ekonomi lemah         : KB + KS
* politik bebas               : KB + KS
* kekuasan terbatas    : KB + KS
Kalimat dapat dibedakan berdasarkan bermacam-macam hal sebagai berikut:
(1) Berdasarkan nilai informasinya
(sasaran atau tujuan yang akan dicapai) kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat berita
(b) kalimat tanya
(c) kalimat perintah:\

- suruhan
- ajakan
- permintaan
- larangan
(d) kalimat harapan
(e) kalimat pengandaian

(2) Berdasarkan diatesis
kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat aktif (subjek melakukan perbuatan)
(b) kalimat pasif (subjek dikenai perbuatan)

(3) Berdasarkan urutan katanya,
kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat normal (subjek mandabului predikat)
(b) kalimat inversi (predikat mendahului subjek)

(4) Berdasarkan jumlah inti yang membentuknya,
kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat minor (hanya mengandung satu inti)
(b) kalimat mayor (mengandung lebih dari satu inti)

(5) Berdasarkan pola-pola dasar yang dimilikinya,
kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat inti
(b) kalimat luas (perluasan dari kalimat inti)
(c) kalimat transformasi (perubahan dari kalimat inti)

Ciri-ciri kalimat inti:
* hanya terdiri atas dua kata
* kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat (kata pertama menduduki jabatan subjek, kata kedua menduduki jabatan predikat)
* urutannya adalah subjek mendahului predikat
* intonasinya adalah intonasi berita yang netral

(6) Berdasarkan jumlah kontur yang terdapat di dalamnya, kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat minim (hanya mengandung satu kontur)
(b) kalimat panjang (mengandung lebih dari satu kontur)

Kontur adalah bagian arus ujaran yang diapit oleh dua kesenyapan.
Contoh:
(i) # Pergi! #
(ii) # Berita daerah membangun # disiarkan TVRI # setiap hari #

Kalimat (i) adalah kalimat minim, sedangkan kalimat (ii) adalah kalimat panjang.
(7) Berdasarkan jumlah klausa yang terkandung di dalamnya, kalimat dibedakan atas:
1. kalimat tunggal
(kalimat yang hanya mengandung satu klausa/satu pola S-P)

2. kalimat majemuk
(kalimat yang mengandung lebih dari satu klausa/lebih dari satu pola S-P)

Kalimat majemuk, berdasarkan hubungan antar klausanya dibedakan lagi atas:
(b. 1) kalimat majemuk setara:
- setara menggabung
- setara memilih
- setara mempertentangkan
- setara menguatkan

(b.2) kalimat majemuk betingkat
(b.3) kalimat majemuk campuran
(b.4) kalimat majemuk rapatan

1.kalimat berita

adalah suatu bentuk kalimat yang menyatakan suatu pernyataaan berita atau peristiwa yang perlu diketahui sendiri atau orang lain.Contoh: kemarin ibu pergi ke Surabaya

2.kalimat Tanya
adalah kalimat yang bentuk susunannya belum lengkap dikarenakan kalimat tersebut memerlukan suatu jawaban sebagai bagian dari kalimat yang di maksud.

3.kalimat Tanya tak bertanya
adalah bentuk susunan kalimat Tanya yang tidak memerlukan jawaban karena jawaban dari kalimat tersebut telah diketahui, dan kalimat ini sudah merupakan kalimat yang lengkap.

4. kalimat perintah
adalah kalimat yang menyatakan perintah atau suruhan yang harus dikerjakan orang kedua dan hubungannya erat sekali.
Contoh: tutup pintu itu!
5. kalimat ajakan
adalah bentuk susunan kalimat yang sebenarnya juga merupakan kalimat perintah yang diperluas dan erat hubungannya dengan orang kedua.
Contoh: ayo kita pergi!
6. kalimat permintaan
adalah kalimat yang juga merupakan bentuk kalimat ajakan yang diperhalus yang biasanya juga disebut dengan kalimat permohonan.
Biasanya pada bentuk kalimat ini disertai dengan kata-kata: Harap, Mohon.

7. kalimat perjanjian
adalah suatu bentuk susunan kalimat dimana pada kalimat tersebut ada suatu persyaratan sehingga menjadikan kalimat itu lengkap. Kalimat ini disebut juga kalimat bersyarat.

8. kalimat pasif
adalah suatu bentuk kalimat yang subyeknya dikenai pekerjaan.

9.kalimat aktif
adalah bentuk kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan, yang mengenai langsung terhadap obyeknya.

Kalimat aktif ada 2 macam:
a)Kalimat aktif transitif
adalah kalimat aktif yang kata kerjanya berobyek langsung.

b)Kalimat aktif intransitif
adalah kalimat aktif yang kata kerjanya tidak berobyek.

10.kalimat verbal
adalah kalimat yang predikatnya terdiri dari kata kerja.

11.kalimat nominal
adalah kalimat yang predikatnya kata nama (kata benda, keadaan, dan kata ganti).

12.kalimat penghargaan
adalah kalimat yang isinya mengharap sesuatu hal.

13.kalimat pengandaian

14.kalimat beralah

15.kalimat langsung
adalah kalimat yang mempergunakan tanda petik atau kalimat yang langsung diucapkan oleh yang mengucapkan, berseru, bertanya, atau mengucapkan sesuatu.

16.kalimat tak langsung
adalah kalimat yang tidak meggunakan tanda petik dan bukan diucapkan secara langsung oleh yang mengucapkan atau yang mengatakan kalimat tersebut.

17. kalimat inti (sederhana)
adalah kalimat yang hanya terdiri dari subyek dan predikat.

18. kalimat sempurna
adalah kalimat yang mempunyai subyek dan predikat

19. kalimat tidak sempurna
adalah kalimat yang tidak mempunyai subyek atau predikat atau tidak mempunyai keduanya.
a) tidak mempunyai subyek
b)tidak mempunyai predikat
c)tidak mempunyai subyek dan predikat

20.kalimat luas
adalah kalimat yang terdiri dari subyek, predikat dan diperluas dengan satu atau beberapa unsur keterangan (tambahan)

21.kalimat tunggal
adalah kalimat yang terdiri dari 1 pola kalimat (1 subyek dan 1 prediket)

22.kalimat majemuk
adalah kalimat yang terdiri dari 2 pola kalimat atau lebih (subyeknya lebih dari satu dan prediketnya lebih dari satu).
Kalimat majemuk ada 3:
a)Kalimat majemuk setara, jika hubungannya sejajar yang biasanya di tandai dengan kata sambung dan, serta, kemudian, lalu, lantas, sesudah itu, dan sebagainya.
b)Kalimat majemuk rapatan
Adalah kalimat majemuk setara yang mempunyai bagian yang sama yang dirapatkan atau dijadikan satu.
c)Kalimat majemuk bertingkat, jika mempunyai induk kalimat dan anak kalimat.

Selasa, 28 September 2010

RPP KELAS 2SMKN SEMESTER 3 DAN 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(NO. 2.1)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : XI / 1
Pertemuan ke : 1, 2
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat Madia.
Kompetensi Dasar : 2.1 Menyimak untuk menyimpulkan informasi lisan yang tidak bersifat perintah dalam konteks bekerja.
Indikator:
1. Mengubah informasi dari bentuk lisan ke bentuk non verbal (bagan/tabel/diagram/grafik/denah/matriks).
2. Menyampaikan pendapat/opini dengan menggunakan teknik penyampaian simpulan dan pendapat yang akurat secara deduktif dan induktif.
3. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menyampaikan suatu informasi
I. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat mengubah informasi dari bentuk lisan ke bentuk non verbal (bagan/tabel/diagram/grafik/denah/matriks).
2. Siswa dapat menyampaikan pendapat/opini dengan menggunakan teknik penyampaian simpulan dan pendapat yang akurat secara deduktif dan induktif.
3. Siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menyampaikan suatu informasi.
II. Materi Ajar:
- Teknik membuat catatan verbal dan non verbal sebagai dasar untuk membuat simpulan (lisan/tulis).
- Teknik menyimpulkan secara induktif, deduktif serta campuran
1. Deduktif:
a. Silogisme
b. Akibat sebab-sebab
c. Sebab akibat-akibat
2. Induktif:
a. Generalisasi
b. Sebab-sebab  akibat
c. Akibat-akibat  sebab
d. Sebab-akibat berantai
e. Analogi
3. Campuran (Deduktif-Induktif)
- Teknik menyampaikan simpulan dan pendapat.
- Kesadaran berbahasa /sikap berbahasa yang positif.

