blok ini di peruntukan bagi kita semua yang mau peduli dengan bahasa dan budaya bangsa

Kamis, 18 November 2010

MATRIK, GRAFIK, BAGAN,

A. MATRIK
matrik adalah informasi yang disampaikan melalui kolom dan baris. untuk memahami isiiap kolom atau baris
matrik, kita harus:
- memperhatikan judul matrik atau tabel
- mencermati angka-angka set
- mencermati informasi setiap kplpm atau baris

B. GRAFIK
grafik adalaah visualisasi matrik atu tabel dalam bentuk gambar atau garis. Ada beberapa macam grafik, antaraa lain; grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran.

- grafik baatang digunakan untuk membedakan tingkat atau nilai dari beberapa aspek
- grafik garis digunakan untuk mengetahui perkembangan sesuatu
- grafik lingkaran digunakan untuk menggambarkan persentase dari nilai total

C. BAGAN/DIAGRAM
Bagan adalah gambar suatu rancangan atau skema. Ada beberapa macam bagan, antara lain:
- bagan pohon; bagan berupa pohon yang mengilustrasikan proses yang memusat.
- bagan organisasi; gambar yang menunjukkan tata hubungan berbagai posisi dalam perusahaan, biasanya memperlihatkan cara pembagian tanggung jawab.

FAKTA dan OPINI

FAKTA adalah sesuatu (keadaan atau peristiwa) yang merupakan kenyataan, benar-benar terjadi.
OPINI adalah pendapat, pikiran, atau pendidrian seseorang tentang sesuatu.
kunci fakta : logis (masuk akal), objektif (apa adanya), faktual (berdasarkan kenyataan atau kebenaran)
Kunci opini : pendapat, pemikiaran, asumsi (memperkirakan kebenaran) subjektif (menggunakan kata-kata seperti, sebaiknya, mungkin, barangkali, menurut pendapat saya)

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai fakta dan opini. Dalam dunia informasi sekarang, sering kita dibingungkan apakah suatu berita itu suatu fakta atau hanya sekedar opini. Sering kali suatu opini diyakini sebagai fakta. Untuk mengetahui perbedaan antara fakta dan opini, perhatikan beberapa kalimat yang terdapat kalimat di bawah!

1. Ny. Imin adalah bagian dari warga miskin yang berjumlah 1.031.600 jiwa dari 4 juta penduduk NTB
2. Gambaran kemiskinan ini kian lengkap dilihat dari rumahnya yang berukuran 8X4 meter.
3. “Kalau hujan kami tidur sambil duduk, tidak bisa menggelar tikar karena atap rumah bocor,” ungkap Ny. Imin.
4. Data kuantitatif itu agaknya tidak nyambung dengan kenyataan hidup Ny. Musniah warga Dusun Datar, Lombok Barat maupun Ny. Raidah warga Dusun Karang Bucu, Desa Bagek Polak, Lombok Barat.
5. Nasib yang harus dihadapi Ny. Imin, Ny. Musniah, Ny. Raidah, dan lainnya,hendaknya mampu menggunggah pemerintah dan semua kalangan untuk mengatasi kemiskinan struktural warga pedesaan di NTB.
6. Tak cukup hanya membuat argumentasi lewat angkaangka, yang tak mampu menyelesaikan persolan.



Kalimat 1,2, dan 3 termasuk kalimat fakta, sedangkan kalimat 4, 5, dan 6 termasuk kalimat opini atau pendapat. Kata-kata yang bercetak tebal merupakan ciri dari jenis kalimat tersebut.

Kalimat opini dibedakan menjadi kalimat opini perorangan dan opini umum. Untuk dapat membedakannya, perhatikan kalimat berikut:

1. Menurut para ahli, penduduk Indonesia pada tahun 2010 akan mencapai 300 juta. (Opini perorangan)
2. Menghisap rokok secara berlebihan akan merugikan diri sendiri dan orang lain yang berada di dekatnya. (Opini umum)
Berdasarkan uraian di atas, kesimpulan tentang fakta dan opini adalah:

Rabu, 17 November 2010

HURUF KAPITAL

10 penggunaan huruf kapital

1. Gunakan huruf kapital pada kata pertama dari setiap kalimat.
"Aku" selalu dikapitalisasi, bersama dengan semua kontraksi-nya.
Contoh:
Aku bisa melakukannya.
Aku akan melakukannya besok.
Aku akan melakukannya sekarang.