III. Metode Pembelajaran:
Metode Audiolingual, penugasan dan diskusi.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
Pertemuan pertama
A. Kegiatan Awal :
1) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang materi yang lalu.
2) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dalam pertemuan ini.
3) Siswa diberi motivasi dengan contoh-contoh berbahasa nonverbal dan verbal.
B. Kegiatan Inti :
1) Siswa diperdengarkan rekaman
2) Siswa mengubah informasi yang disimak ke bentuk non verbal (bagan/tabel/diagram/grafik/denah/matriks).
C. Kegiatan Akhir :
Siswa menyimpulkan hasil belajar hari ini.
Pertemuan kedua
A. Kegiatan Awal :
1) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang materi yang lalu.
2) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dalam pertemuan ini .
B. Kegiatan inti:
1) Siswa menyimak rekaman dan mencatat hasil simakannya di buku modul.
2) Siswa menyimpulkan hasil simakan dengan memperhatikan teknik menyimpulkan secara deduktif dan induktif.
3) Siswa menyampaikan hasil simpulannya di depan kelas secara bergantian.
4) Siswa menanggapi hasil simpulan temannya.
C. Kegiatan Akhir: Siswa bersama-sama menyimpulkan hasil belajar, kemudian mengikuti evaluasi.
V. Alat / Bahan / Sumber Belajar:
- Alat : Tape, rekaman / kaset,
- Bahan: wacana darikoran
- Sumber belajar : Modul Bahasa Indonesia Tk. Madia,
Buku “ Argumentasi dan Narasi” oleh Gorys Keraf
“Belajar Mengemukakan Pendapat” oleh Jos Daniel Parera
VI. Penilaian:
A. Simak rekaman B.1.1.A “Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, dan Bahasa Asing “ Setelah selesai menyimak buatlah bagan Fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa persatuan!
B. Simak rekaman B.1.1.E dan tentukan pola berpikir deduktif, induktif, atau campuran!
Kunci Jawaban:
A. Rekaman B.1.1.A
B. Rekaman B.1.1.E
1. deduktif 6. induktif
2. deduktif 7. induktif
3. deduktif 8. induktif
4. deduktif 9. induktif
5. deduktif 10.campuran
Pedoman Penilaian
B. Jumlah jawaban betul X 100 = Nilai
Jumlah soal
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Jakarta
Drs, Dedi Dwitagama, MM.,M.Si.
NIP./NRK. 131765462/132471 Jakarta, Juli 2008
Pengajar
Dra. Lilik Musyarofah
NIP/NRK.132130235/133056
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(NO. 2.2)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : XI / 1
Pertemuan ke : 3, 4, 5
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setera tingkat Madia
Kompetensi Dasar : 2.2 Memahami perintah lisan baik yang diungkapkan maupun yang tidak.
Indikator:
1. Merumuskan kembali isi perintah (secara lisan, maupun tulisan)
2. Menyebutkan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan isi perintah secara lisan/tertulis
3. Mengonfirmasikan kebenaran rencana kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan rencana pemberi perintah
4. Melaksanakan perintah sesuai dengan isi perintah.
I. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat merumuskan kembali isi perintah (secara lisan, maupun tulisan)
2. Siswa dapat menyebutkan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan isi perintah secara lisan/tertulis
3. Siswa dapat mengonfirmasikan kebenaran rencana kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan rencana pemberi perintah
4. Siswa dapat melaksanakan perintah sesuai dengan isi perintah.
II. Meteri Ajar:
* Pengertian kalimat perintah
Ialah kalimat yang mengharapkan respon atau tanggapan dari mitra komunikasi.
* Ciri-ciri kalimat perintah:
1. Dengan pola umum intonasi naik pada bagian awal (2 3 )
Pergi!
2 3
Pergilah!
2 3 2
2. Ditandai dengan tanda seru (!)
Contoh : – Bacalah!
- Makanlah hidangan ini!
3. Menggunakan partikel lah
Contoh : – Diamlah, jangan berisik!
- Bersihkanlah tempat ini!
4. Berpola kalimat inversi (P-S)
Contoh: – Simpanlah dokumen ini!
- Perhatikan gambar tersebut!
* Macam kalimat perintah:
1) Perintah biasa / biasa :
- Jawablah dengan singkat dan jelas!
2) Larangan
- Jangan engkau sakiti hatinya!
3) Sindiran
- Ambillah kembalai semua yang telah kau berikan padaku!
4) Permintaan / harapan
- Saya haraplamaran saya diterima.
5) Permohonan
- Kami mohon kehadiran Anda tepat waktu.
6) Persilaan
- Hadirin dipersilakan berdiri.
7) Saran
- Menurut hemat saya lebih efisien kalau Bapak memakai motor.
* Teknik merespon perintah
1) Merumuskan kembali dengan kalimat sendiri.
2) Membuat rangka/ bagan/ tabel perintah.
3) Merencanakan kegiatan untuk memenuhi perintah secara verbal atau nonverbal.
4) Mengkonfirmasikan kebenaran rencana kerja.
5) Melaksanakan isi perintah
Kalimat perintah dapat diperhalus dengan menggunakan unsur-unsur berikut :
1. Menggunakan partikel lah, misal: ”Buanglah!” lebih halus daripada ,”Buang!”
2. Menggunakan kata-kata seperti mohon, tolong, sudilah, harap, silakan, hendaknya, sebaiknya, dan sebagainya.
Misal: – Tolong ambilkan kacamata saya!
- Sebaiknya kamu pulang sekarang!
III. Metode Pembelajaran:
Metode Audiolingual  siswa menyimak rekaman “B.1.1D lalu menentukan dua kalimat lanjutan yang koherensi di antara 3 kalimat yang tersedia, kemudian mengungkapkan kembali di depan kelas secara bergantian.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
Pertemuan ketiga
A. Kegiatan Awal :
1) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang materi yang lalu.
2) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dalam pertemuan ini.
B.Kegiatan Inti :
1) Siswa memahami isi modul dengan membuat intisari materi di buku catatannya.
2) Siswa merumuskan kembali isi modul yang mengandung kalimat perintah (secara lisan, maupun tulisan)
C. Kegiatan Akhir : Siswa menyimak rekaman monolog, sambil menuliskan inti perintahnya. Kemudian dibahas bersama-sama dengan dipandu guru.
Pertemuan Keempat
A. Kegiatan Awal: Siswa mengulang kembali pelajaran yang lalu dengan mengungkapkan secara ringkas .
B. Kegiatan Inti :
1) Siswa mendengarkan informasi dari teman yang mendapat perintah guru.
2) Siswa menyampaikan isi informasi yang mengandung perintah kepada temannya secara bergiliran.
3) Siswa mengkonfirmasikan isi perintah yang diterima dari temannya kepada guru
4) Siswa merencanakan apa yang akan dilakukan berdasarkan isi perintah.
C. Kegiatan Evaluasi: Siswa menyimak rekaman monolog, sambil menuliskan inti perintahnya. Kemudian dibahas bersama-sama dengan dipandu guru.
Pertemuan Kelima
A. Kegiatan Awal: Siswa mengulang kembali pelajaran yang lalu dengan mengungkapkan secara ringkas .
B. Kegiatan Inti :
1) Siswa mendengarkan informasi dari rekaman kaset B.1.2.C.
2) Siswa menyebutkan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan isi informasi yang mengandung perintah.
3) Siswa mengkonfirmasikan isi perintah yang diterima kepada teman sebangkunya.
4) Siswa merencanakan apa yang akan dilakukan berdasarkan isi perintah.
5) Siswa melaksanakan isi perintah dengan benar.
C. Kegiatan Evaluasi: Siswa bersama-sama menyimpulkan inti KBM, kemudian mengerjakan evaluasi.
VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar:
- Alat: Tape, kaset rekaman
- Bahan: Brosur petunjuk pemakaian, perawatan atau pembuatan
- Sumber belajar: Modul
VII. Penilaian:
Simak rekaman B.1.2.A, “Petunjuk Mengendarai Motor” sambil menyimak tulislah inti perintahnya!
NO Inti Perintah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kunci Jawaban:
NO Inti Perintah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pedoman Penilaian
Jumlah jawaban betul X 100 = Nilai
Jumlah soal
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Jakarta
Drs, Dedi Dwitagama, MM.,M.Si.
NIP./NRK. 131765462/132471 Jakarta, Juli 2008
Pengajar
Dra. Lilik Musyarofah
NIP/NRK.132130235/133056
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(NO. 2.3)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : XI / 1
Pertemuan ke : 6, 7, 8
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat Madia.
Kompetensi Dasar : 2.3 Memahami perintah kerja tertulis.
Indikator :
1. Menggali informasi yang berkaitan dengan budaya kerja yang berlaku di tempat kerja.
2. Merumuskan perintah kerja tertulis
3. Merencanakan tindak lanjut perintah berdasarkan catatan yang dibuat pada waktu membaca informasi dari perintah kerja tertulis.
4. Membuat bagan/prosedur kerja berdasarkan perintah kerja tertulis.
5. Menginformasikan rencana kegiatan yang akan dilakukan (lisan/tulis) kepada pemberi perintah.
I. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menggali informasi yang berkaitan dengan budaya kerja yang berlaku di tempat kerja.
2. Siswa dapat merumuskan perintah kerja tertulis
3. Siswa dapat merencanakan tindak lanjut perintah berdasarkan catatan yang dibuat pada waktu membaca informasi dari perintah kerja tertulis.
4. Siswa dapat membuat bagan/prosedur kerja berdasarkan perintah kerja tertulis.
5. Siswa dapat menginformasikan rencana kegiatan yang akan dilakukan (lisan/tulis) kepada pemberi perintah.
II. Meteri Ajar:
Dalam dunia kerja terdapat aneka bentuk perintah yang harus dijalankan dan aneka macam aturan yang harus dipatuhi. Di dunia kerja terdapat aturan-aturan yang mengatur tentang ketenagakerjaan, seperti aturan rekruitmen pegawai, sistem penggajian, sistem kenaikan pangkat, mutasi, dsb. Dalam proses produksi, perusahaan juga menetapkan prosedur-prosedur yang harus diikuti, seperti pengoperasian mesin produksi, pengendali kualitas, termasuk sistem pengoperasiannya. Dalam bidang pemasaran, perusahaan juga memiliki kebijakan yang harus dijalankan dan dipatuhi oleh-oleh pihak-pihak yang terkait.
Aturan dan petunjuk di semua aspek kehidupan memang harus ada. Aturan dan petunjuk itu tidak lain juga merupakan perintah yang harus dijalankan oleh pihak-pihak yang terkait dalam rangka mencapai tujuan bersama. Tanpa aturan dan petunjuk untuk dijalankan sebagai pedoman, tujuan bersama tidak akan terwujud.
Agar dapat menjalankan aturan, petunjuk atau perintah dengan baik:
Tahap pertama  kita harus benar-benar memahami aturan, petunjuk atau perintah tersebut dengan pemahaman :
- Dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkenan dengan aturan, petunjuk, atau perintah tersebut.
- Dapat merumuskan kembali secara verbal (dengan kata-kata) dan atau nonverbal (dengan tabel/bagan/skema prosedur kerja).
Tahap Kedua  kita harus merencanakan tindak lanjutnya. Dalam hal ini kita merencanakan apa yang akan kita perbuat untuk menjalankan aturan, petunjuk atau perintah tersebut.
Tahap Ketiga  selanjutnya rencana kerja yang sudah kita buat, perlu kita konfirmasikan kepada atasan untuk mengetahui tepat tidaknya apa yang akan kita lakukan.
Contoh surat yang berisi perintah kerja:
1. Surat perintah
2. Surat Edaran
3. Pengumuman
4. Memo
5. Disposisi
6. Manual
Contoh disposisi :
Rahasia Penting Rutin
No. Agenda : 102/SP/2007……. Tgl. Penyelesaian
Tanggal : 30 Maret 2007
Perihal : Penawaran Bahan Kain
Tanggal : 30 Maret 2007
Asal : PT Darma Tekstil
Instansi/Informasi: Diteruskan kepada:
1. Harap dipelajari 1. Bagian gudang
2. Tanyakan bagian pengadaan barang 2. Biro Umum
3. Jika perlu segera pesan 3. Bagian Keuangan
Jakarta, 30 Maret 2007
Pimpinan,
Suryadi, S. E.
Yang menerima perintah kerja harus menindaklanjuti isi perintah kerja. Prosedur kerja meliputi:
a. Pengaturan pembagian tugas yang jelas dan tegas
b. Pengaturan hubungan kerja sama antarsatuan organisasi
c. Pengaturan tentang garis wewenang dan tanggung jawab
III. Metode Pembelajaran:
Metode Reseptif dan Produktif  Siswa disajikan aneka bentuk perintah kerja tertulis untuk dipahami dan menindaklanjuti perintah tersebut dengan rencana kerja.
Metode Komunikatif  Siswa menyampaikan/mengkonfirmasikan rencana kerja kepada temannya.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
Pertemuan keenam
A. Kegiatan Awal :
1. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru tentang pelajaran lalu “Perintah kerja lisan dalam konteks bekerja”
2. Siswa diberi motivasi dengan cara diberikan contoh-contoh surat yang berisi perintah kerja (memo, disposisi, manual, surat perintah, surat edaran dan pengumuman)
3. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang diberikan oleh guru
B. Kegiatan Inti :
1) Siswa menggali informasi yang berkaiatan dengan budaya kerja yang berlaku di tempat kerja.
2) Siswa disajikan surat lalu diminta merumuskan inti perintah kerja berdasarkan catatan yang dibuat pada waktu membaca informasi dari perintah kerja tertulis.
C. Kegiatan Akhir :
Siswa dapat membuat simpulan isi materi yang diajarkan guru.
Pertemuan ketujuh
A. Kegiatan Awal :
Siswa mengulang pelajaran lalu dengan menyampaikan secara ringkas di depan kelas secara bergantian.
B. Kegiatan Inti :
1) Siswa disajikan surat untuk menindaklanjuti dengan merencanakan isi perintah berdasarkan catatan yang dibuat pada waktu membaca informasi dari perintah kerja tertulis.
2) Siswa membuat bagan/prosedur kerja berdasarkan perintah kerja tertulis.
3) Siswa menginformasikan rencana kegiatan yang akan dilakukan (lisan/tulis) kepada pemberi perintah
C. Kegiatan Akhir :
1) Siswa bersama-sama menyimpulkan isi materi yang diajarkan guru.
Pertemuan kedelapan
A. Kegiatan Awal :
Siswa mengulang pelajaran lalu dengan menyampaikan secara ringkas di depan kelas secara bergantian.
B. Kegiatan Inti :
1) Siswa disajikan surat untuk menindaklanjuti dengan merencanakan isi perintah berdasarkan catatan yang dibuat pada waktu membaca informasi dari perintah kerja tertulis.
2) Siswa membuat bagan/prosedur kerja berdasarkan perintah kerja tertulis.
3) Siswa menginformasikan rencana kegiatan yang akan dilakukan (lisan/tulis) kepada pemberi perintah
4) Siswa melaksanakan perintah kerja sesuai isi perintah.
C. Kegiatan Akhir :
1) Siswa bersama-sama menyimpulkan isi materi yang diajarkan guru.
2) Siswa mengerjakan evaluasi.
V. Alat / Bahan / Sumber Belajar:
- Alat  Chart/LCD/komputer
- Bahan  Contoh-contoh surat yang mengandung isi perintah kerja.
- Sumber belajar  EYD, Tim Depdiknas, Modul Bahasa Indonesia Tk Madia, “Surat Menyurat Resmi Indonesia” karya Lamudin Finosa, dan KBBI
VI. Penilaian:
Pahami isi surat berikut !
PEMERINTAH KOTAMADYA JAKARTA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
SMK MALAHAYATI
Jl. Raya Bogor no. 63 Ciracas Tlp. (021) 8872973
MEMO
Tanggal : 25 Mei 2008
Kepada : Wakasek Bidang SAPRAS U.p. Drs. H. Syauqi Thoriq
Dari : Kepala Sekolah
Isi :
Untuk persiapan UN ( Ujian Nasional ) tanggal 20 – 31 Mei 2006 harap disiapkan :
1) ruang pengawas kapasitas 30 guru
2) ruang ujian kapasitas 183 siswa
3) ruang tempat naskah ujian
Terima kasih.
Kepala Sekolah
TTD
Dra. Puspa gayatri Widiotami
Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan memo di atas !
1. Siapa dan apa jabatan yang membuat memo?
2. Siapa dan apa jabatan yang diberi tugas dalam memo tersebut?
3. Apa kepanjangan “U.p.“ dalam memo tersebut?
4. Buatlah bagan berdasarkan perintah kerja dalam memo tersebut?
5. Jika memo tersebut ditujukan kepada Anda, apa langkah-langkah rencana kerja yang akan Anda lakukan?
Kunci Jawaban
1. Dra. Puspa Gayatri Widiotami. – Kepala Sekolah
2. Drs. Syauqi Thoriq, Wakasek Sarana Prasarana
3. Untuk perhatian
4.
5. Pertama:
- Menyiapkan ruang pengawas yang muat 30 guru
- Menyiapkan ruang ujian dengan kapasitas 183 siswa
- Menyiapkan ruang tempat naskah ujian
Kedua :
Mengkonfirmasikan ruangan tersebut dengan kepala sekolah
Pedoman penilaian:
No. Soal Bobot
1. 10
2. 10
3. 10
4. 40
5. 30
Skor Nilai 100
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 20 Jakarta
Drs, Dedi Dwitagama, MM.,M.Si.
NIP./NRK. 131765462/132471 Jakarta, Juli 2008
Pengajar
Dra. Lilik Musyarofah
NIP/NRK.132130235/133056
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(NO. 2.4)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : XI / 1
Pertemuan ke : 9, 10
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat Madia.
Kompetensi Dasar : 2.4 Membaca untuk memahami makna kata, bentuk kata, ungkapan, dan kalimat dalam konteks bekerja
Indikator :
1. Mengelompokkan kata, bentuk kata, ungkapan, dan kalimat berdasarkan kelas kata dan makna kata
2. Mendaftar kata-kata yang berpotensi memiliki sinonim dan antonim dalam teks bacaan
3. Mengidentifikasi kata (termasuk bentuk kata baru), frasa, kalimat yang dipersoalkan kebenaran/ketepatannya (diterima/ditolak) berdasarkan paradigma/analogi.
4. Mengidentifikasi kata (termasuk bentuk kata baru), frasa, kalimat yang dipersoalkan kebenaran/ketepatannya (diterima/ditolak) berdasarkan kaidah atau kelaziman
I..Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat mengelompokkan kata, bentuk kata, ungkapan, dan kalimat berdasarkan kelas kata dan makna kata
2. Siswa dapat mendaftar kata-kata yang berpotensi memiliki sinonim dan antonim dalam teks bacaan
3. Siswa dapat mengidentifikasi kata (termasuk bentuk kata baru), frasa, kalimat yang dipersoalkan kebenaran/ketepatannya (diterima/ditolak) berdasarkan paradigma/analogi.
4. Siswa dapat mengidentifikasi kata (termasuk bentuk kata baru), frasa, kalimat yang dipersoalkan kebenaran/ketepatannya (diterima/ditolak) berdasarkan kaidah atau kelaziman
5. Siswa dapat mengartikan makna kata sesuai dengan teks.
II. Meteri Ajar:
Kata-kata dalam bahasa Indonesia dikelompokkan berdasarkan: kelas kata, bentuk kata dan makna kata.
1. Pengelompokan kata berdasarkan kelas kata:
(1) Kata kerja (verba), (2) Kata benda (nomina), (3) Kata sifat (adjektiva), dan (4) Kata keterangan (adverbia), dan (5) Kata tugas meliputi kata depan (preposisi), kata sambung (konjungsi), dan partikel.
2. Pengelompokan kata berdasarkan bentuk kata:
(1) Kata dasar, (2) Kata berimbuhan, (3) Kata ulang, dan (4) Kata majemuk.
Setiap kata yang menjadi dasar pembentukan kata baru (kata turunan) disebut kata dasar. Kata turunan yang diturunkan dari kata dasar bisa berupa:
- Kata berimbuhan (dibentuk dengan menambahkan imbuhan atau afiks ke kata dasarnya)
- Kata ulang (dibentuk dengan mengulang kata dasarnya).
- Kata majemuk (dibentuk dengan memadukan dua kata dasar atau lebih).
2. Pengelompokan berdasarkan makna kata:
(1) Makna leksikal (makna kata secara lepas/menurut kamus),
(2)Makna kontekstual (makna kata yang ditentukan oleh hubungannya dengan kata yang lain),
(3) Makna gramatikal/struktural lazim juga disebut nosi (makna setelah mendapatkan imbuhan/afiksasi),
(4) Makna denotatif (makna harfiah),
(5) Makna konotatif (makna kias/tautan).
Dalam kaitannya dengan penggunaan makna kata kita mengenal sinonim dan antonim. Sinonim mengacu ke persamaan atau kemiripan makna, sedangkan antonim mengacu ke pertentangan atau oposisi makna, bukan ingkaran (negasi) makna yang dinyatakan dengan kata tidak atau bukan.
Dalam proses perkembangan bahasa Indonesia mengalami banyak penambahan kosakata. Penambahan kosakata ini disebabkan adanya proses asimilasi dan adaptasi dari kosakata asing. Selain itu juga karena hasil bentukan kata yang muncul berdasarkan paradigma dan proses analogi. Paradigma artinya mengikuti pola atau contoh yang sudah ada. Analogi artinya dengan membandingkan pola yang sudah ada.
Contoh pembentukan kata baru berdasarkan paradigma/analogi:
Jika proses di atas dikenakan pada kata lain dan menghasilkan bentukan serta makna yang sama, maka proses pembentukan kata di atas disebut pola pembentukan berdasarkan paradigma atau analogi.
Contoh pembentukan yang dipengaruhi oleh imbuhan asing, misalnya :
1. swa : swalayan, swaeseran, sembada.
2. –isasi : industrialisasi, modernisasi.
3. –al : industrial, kolonial.
4. –is : analisis, egois.
5. pasca : pascapanen, pascasarjana
Pergeseran makna, terjadi karena perkembangan ilmu, teknologi dan budaya masyarakat pemakainya. Pergeseran makan dapat bersifat: meluas, menyempit, konotasi positif/negatif, asosiasi dan pertukaran penginderaan.
A. Meluas, artinya cakupan makna kata sekarang lebih luas daripada makna duhulu.
Contoh: bapak, ibu, saudara, adik, kakak
B. Menyempit: Cakupan makna sekarang lebih sempit daripada makna dahulu.
Contoh: sarjana, sastra
C. Ameliorasi, pergeseran makna yang kini memiliki nilai rasa lebih baik atau lebih terhormat.
Contoh:pramuwisma, pramuniaga, tunaaksara, tunasusila, tunanetra, lebih terhormat bila dibanding, pembantu, pelayan toko, buta huruf, pelacur, dan buta.
D. Peyorasi, kebalikan dari ameliorasi, pergeseran makna kata yang terkesan kurang sopan atau kurang terhormat.
Contoh:- mantan pejabat bergeser menjadi bekas pejabat
- perempuan bergeser menjadi wanita
E. Sinestesia, pergeseran makna kata karena adanya penginderaan yang dipertukarkan.
Contoh: – Banyak orang yang tersinggung karena mendengar kata-katanya yang pedas.
- Kedatangan artis ibukota mendapat sambutan dingin dari penonton.
III. Metode Pembelajaran:
Metode Reseptif dan Produktif
Metode Komunikatif
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
Pertemuan kesembilan
E. Kegiatan Awal : Siswa mendengarkan penjelasan guru mengulang pelajaran lalu dengan aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan guru.
B. Kegiatan Inti : Siswa disajikan aneka bentuk wacana untuk dipahami dan menindaklanjuti wacana tersebut dengan :
1) Siswa mengelompokkan kata, bentuk kata, ungkapan, dan kalimat berdasarkan kelas kata dan makna kata
2) Siswa mendaftar kata-kata yang berpotensi memiliki sinonim dan antonim dalam teks bacaan
C. Kegiatan Akhir : Siswa menyampaikan / mengkonfirmasikan hasilnya kepada temannya.
Pertemuan ke sepuluh
A. Kegiatan Awal : Siswa mendengarkan penjelasan guru mengulang pelajaran lalu dengan aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan guru.
B. Kegiatan Inti :
1) Siswa disajikan aneka bentuk wacana untuk dipahami dan menindaklanjuti wacana tersebut.
2) Siswa dapat mengidentifikasi kata (termasuk bentuk kata baru), frasa, kalimat yang dipersoalkan kebenaran/ketepatannya (diterima/ditolak) berdasarkan paradigma/analogi.
3) Siswa dapat mengartikan makna kata sesuai dengan teks.
C. Kegiatan Akhir : Siswa mengerjakan evaluasi
V. Alat / Bahan / Sumber Belajar:
- Alat: Chart, bagan
- Bahan: Contoh-contoh wacana
- Sumber Belajar: Modul Bahasa Indonesia Tk Madia, EYD, Tim Depdiknas, Kamus Idiom, KBBI
VI. Penilaian:
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Pada waktu istirahat, Pak Hidayat memanggil Sapri ke kantornya.
Kata kerja pada kalimat di atas adalah ….
a. Istirahat d. Ke kantornya
b. Memanggil e. Pak Hidayat dan Sapri
c. Sapri
2. Saya kebingungan pagi ini, Ayah belum pulang dari Surabaya.
Kata keterangan pada kalimat di atas adalah ….
a. Kebingungan d. menjual
b. Saya dan ayah e. buah-buahan
c. Pagi ini dan Surabaya
3. Pasangan kata berikut yang tergolong sinonim ádalah ….
a. besar kecil d. suami istri
b. mati hidup e. suka duka
c. sudah telah
4. Pasangan berikut yang bukan tergolong antonim adalah ….
a. tua muda d. emas perak
b. berakhir selesai e. Tinggi rendah
c. panjang pendek
5. Kalimat berikut yang bermakna konotatif adalah….
a. PT Sukses mengajukan kerja sama dengan PT Bank BNI selama 3 tahun.
b. Karyawan perusahan itu selalu bekerja dengan giat.
c. Pergantian pimpinan baru membawa angin segar dalam perusahaan tersebut.
d. Pemimpin perusahaan ”Rahma” sedang mengadakan pertemuan dengan karyawannya.
e. Kantor itu sangat bersih dan rapi penataannya.
6. Kalimat berikut yang bermakna denotatif adalah ….
a. Perusahaan itu sedang pailit, sehingga banyak karyawan yang di PHK.
b. Jatuh bangunnya perusahaan itu menjadi sorotan publik.
c. Ayahnya membanting tulang di PT berdikari untuk mencukupi kehidupan keluarganya.
d. Kursi direktor sedang diperebutkan oleh orang-orang yang berkompeten.
e. Kursi direktor di kantor kami terbuat dari kayu jati.
7. kata-kata di bawah ini yang mengalami pergeseran makna meluas adalah ….
a. kembang d. pendeta
b. berlayar e. sarjana
c. bapak
8. Kalimat di bawah ini yang menggunakan kata yang mengalami perubahan makna peyorasi adalah ….
a. Dalam hal bernegosiasi dialah pakarnya.
b. Setelah mendapatkan kartu merah tiga kali berturut-turut, pemain itu diskors.
c. Wisatawan dari Jepang diantar oleh pemandu wisata yang telah berpengalaman.
d. Setelah tamat dari sekolah,ia bekerja sebagai pramuniaga di toko Roma.
e. Kemarin gelandangan dan pengemis yang berkeliaran di kota dirazia oleh petugas penertiban.
9. Karyawan sebagai mitra kerja perusahaan harus diperhatikan kesejahteraannya.
Kata bercetak tebal dalam kalimat di atas mengalami perubahan makna….
a. peyorasi d. meluas
b. ameliorasi e. menyempit
c. sinestasia
10. Kalimat di bawah ini yang menggunakan kata yang mengalami perubahan makna ameliorasi adalah ….
a. Anak-anak tunarungu ditampung di SLB.
b. Banyak orang tersinggung mendengar kata-katanya yang pedas.
c. Sejak pindah ke tempat basah, tampak perubahan gaya hidupnya.
d. Sarjana sekarang bidang pekerjaannya lebih khusus dibandingkan sarjana zaman dahulu.
e. Suaranya lembut sewaktu menyanyikan ”Tenda Biru”.
B. Tentukan perubahan makna kata yang terjadi (amelioratif, petoratif, atau sinestesia)
1. Pidatonya terasa hambar.
2. Jangan hanya membeo saja.
3. Begitu saja tidak becus.
4. Yanto memang kurang mampu berpikir
5. Pencuri
Kunci jawaban
1. b 2. c 3. c 4. b 5. c 6. e 7. c 8. e 9. b 10. a
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Jakarta
Drs, Dedi Dwitagama, MM.,M.Si.
NIP./NRK. 131765462/132471 Jakarta, Juli 2008
Pengajar
Dra. Lilik Musyarofah
NIP/NRK.132130235/133056
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(NO. 2.5)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : XI / 2
Pertemuan ke : 11, 12, 13
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat Madia.
Kompetensi Dasar : 2.5 Menggunakan secara lisan kalimat tanya/pertanyaan dalam konteks bekerja
Indikator :
1. Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan topik pembicaraan untuk menggali informasi secara santun
2. Mengajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban ya atau tidak sesuai dengan situasi komunikasi dalam bekerja
3. Menggunakan pertanyaan retorik sesuai dengan situasi komunikasi dalam bekerja
4. Mengajukan pertanyaan secara tersamar untuk memohon, meminta, menyuruh, mengajak, merayu, menyindir, meyakinkan, menyetujui, atau menyanggah sesuai dengan situasi komunikasi dalam bekerja
I. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan topik pembicaraan untuk menggali informasi secara santun
2. Siswa dapat mengajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban ya atau tidak sesuai dengan situasi komunikasi dalam bekerja
3. Sisawa dapat menggunakan pertanyaan retorik sesuai dengan situasi komunikasi dalam bekerja
4. Siswa dapat mengajukan pertanyaan secara tersamar untuk memohon, meminta, menyuruh, mengajak, merayu, menyindir, meyakinkan, menyetujui, atau menyanggah sesuai dengan situasi komunikasi dalam bekerja
II. Materi ajar :
Santun Bertanya
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan kepada lawan bicara:
a. Ajukan pertanyaan yang betul-betul memerlukan informasi dari lawan bicara.
b. Jangan memotong jawaban lawan bicara.
c. Hindarilah pertanyaan yang menyinggung urusan pribadi lawan bicara anda.
d. Gunakan kalimat yang santun yang menyenangkan lawan bicara anda.
e. Jagalah hubungan batin yang baik dengan narasumber/lawan bicara
Ragam kalimat tanya yang sering dipakai dalam konteks bekerja:
a. Menggali informasi
b. Klarifikasi/konfirmasi
c. Retorik
d. Tersamar
III. Metode Pembelajaran:
Metode Reseptif dan Produktif
Metode Komunikatif
Metode bermain peran
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
Pertemuan Ke sebelas
A. Kegiatan Awal :
1) Siswa yang ditunjuk guru menjelaskan pelajaran yang lalu secara bergantian.
2) Siswa diberi motivasi tentang tujuan kompetensi dasar yang akan dipelajari telah dipelajari di kelas X
B. Kegiatan Inti :
1. Siswa yang duduk sebelah kanan diminta untuk membaca isi modul tentang kalimat Tanya.
2. Siswa yang duduk sebelah kiri mengali informasi tentang kalimat Tanya kepada teman sebelahnya.
3. Siswa menuliskan informasi yang di dapat di buku tulisnya masing-masing.
C. Kegiatan Akhir : Siswa menyampaikan / mengkonfirmasikan hasilnya kepada temannya.
Pertemuan Ke dua belas
A. Kegiatan Awal
Siswa yang ditunjuk guru menyampaikan hasil pelajaran yang lalu kepada temannya
B. Kegiatan Inti
1) Siswa bermain peran dalam lingkungan kantor, membuat kalimat tanya yang memerlukan jawaban ya atau tidak sesuai dengan situasi komunikasi dalam bekerja
2) Siwa menggunakan pertanyaan retorik sesuai dengan situasi komunikasi dalam bekerja
C. Kegiatan Akhir
Siswa mengerjakan evaluasi dalam modul
Pertemuan Ke tiga belas
A. Kegiatan Awal
Siswa yang ditunjuk guru menyampaikan hasil pelajaran yang lalu kepada temannya
B. Kegiatan Inti
1) Siswa berkelompok bermain peran dalam lingkungan kerja, mengajukan pertanyaan secara tersamar untuk memohon, meminta, menyuruh, mengajak, merayu, menyindir, meyakinkan, menyetujui, atau menyanggah sesuai dengan situasi komunikasi dalam bekerja
2) Kelompok siswa yang lain mengomentari penggunaan kalimat Tanya yang diucapkan temannya.
C. Kegiatan Akhir
Siswa mengerjakan evaluasi dalam modul
Pertemuan ke empat belas
A. Kegiatan Awal
1) Siswa yang ditunjuk guru menyampaikan hasil pelajaran yang lalu kepada temannya.
2) Siswa diingatkan kembali tentang langkah-langkah mengadakan wawancara
B. Kegiatan Inti
1) Siswa dibagi 8 kelompok untuk melakukan praktek menggunakan kalimat Tanya dalam kegiatan wawancara.
2) Siswa diminta memilih salah satu tema berikut untuk kegiatan wawancara
- Uji Kompetensi
- Prakerin
- Program Keahlian
3) Siswa membuat daftar pertanyaan yang berhubungan dengan tema yang dipilih
4) Siswa menentukan narasumber yang sesuai dengan tema wawancara.
5) Siswa mengadakan kegiatan wawancara dengan nara sumber yang dipilih
C. Kegiatan Akhir
Siswa melaporkan hasil wawancara dalam bentuk laporan karya tulis kepada guru.
-
V. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
- Alat : Komputer, LCD
- Bahan: Contoh-contoh wacana/artikel
- Sumber: Modul Bahasa Indonesia Tk Madia, EYD, Tim Depdiknas, Kamus Idiom, KBBI
VI. Penilaian :
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Kalimat Tanya yang tidak memerlukan jawaban karena sebetulnya penanya sudah mengetahui jawabnya disebut kalimat Tanya ………
a. klarifikasi d. informatif
b. retorik e. konfirmasi
c. tersamar
2. Kalimat Tanya yang dapat dijawab dengan singkat ya atau tidak
a. klarifikasi d. informatif
b. retorik e. konfirmasi
c. tersamar
3. Bersediakah Ibu menerima saya sebagai karyawan di perusahaan ini?
Pertanyaan diatas bertujuan ………..
a. memohon d. merayu
b. menyindir e. memuja
c. menyuruh
3. Contoh kalimat tanya tersamar yang tujuannya menyindir adalah………….
a. Hal itu tidak perlu dibahas lagi, bukan ?
b. Boleh saja, kapan akan kamu ambil?
c. Maukah kamu mengantar saya ke sekolah?
d. Apakah tidak malu mengambil uang yang telah kau berikan kepada adikmu?
e. Apakah benar kamu kemarin ke Pasar Senen?
f.
4. Apakah keberadaan warung lesehan di trotoar itu sesuai dengan peraturan daerah?
Pertanyaan di atas lebih tepat ditujukan kepada……
a. konsumen d. Kepala desa setempat
b. pejabat e. Pejabat pemerintah kota
c. pedagang lesehan
5. Dalam wawancara tentang narkoba, pertanyaan yang paling tepat ditujukan kepada bekas pecandu narkoba adalah ……..
a. Saya minta kamu jujur, darimana kamu mendapatkan barang haram ini?
b. Bagaimana hasil tes urinnya, apakah ia positif pemakai?
c. Apa pesan Anda untuk mereka yang belum pernah mengenal narkoba?
d. Berapa biaya yang dihabiskan untuk rehabilitasi di panti itu?
e. Siapa yang mengenalkanmu dengan narkoba?
6. Apa saran untuk pemuda-pemuda yang masih menganggur?
(Dalam wawancara tentang kewirausahaan) pertanyaan di atas paling tepat diajukan kepada……
a. penganggur d. pengemis
b. siswa SMK e. pejabat
c. wirausahawan
7. Ya, ada dan kepada semua siswa telah dibacakan tata tertib itu.
Kalimat di atas merupakan jawaban atas pertanyaan…
a. Apa hukuman atau sanksi bagi siswa yang merokok di sekolah?
b. Apakah ada tata tertib yang melarang siswa merokok di sekolah ini?
c. Apakah ada diantara siswa yang berani melanggar larangan merokok di sekolah?
d. Mengapa masih ada siswa yang merasa bangga kalau bisa merokok?
e. Apakah ada siswa SMK Negeri 3 yang merokok disekolah?
8. Jangan sampai kita bertengkar hanya karena masalah sepele,
Kalimat tanya retorik berikut semaksud dengan pertanyaan di atas, kecuali …..
a. Apakah kita akan bertengkar hanya karena masalah sepele?
b. Memalukan bukan , bertengkar hanya karena masalah sepele?
c. Apakah tidak malu kalau sampai kita bertengkar hanya karena masalah sepele?
d. Tidak adakah cara untuk menyelesaikan masalah selain bertengkar?
e. Apakah kamu akan bertengkar terus?
9. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan kepada lawan bicara, kecuali …
f. Ajukan pertanyaan yang betul-betul memerlukan informasi dari lawan bicara.
g. Jangan memotong jawaban lawan bicara.
h. Kejarlah jawaban yang anda inginkan dengan menekan lawan bicara anda.
i. Hindarilah pertanyaan yang menyinggung urusan pribadi lawan bicara anda.
j. Gunakan kalimat yang santun yang menyenangkan lawan bicara anda.
B. Jawablah dengan singkat pertanyaan berikut!
Buatlah dialog dalam lingkungan kerja dengan menerapkan macam kalimat tanya!
Kunci Jawaban
A. 1. B, 2. A, 3. A, 4. A, 5. D, 6. E 7. C 8. C, 9. B 10. C
B. Jawaban ada pada siswa.
Pedoman Penilaian
A. Jumlah jawaban betul X 100 = Nilai
Jumlah soal
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Jakarta
Drs, Dedi Dwitagama, MM.,M.Si.
NIP./NRK. 131765462/132471 Jakarta, Juli 2008
Pengajar
Dra. Lilik Musyarofah
NIP/NRK.132130235/133056
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP – NO 2.6)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/.3
Pertemuan Ke- : 15, 16
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
Standar Kompetensi : 2. Berkomunikasi dengan bahasa indonesia setara tingkat Madia
Kompetensi Dasar : 2.6 Membuat parafrasa lisan dalam konteks bekerja
Indikator :
1. Informasi secara lisan dari hal yang telah dibaca diparafrasakan dengan menggunakan bahasa sendiri.
2. Informasi secara lisan dari hal yang sudah didengar diparafrasakan dengan menggunakan bahasa sendiri sendiri.
I. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian parafrasa.
2. Siswa dapat memparafrasakan informasi secara lisan dari hal yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri.
3. Siswa dapat memparafrasakan informasi secara lisan dari hal yang sudah didengar dengan menggunakan bahasa sendiri.
II. Materi Ajar :
1. Pengertian parafrasa
2. Teknik menyusun parafrasa
3. Teknik menyampaikan parafrasa secara lisan
III. Metode Pembelajaran :
1. Penugasan
2. Pelatihan
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke lima belas
A. Kegiatan Awal :
1. Siswa menjawab pertanyaan tentang parafrasa.
2. Siswa menyimak informasi tujuan pembelajaran parafrasa
B. Kegiatan Inti :
1. Siswa mendapat informasi tentang parafrasa, cara membuat parafrasa tulisan, parafrasa lisan
1. Siswa membaca petunjuk kerja.
2. Siswa dapat mengalisis isi petunjuk kerja.
3. Siswa menyampaikan parafrasa secara lisan dengan sikap yang santun sesuai dengan petunjuk kerja yang telah dibaca.
C.Kegiatan Akhir :
1. Siswa menyimpulkan tentang parafrasa sesuai petunjuk kerja yang telah dibaca.
Pertemuan Ke enam belas
A. Kegiatan Awal
1. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang materi pertemuan sebelumnya tentang parafrasa.
B. Kegiatan Inti
1. Siswa menyimak perintah kerja
2. Siswa menganalisis isi perintah kerja
3. Siswa menyampaikan parafrasa secara lisan dengan sikap yang santun sesuai dengan perintah kerja yang disimak.
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa menyimpulkan tentang parafrasa sesuai petunjuk kerja yang telah disimak .
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
- Alat : Tape recorder
- Bahan : Teks perintah kerja, kaset yang berisi perintah kerja
- Sumber belajar : Modul bahasa indonesia. The Madia Akhadiah S (1994) Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia
Prastowo,Wahyu.(2007) Bahasa Indonesia 2 , Arya Duta.
Tim Bahasa dan Sastra Indonesia, (2007) Bahasa dan Indonesia Kls. XI. Galaxy Puspa Mega.
VI. Penilaian
Jenis Tes : – Tertulis Bentuk Tes : – Uraian
Contoh Soal:
Jawablah pertanyaan berikut ini secara jelas dan singkat!
1. Jelaskan apa yang dimaksud parafrasa!
2. Sebutkan teknik membuat parafrasa!
3. Sebutkan pola-pola penyampaian parafrasa secara lisan!
4. Apa yang dimaksud penyajian dengan pola proses!
5. Apa yang harus dipertahankan dalam membuat parafrasa dari sebuah
wacana.
Kunci Jawaban:
1. Parafrasa adalah penguraian kembali suatu teks atau karangan dalam
bentuk atau susun kata yang lain dengan maksud dapat menjelaskan
makna yang tersembunyi.
2. Teknik membuat parafrasa:
a. Menemukan kata kunci yang maknanya hampir sama.
b. Mengubah bentuk kalimat asal dengan kalimat yang susunan atau
polanya berbeda tanpa mengubah maksud.
c. Mengubah bentuk metaforis, ungkapan, dan majas ke bentuk lain
yang pengertiannya sama.
d. Mengubah bentuk wacana atau teks menjadi uraian lebih pendek
berupa ringkasan atau rangkuman
3. Pola penyampaian parafrasa secara lisan adalah:
a. Pola Urutan/kronologis
b. Pola Sebab-akibat
c. Pola Contoh
d. Pola Proses
4. Penyajian dengan pola proses adalah penyajian dengan menunjukkan
sesuatu atau cara kerja, langkah-langkah kerja atau tahapan pelaksanaan.
5. Yang harus dipertahankan dalam membuat parafrasa wacana adalah
gagasan pokok
Jenis Tes : – Perbuatan
Contoh Soal :
Parafrasakan secara lisan petunjuk kerja berdasarkan pola
urutan/kronologis dari rekaman berikut ini!
Format penilaian (Teknik Skoring)
No Aspek yang Dinilai Skor
1 2 3 4
1 Ketepatan isi
2 Urutan Waktu
3 Kata Kunci
4 Ejaan
5 Intonasi
Skor maksimum 20 (5×4)
Ket :
Kolom skor diisi dengan angka sebagai berikut:
- Skor 4 sangat sesuai
- Skor 3 sesuai
- Skor 2 kurang sesuai
- Skor 1 tidak sesuai
Penilaian Maksimum
Skor Perolehan X 100 = Nilai yang dipereoleh
Skor Maksimum
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Jakarta
Drs, Dedi Dwitagama, MM.,M.Si.
NIP./NRK. 131765462/132471 Jakarta, Juli 2008
Pengajar
Dra. Lilik Musyarofah
NIP/NRK.132130235/133056
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP – NO. 2.7)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/.3
Pertemuan Ke- : 17,18, dan 19
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Standar Kompetensi : 2. Berkomunikasi dengan bahasa indonesia setara tingkat Madia
Kompetensi Dasar : 2.7 Menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi
Indikator :
1. Kata, bentuk kata dan ungkapan dikomunikasikan dengan santun
2. Pola gilir dalam berkomunikasi diterapkan secara efektif.
I Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa berkomunikasi menggunakan kata, bentuk kata dan ungkapan dengan santun
2. Siswa dapat menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi secara efektif
I. Materi Ajar
1. Informasi tentang penggunaan kata, bentuk kata, dan ungkapan dalam berkomunikasi :
2. Informasi tentang pola gilir dalam berkomunikasi
3. Penerapan pola gilir dalam diskusi
III. Metode Pembelajaran :
1. Tanya Jawab
2. Diskusi
3. Penugasan
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke tujuh belas
A. Kegiatan Awal :
1. Siswa mendapat informasi tentang
pola gilir dalam berkomunikasi.
2. Siswa membentuk kelompok – kelompok diskusi
3. Siswa mendapat topik untuk bahan diskusi
B. Kegiatan Inti :
1. Masing-masing kelompok melaksanakan diskusi kelas dengan menggunakan / menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi.
C.Kegiatan Akhir :
1. Siswa membuat kesimpulan hasil diskusi kelompok
Pertemuan Ke delapan belas
A. Kegiatan Awal
1. Siswa menguraikan kembali tentang pola gilir dalam berkomunikasi.
2. Siswa mengungkapkan kendala dalam pelaksanaan diskusi kelompok
B. Kegiatan Inti
1. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
2. Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil persentasi kelompok yang tampil.
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa menyusun hasil diskusi kelas
Pertemuan Ke sembilan belas
A. Kegiatan Awal
1) Siswa menguraikan kembali tentang pola gilir dalam berkomunikasi.
2) Siswa mengungkapkan kendala dalam pelaksanaan diskusi kelompok
D. Kegiatan Inti
1) Siswa melanjutkan mempresentasikan hasil diskusi
2) Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil persentasi
kelompok yang tampil.
E. Kegiatan Akhir
A. Siswa menyusun hasil diskusi kelas
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
- Alat : – OHP
- Sumber belajar : – Parera.J.D ( 1998 ). Belajar Menggunakan Pendapat
- Surat Kabar
VI. Penilaian :
- Jenis tes : perbuatan
Format Penilaian Pelaksanaan Diskusi
No Nama Peserta Aspek yang Dinilai
Didik Penguasaan topik Inisiatif Kerjasama Komunikatif Keterangan
1 Baik = skor 3
2 Cukup = skor 2
3 Kurang = skor 1
Jumlah skor maksimal 12
Pedoman penskoran
Skor perolehan X 100 = Nilai yang diperoleh
Skor maksimum
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Jakarta
Drs, Dedi Dwitagama, MM.,M.Si.
NIP./NRK. 131765462/132471 Jakarta, Juli 2008
Pengajar
Dra. Lilik Musyarofah
NIP/NRK.132130235/133056
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP – NO. 2.8)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/.4
Pertemuan Ke- : 1, 2
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
Standar Kompetensi : 2. Berkomunikasi dengan bahasa indonesia setara tingkat Madia
Kompetensi Dasar : 2.8 Bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks kerja.
Indikator :
1. Kalimat untuk memulai / mengakhiri suatu pembicaraan baik formal maupun non formal secara efektif digunakan.
2. Pola gilir percakapan secara aktif untuk keperluan mengajukan pertanyaan, tanggapan pendapat atau menyatakan penghargaan diterapkan
3. Topik pembicaraan ( topik switching ) secara halus dengan mengggunakan ungkapan yang tepat dialihkan.
4. Menyatakan pendapat yang berbeda secara halus dan santun tanpa menimbulkan konflik.
I. Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menggunakan kalimat untuk memulai atau mengakhiri uatu pembicaraan baik formal maupun non formal secara efektif
2. Peserta didik dapat menerapkan pola gilir percakapan secara aktif untuk keperluan mengajukan pertaanyaan, tanggapan, pendapat.
3. Peserta didik dapat mengalihkan topik pembicaraan ( topik switching ) secara halus dengan menggunakan ungkapan yang tepat.
4. Peserta didik dapat menyatakan pendapat yang berbeda dan santun tanpa menimbulkan konflik.
II. Materi Ajar :
1. Etika dan Norma Konversasi
2. Contoh kalimat efektif
3. Kata/ ungkapan yang bernuansa konflik
4. Contoh dialog / percakapan sesuai dengan konteks lingkungan kerja.
III. Metode Pembelajaran :
1. Diskusi
2. Pelatihan
3. Simulasi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal :
1. Siswa membentuk kelompok dengan cara menyebutkan nomor ganjil dan genap.
2. Siswa menyimak contoh dialog yang diperdengarkan.
B. Kegiatan Inti :
1. Siswa merencanakan desain percakapan sesuai dengan konteks lingkungan kerja.
2. Setiap kelompok melakukan percakapan sesuai dengan desain yang dibuatnya.
3. Siswa mengungkapkan gagasan, tanggapan, pendapat dan penghargaan dengan menggunakan pola gilir.
4. Siswa mengalihkan topik pembicaran secara halus dan santun dengan menggunakan ungkapan yang tepat.
5. Mengungkapkan gagasan pendapat dan pandangan yang berbeda dengan tetap menjaga keberlangsungan dan kenyamanan berkomunikasi.
C.Kegiatan Akhir :
1. Siswa mengumpulkan kesimpulan hasil percakapan.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
- Alat : -
- Bahan : Rekaman contoh dialog / percakapan sesuai
dengan konteks lingkungan kerja.
- Sumber belajar : – Modul Bahasa Indonesia. The Madia
Pavera JD ( 1998 ) Belajar Mengemukakan Pendapat
- Prastowo,Wahyu.(2007) Bahasa Indonesia 2 , Arya Duta.
- Tim Bahasa dan Sastra Indonesia, (2007) Bahasa dan Indonesia Kls. XI. Galaxy Puspa Mega.
VI. Penilaian : – Jenis tes : Perbuatan
Perintah kerja siswa !
1. Lakukanlah simulasi percakapan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja !
2. Perhatikan tata cara pengungkapan gagasan, tanggapan, pendapat dan penghargaan yang halus dan santun !
Format Penilaian Simulasi
No Nama Peserta Aspek yang Dinilai
Didik Pengungkapan gagasan Pengungkapan tanggapan Pengungkapan penghargaan Kerja sama Keterangan
1 Baik = skor 3
2 Cukup = skor 2
3 Kurang = skor 1
Jumlah skor maksimal 12
Pedoman penskoran
Skor perolehan X 100 = Nilai yang diperoleh
Skor maksimum
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Jakarta
Drs, Dedi Dwitagama, MM.,M.Si.
NIP./NRK. 131765462/132471 Jakarta, Juli 2008
Pengajar
Dra. Lilik Musyarofah
NIP/NRK.132130235/133056
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP – NO. 2.9)
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar :
:
:
:
:
:
Bahasa Indonesia
XI / 4
3, 4, 5
6 x 45 menit (3 X pertemuan)
Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara
tingkat Madia.
2.9 Berdiskusi yang bermakna dalam konteks bekerja
Indikator :
1. Menyampaikan gagasan yang tepat dengan topik diskusi
2. Menyanggah pendapat tanpa menimbulkan konflik dalam suatu forum diskusi dengan santun dan ekspresif
3. Menyampaikan argumentasi terhadap topik diskusi yang dibicarakan
4. Menghargai mitra bicara yang menyampaikan argumen terhadp topik diskusi
5. Menyusun simpulan berdasarkan fakta, data, dan opini dari hasil diskusi dengan tepat
6. Membuat laporan diskusi
7. Membuat notula
I. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam diskusi
2. Siswa dapat mengemukakan pihak yang terkait dalam diskusi
3. Siswa dapat menyebutkan tugas-tugas pihak yang terkait dalam diskusi
4. Siswa dapat menyampaikan gagasan yang tepat dengan topik diskusi
5. Siswa dapat Menyanggah pendapat tanpa menimbulkan konflik dalam suatu forum diskusi dengan santun dan ekspresif
6. Siswa dapat menyampaikan argumentasi terhadap topikdiskusi yang dibicarakan
7. Siswa dapat menghargai mitra bicara yang menyampaikan argumen terhadap topik diskusi
8. Siswa dapat menyusun simpulan berdasarkan fakta, data, dan opini dengan tepat
9. Siswa dapat membuat laporan diskusi
10. Siswa dapat menulis notula
II. Materi ajar :
• Teknik atau cara berdiskusi
• Contoh teks berdiskusi
• Contoh rekaman diskusi
• Contoh laporan diskusi
• Susunan isi notula rapat
III. Metode Pembelajaran :
• Metode Reseptif dan Produktif
• Metode Komunikatif
• Metode demontrasi
• Metode diskusi
• Penugasan
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A.Kegiatan Awal :
1) Siswa bergantian menerangkan pelajaran lalu di depan teman-temannya tentang teknik berkomunikasi dengan menerapkan pola gilir
B. Kegiatan Inti :
• Guru membagi kelas atas dua kelompok (penyanggah dan pendukung)
• Setiap kelompok diberikan permasalahan yang sama
• Kelompok yang satu menyampaikan gagasan yang relevan/mendukung
• Kelompok yang lain menyampaikan sanggahan-sanggahan dengan argumentasi yang kuat dengan cara yang santun
• Siswa menyampaikan simpulan dengan tepat atas dasar fakta dan opini
C.Kegiatan Akhir : Guru mengadakan penilaian
V. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
- Tarigan,H.G. (1984). Keterampilan Berbicara
- Parera,J.D. (1988).Belajar Mengemukakan Pendapat
- Modul Bahasa Indonesia Tk Madia
VI. Penilaian :
Jenis tes:
* lisan
* tulis
* perbuatan
Bentuk tes:
* objektif
* uraian
Butir soal :
a. Sebutkan dengan sistematis isi notula rapat
b. Penilaian proses diskusi
c. Penilaian laporan hasil diskusi
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Jakarta
Drs, Dedi Dwitagama, MM.,M.Si.
NIP./NRK. 131765462/132471 Jakarta, Juli 2008
Pengajar
Dra. Lilik Musyarofah
NIP/NRK.132130235/133056
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP – NO. 2.10)
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar :
:
:
:
:
:
Bahasa Indonesia
XI / 4
6, 7, 8
6 x 45 menit (3 X pertemuan)
Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara
tingkat Madia.
2.10 Bernegosiasi yang menghasilkan dalam konteks bekerja
Indikator :
1. Mengemukakan ide yang menarik dengan santun sesuai dengan topik bahasan.
2. Menyanggah dengan santun dan tetap menghargai pendapat mitra bicara.
3. Meyakinkan mitra bicara untuk menyepakati ide yang dikemukakan.
I. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu mengemukakan ide yang menarik dengan santun sesuai dengan topik bahasan.
2. Siswa mampu menyanggah dengan santun dan tetap menghargai pendapat mitra bicara.
3. Siswa mampu meyakinkan mitra bicara untuk menyepakati ide yang dikemukakan.
4. Siswa dapat bernegosiasi yang menghasilkan dalam konteks bekerja
II. Materi ajar :
1. Program kegiatan dalam lingkungan kerja/proposal
2. Kiat efektif menyanggah
3. Bernegosiasi dengan mitra bicara dengan santun
4. Kiat efektif untuk meyakinkan mitra bicara
III. Metode Pembelajaran :
 Metode penugasan
 Metode tanya jawab
 Metode demontrasi
 Metode diskusi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal :
Apersepsi
1) Siswa mengulang pelajaran lalu dengan tanya jawab dengan temannya secara bergantian mengenai kompetensi dasar berdiskusi yang bermakna dalam konteks bekerja.
B. Kegiatan Inti :
Pertemuan pertama
1) Siswa menyimak dialog yang beirsi permasalahan yang dapat dinegosiasi
2) Siswa aktif menyampaikan pendapat mengenai isi permasalahan yang terdapat dalam dialog tersebut
Pertemuan kedua
3) Siswa membaca contoh program kegiatan dalam lingkungan kerja dan proposal
4) Siswa menyanggah gagasan atau pendapat temannya secara rasional dan kritis dalam kalimat yang santun pada saat membahas program kegiatan
5) Siswa meyakinkan mitra bicara agar menyepakati ide yang dikemukakan
Pertemuan ketiga
1. Secara berpasangan siswa melakukan praktik negosiasi tentang program kegiatan
C. Kegiatan Akhir :
Penilaian
VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
• Keraf.G. (1987). Argumentasi dan Narasi
• Parera,J.D. (1988). Belajar Mengemukakan Pendapat
• Modul B. Ind. Tkt. Madia
• Mustakim. (1994). Membina Kemampuan Berbahasa
VII. Penilaian :
Lakukan secara berpasangan (Penyanggah-Pendukung) untuk bernegosiasi tentang rencana program berikut!
1. Kegiatan simpan pinjam di tingkat RT untuk seluruh warga.
2. Surat Keterangan Bebas AIDS bagi calon mempelai/pengantin.
3. Impor beras untuk menjamin ketersediaan pangan dalam negeri.
4. Kredit tanpa agunan untuk usaha/industri kecil.
5. Pemberian dana kompensasi BBM dalam bentuk sumbangan langsung tunai.
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Jakarta
Drs, Dedi Dwitagama, MM.,M.Si.
NIP./NRK. 131765462/132471 Jakarta, Juli 2008
Pengajar
Dra. Lilik Musyarofah
NIP/NRK.132130235/133056
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP – NO. 2.11)
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar :
:
:
:
:
:
Bahasa Indonesia
XI / 4
9. 10, 11
6 x 45 menit (3 X pertemuan)
Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara
tingkat Madia.
2.11 Menyampaikan laporan atau presentasi lisan dalam konteks bekerja
Indikator :
1. Menyampaikan fakta (dalam tuturan deskriptif, naratif, ekspositoris) yang berkenaan dengan keadaan atau peristiwa yang dilaporkan
2. Menyampaikan keadaan atau peristiwa secara kronologis (dalam tuturan deskriptif/naratif/ekspositoris) sesuai dengan tuntutan keadaan atau peristiwa yang dilaporkan secara lisan
3. Menyampaikan rangkuman (kategorisasi) atau simpulan (analisis/sintesis) dengan benar
4. Membuat simpulan
5. Menyampaikan keadaan atau peristiwa secara kronologis (dalam tuturan deskriptif, naratif, ekspositoris) sesuai dengan tuntutan keadaan atau peristiwa yang dilaporkan secara lisan
6. Menyebutkan isi kerangka laporan
7. Menulis laporan perjalanan
I Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menyampaikan fakta (dalam tuturan deskriptif, naratif, ekspositoris) yang berkenaan dengan keadaan atau peristiwa yang dilaporkan
2. Siswa dapat menyampaikan keadaan atau peristiwa secara kronologis (dalam tuturan deskriptif/naratif/ekspositoris) sesuai dengan tuntutan keadaan atau peristiwa yang dilaporkan secara lisan
3. Siswa dapat menyampaikan rangkuman (kategorisasi) atau simpulan (analisis/sintesis) dengan benar
4. Siswa dapat membuat simpulan
5. Siswa dapat menyampaiakan keadaan atau peristiwa secara kronologis (dalam tuturan deskriptif, naratif, ekspositoris) sesuai dengan tuntutan keadaan atau peristiwa yang dilaporkan secara lisan
6. Siswa dapat menyebutkan isi kerangka laporan
7. Siswa dapat menulis laporan perjalanan
II. Materi ajar :
• Teknik menyampaikan fakta laporan (narasi, deskriptif, ekspositoris) dan pola urutannya
• Teknik membuat Rangkuman dan simpulan laporan
• Teknik menyampaikan presentasi atau laporan
 Pengantar/pendahuluan
 Isi presentasi
 Penutup
III. Metode Pembelajaran :
• Metode penugasan
• Metode tanya jawab
• Metode demontrasi
• Metode diskusi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal :
1. Siswa mengulang kembali pelajaran lalu tentang jenis-jenis karangan dengan tanya jawab.
B. Kegiatan Inti :
1. Siswa menyimak informasi dari beberapa sumber
2. Secara berkelompok siswa menemukan pokok-pokok informasi dari beberapa sumber
3. Siswa mencatat pokok-pokok informasi dari beberapa sumber
4. Siswa merangkum pokok-pokok informasi dengan kalimat efektif
5. Siswa membuat simpulan berdasarkan pokok-pokok informasi tersebut
6. Siswa menyampaikan simpulan presentasi atau laporan
Pertemuan >>>>>>
7. Siswa mempresentasikan atau melaporkan suatu topik
C. Kegiatan Akhir : Siswa mengikuti evaluasi
VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
Keraf.,G. (1987). Deskripsi dan Eksposisi
Keraf,G. (1987). Argumentasi dan Narasi
Tarigan,H.G. (1984). Keterampilan Berbicara
Modul Bahasa Indonesia Tk Madia
VII. Penilaian :
Buatlah simpulan berdasarkan artikel ….. yang terdapat dalam modul…… (sesuai dengan modul panduan guru)
Jenis tes:
* lisan
* tulis
* perbuatan
Bentuk tes:
* objektif
* uraian
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Jakarta
Drs, Dedi Dwitagama, MM.,M.Si.
NIP./NRK. 131765462/132471 Jakarta, Juli 2008
Pengajar
Dra. Lilik Musyarofah
NIP/NRK.132130235/133056
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP – NO. 2.12)
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
:
:
:
:
:
:
Bahasa Indonesia
XI / 4
12, 13, 14
6 x 45 menit (3 X pertemuan)
Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara
tingkat Madia.
2.12 Menulis wacana yang bercorak naratif, deskriptif, ekspositoris, dan argumentatif
Indikator :
1. Menulis suatu kejadian dalam bentuk narasi serta memuat unsur-unsur yang melingkupinya secara kronologis
2. Membuat deskripsi secara dari gambar /bagan/tabel/grafik/diagram/ matriks yang dilihat atau didengar sepanajng 150-200 kaja dalam waktu 30 menit
3. Membuat eksposisi dari suatu peristiwa
4. Menyusun argumentasi dengan tujuan untuk meyakinkan pembaca tentang suatu peristiwa kerja agar menerima suatu sikap dan opini secara logis
I. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menulis suatu kejadian dalam bentuk narasi serta memuat unsur-unsur yang melingkupinya secara kronologis
2. Siswa dapat membuat deskripsi secara dari gambar /bagan/tabel/grafik/diagram/ matriks yang dilihat atau didengar sepanajng 150-200 kaja dalam waktu 30 menit
3. Siswa dapat membuat eksposisi dari suatu peristiwa
4. Siswa dapat menyusun argumentasi dengan tujuan untuk meyakinkan pembaca tentang suatu peristiwa kerja agar menerima suatu sikap dan opini secara logis
II. Materi ajar :
• Narasi: pengertian; ciri-ciri; unsur intrinsik; tahap penulisan; jenis & sifat
• Deskripsi:pengertian; ciri-ciri;unsur pengindraan;tahap penulisan:jenis & sifat
• Eksposisi: pengertian; ciri-ciri; unsur; tahap penulisan; jenis & sifat
• Argumentasi: pengertian; logika/nalar dalam argumentasi; ciri-ciri; unsur-unsur; tahap penulisan;jenis
• Contoh paragraf dari keempat jenis karangan di atas
III. Metode Pembelajaran :
• Metode Reseptif dan Produktif
• Metode Komunikatif
• Metode demontrasi
• Metode penugasan
• Metode diskusi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal :
Siswa mengulang pelajaran lalu tentang jenis-jenis karangan dengan tanya jawab
B. Kegiatan Inti :
1. Siswa menjelaskan jenis wacana (narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi) berdasarkan contoh-contoh yang disediakan
2. Siswa mendefinisikan narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi berdasarkan contoh-contoh yang disediakan
3. Siswa secara berkelompok menemukan ciri-ciri wacana narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi berdasarkan contoh-contoh yang disediakan
4. Siswa menuliskan langkah-langkah mengarang narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi
Pertemuan >>>>>>
5. Siswa menyusun karangan (narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi)
6. Siswa menentukan tema wacana
7. Siswa merumuskan tujuan
8. Siswa mengumpulkan bahan
9. Siswa menyusun kerangka karangan
10. Siswa mengembangkan kerangka menjadi wacana yang utuh dan padu
C. Kegiatan Akhir : Guru mengadakan penilaian
VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
(2004-2005). Komposisi Bahasa Indonesia
Keraf,G. (1987). Deskripsi dan Eksposisi.
Keraf,G. (1987). Argumentasi dan Narasi
Contoh teks narasi, deskripsi. eksposisi, dan argumentasi
Modul Bahasa Indonesia Tk Madia
VII. Penilaian :
Jenis tes:
* lisan
* tulis
* perbuatan
Bentuk tes:
* objektif
* Uraian
Butir Soal
Kembangkanlah kerangka karangan di bawah ini menjadi wacana persuasi!
Kembangkanlah kerangka karangan di bawah ini menjadi wacana argumentasi!
Kembangkanlah kerangka karangan di bawah ini menjadi wacana deskripsi!
Berdasarkan gambar…. buatlah sebuah karangan!
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Jakarta
Drs, Dedi Dwitagama, MM.,M.Si.
NIP./NRK. 131765462/132471 Jakarta, Juli 2008
Pengajar
Dra. Lilik Musyarofah
NIP/NRK.132130235/133056
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP – NO 2.13)
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar :
:
:
:
:
:
Bahasa Indonesia
XI / 4
15, 16, 17
6 x 45 menit (3 X pertemuan)
Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara
tingkat Madia.
2.13 Meringkas teks tertulis dalam konteks Bekerja
Indikator :
1. Mencatat butir-butir informasi yang akan diringkas dalam bentuk skema atau bagan dalam bahasa yang lugas dan jelas
2. Menghitung jumlah kalimat yang menjadi isi ringkasan sesuai dengan rumus meringkas yang baku
3. Menyusun ringkasan teks secara jelas dalam bahasa yang baik dan benar
I Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat mencatat butir-butir informasi yang akan diringkas.
2. Siswa dapat mencatat bentuk skema atau bagan dalam bahasa yang lugas dan jelas
3. Siswa dapat menghitung jumlah kalimat yang menjadi isi ringkasan sesuai dengan rumus meringkas yang baku
4. Siswa dapat menyusun ringkasan teks secara jelas dalam bahasa yang baik dan benar
II. Materi ajar :
• Contoh ringkasan yang berupa bagan dan teks
• Teknik membuat bagan dan rangkuman
• Bentuk bagan yang digunakan untuk ringkasan
• Panduan/proses membuat ringkasan dari catatan butir-butir ke dalam bagan atau skema sampai kepada pengembangan ringkasan yang utuh
III. Metode Pembelajaran :
Metode ceramah
Metode demontrasi
Metode diskusi
Metode penugasan
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A.Kegiatan Awal :
1. Siswa mengulang pelajaran lalu dengan tanya jawab
2. Siswa menyimak tujuan mempelajarai KD 2.13
B. Kegiatan Inti :
1. Siswa membaca dengan cermat contoh ringkasan dalam bentuk bagan/skema dan teks
2. Siswa membedakan ringkasan berbentuk bahan dan teks dari bentuk dan fungsinya
3. Siswa mendefinisikan ringkasan berdasarkan contoh bagan/skema dan teks
Pertemuan >>>>>>
4. Siswa membaca teks yang berkaitan dengan dunia kerja
5. Siswa menulis butir-butir ide pokok ke dalam bentuk bagan/skema
6. Siswa membuat ringkasan secara utuh sesuai dengan persyaratan yang menjadi ketentuan
7. Siswa menulis butir-butir ide pokok ke dalam bentuk bagan/skema
B. Kegiatan Akhir :
Membuat ringkasan secara utuh sesuai dengan persyaratan yang menjadi ketentuan
V. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
Alat : …….?
Bahan : Contoh ringkasan berupa bagan dan teks
Sumber Bahan:
- Soedarso.(2002). Membaca Cepat
- Parera,J.D. (1984). Menulis Tertib dan Sistematik
- Akhadiah,S. (1988). Modul Menulis II.Jakarta: Universitas Terbuka.
- Modul Bahasa Indonesia Tk Madia
VI. Penilaian :
Jenis tes:
* lisan
* tulis
* perbuatan
Bentuk tes:
* objektif
* uraian
Butir soal
• Bacalah artikel di bawah ini dengan seksama
• Ringkaslah artikel tersebut sehingga menjadi seperlima dari artikel semula
(judul artikel alkoholisme dan kesehatan yang bersumber dari buku Panduan Kreatif Bahasa Indonesia untuk tingkat 2 SMK penerbit Yudistira)
Alternatif jawaban
Alkoholisme merupakan salah satu masalah masyarakat karena menimbulkan banyak persioalan misalnya kejahatan berbagai kegagalan dan penyakit jiwa. peminum terdiri dari peminum tetap atau pun peminum yang hany ameminum apabila adanya tekanan, namun keduanya akan mengalami kerusakan kesehatan. minuman kerasa sangat berpengaruh pada tubuh manusia karena dapat merusak hati, menyebabkan garkritis, idema otak dan melemahkan jantung. minuman keras juga dapat menyebabkan kerusakan fungsi otak, paranoid dan peradangan syaraf.
Pecandu minuman keras dapat sehat kembali asal dapat meninggalkan minuman keras.
jumlah karangan asli = 309 kata
jumlah kata ringkasan = 390 : 5 = kurang lebih 62 kata
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Jakarta
Drs, Dedi Dwitagama, MM.,M.Si.
NIP./NRK. 131765462/132471 Jakarta, Juli 2008
Pengajar
Dra. Lilik Musyarofah
NIP/NRK.132130235/133056
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(NO. 2.14)
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar :
:
:
:
:
:
Bahasa Indonesia
XI / 4
18, 19
12 x 45 menit
Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara
tingkat Madia.
2.14 Menyimpulkan isi teks tertulis dalam konteks bekerja
I. Indikator :
1. Menemukan informasi penting dari sebuah teks
2. Mencatat informasi penting
3. Mengembangkan informasi penting menjadi bentuk paragraf
4. Menganalisis informasi penting menjadi simpulan deduktif atau induktif yang tidak ambigu
II. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menemukan informasi penting dari sebuah teks
2. Siswa dapat mencatat informasi penting
3. Siswa dapat mengembangkan informasi penting menjadi bentuk paragraf
4. Siswa dapat menganalisis informasi penting menjadi simpulan dekduktif atau induktif yang tidak ambigu
III. Materi ajar :
Sebuah teks bacaan dengan informasi tertentu dari berbagai sumber (sesuai dengan kondisi sekolah)
Aspek nalar dalam menyusun simpulan: deduktif-induktif
IV. Metode Pembelajaran :
• Metode Reseptif dan Produktif
• Metode Komunikatif
• Metode demontrasi
• Metode penugasan
V. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal :
Siswa mengulang pelajaran lalu tentang Kompetensi Dasar 1 (membuat simpulan) dengan tanya jawab.
B. Kegiatan Inti :
1. Siswa menganalisis contoh kalimat ambigu
2. Siswa mengamati data yang disajikan, yakni berupa data nilai UAN pelajaran bahasa Indonesia yang diperoleh siswa SMK yang bersangkutan
3. Siswa menemukan informasi penting dari data yang diamati
4. Siswa merumuskan secara tertulis simpulan terhadap data tersebut dengan cara induktif
5. Siswa merumuskan secara tertulis simpulan terhadap data tersebut dengan cara deduktif
6. Siswa mengevaluasi perbedaan kedua jenis simpulan yang telah disusun
C. Kegiatan Akhir : Guru mengadakan penilaian
VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
- Akhadiah,S. (1994). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahas Indonesia
- Alwasilah,A.Ch. & Suzan, S. (2005). Pokoknya Menulis
- Finoza,L. (2004-2005). Komposisi Bahasa Indonesia.
- Modul B. Indonesia Tkt. Madia
VII. Penilaian :
Jenis tes:
* lisan
* tulis
* perbuatan
Bentuk tes:
* objektif
* uraian
Pelajari data data berikut ini buatlah proses penarikan atau pengambilan kesimpulan dengan cara induktif
Penduduk desa nelayan X mempunyai kebiasaan membuat segala jenis makanan memakai bahan dasar mengandung ikan, udang, kerang atau hasil tangkapan ikan laut lainnya. Untuk makan sehari hari mereka mengonsumsi ikan sebagai lauk-pauk. Di dekat desa tersebut terdapat sebuah SMK, ternyata para siswa yang berasal dari desa nelayan X tersebut memilki kemampuan melebihi siswa dari desa laiinya.
Sedangkan desa Y yang berada di kaki Gunung Keusik mempunyai penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dan memelihara tambak ikan air tawar, mengingat mata air yang ada di desa tersebut melimpah ruah. Penduduk desa Y memelihara tambak ikan. Hasilnya selain sebagian besar dijual ke kota untuk memenuhi permintaan dari pasar ataupun restoran, juga untuk dikonsumsi sendiri, sehingga ikan menjadi lauk-pauk mereka sehari-hari. Anak-anak di desa Y bersekolah di kota karen di desa tersebut tidak ada SMK. Ternyata para siswa yang berasal dari desa Y mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan siswa lainnya yang berasal dari kota.
Alternatif kunci jawaban
Paragraf kesimpulan induktif
Penduduk desa nelayan X memiliki kebiasaan membuat segala jenis makanan berbahan baku laut. Begitu juga penduduk desa nelayan Y yang memiliki mata pencaharian sebagai penambak ikan tawar. Penduduk desa X dan desa Y pun sama-sama mengonsumsi ikan untuk makan sehari-hari. Siswa sekolah yang berasal dari kedua desa itu juga memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan siswa lain yang berasal dari kota. Dengan demikian dapat disimpulkan mengonsumsi ikan secara rutin dapat meningkatkan daya pikir seseorang.
Kriteria penilaian:
• menangkap informasi tidak tepat dan menyimpulkan tidak tepat skor 4
• menangkap informasi dengan tepat dan tidak dapat menyimpulkan dengan tepat skor 6
• menangkap informasi dengan tepat dan menyimpulkan dengan tepat skor 8
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Jakarta
Drs, Dedi Dwitagama, MM.,M.Si.
NIP./NRK. 131765462/132471 Jakarta, Juli 2008
Pengajar
Dra. Lilik Musyarofah
NIP/NRK.132130235/133056