2. Gunakan huruf kapital pada kata pertama dari kalimat yang dikutip.

Contoh: Dia berkata, "Aku bisa melakukan ini."

3.Gunakan huruf kapital pada kata benda.

Contoh:
Menara Eiffel

Christopher Knight

Biro Investigasi Federal

4. Gunakan huruf kapital pada title/gelar seseorang ketika mendahului nama.

Contoh: Dokter Smith
Perkecualian: Bapak Smith, dokter di rumah sakit, datang untuk memeriksa saya.

5. Gunakan huruf kapital pada setiap judul bila digunakan sebagai alamat langsung.

Contoh: "Bisakah Anda menjawab pertanyaan ini, Senator?"
Jangan gunakan huruf kapital pada nama-nama musim.

6. Gunakan huruf kapital pada penunjukan arah hanya ketika mereka mengacu pada kawasan tertentu.

Contoh:
Saya mempunyai saudara yang berkunjung dari Selatan.
Aku sekumpulan selatan yang menuju ujung blok itu.

Setelah sebuah kalimat diakhiri dengan titik dua, jangan menggunakan huruf kapital pada kata pertama jika dimulai dengan sebuah daftar.

Contoh: Ini adalah makanan favorit saya: ayam, kentang dan roti.

7. Gunakan huruf kapital pada kata pertama dan semua kata-kata dalam judul buku, artikel, karya seni, dll, tidak termasuk preposisi/kata penghubung dan konjungsi.

Contoh: "Pandai Menulis Narasi"

DISKUSI

[ Macam- macam Diskusi
1. Seminar
Pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu hal[
2. Sarasehan/Simposium
Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu[
3. Lokakarya/Sanggar Kerja
Pertemuan yang membahas suatu karya
4. Santiaji
Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan kegiatan
5. Muktamar
Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama[1].
6. Konferensi
Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama
7. Diskusi Panel
Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator
8. Diskusi Kelompok
Penyelesaian masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecil

PUISI-PUSI

Tuhan Telah Menegurmu (Apip Mustopa)



Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
lewat perut anak-anak yang kelaparan

Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
lewat semayup suara adzan

Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran
lewat gempa bumi yang berguncang
deru angin yang meraung-raung kencang
hujan dan banjir yang melintang pukang

adakah kaudengar?

Selasa, 02 November 2010

MAKNA KATA, DENOTASI, KONOTASI, KALIMAT, FRASA, BENTUK KATA

1. Arti Definisi / Pengertian Makna Denotasi / Denotatif

Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Contoh :
- Mas parto membeli susu sapi
- Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal

2. Arti Definisi / Pengertian Makna Konotasi / Konotatif
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Contoh :
- Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu malam = wts)
- Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat = rentenir)

3. Arti Definisi / Pengertian Makna Lugas
Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya dan mirip dengan makna denotatif.
Contoh :
- Olahragawan itu senang memelihara codot hitam
- Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah
4. Arti Definisi / Pengertian Makna Kias
Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya yang sama dengan makna konotatif.
Contoh :
- Pegawai yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima)
- Si Kadut senang terbang bersama miras oplosan beracun (terbang = mabok)

5. Arti Definisi / Pengertian Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang tetap tidak berubah-ubah sesuai dengan makna yang ada di kamus.
Contoh :  - toko – obat - mandi
6. Arti Definisi / Pengertian Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang dapat berubah sesuai dengan konteks pemakaian. Kata tersebut mengalami proses gramatikalisasi pada pemajemukan, imbuhan dan pengulangan.
Contoh :
- Bersentuhan = saling bersentuhan
- Berduka = dama keadaan duka
- Berenam = sekumpulan enam orang
- Berjalan = melakukan kegiatan / aktivitas jalan

Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Contoh dalam kalimat :
 Kemarin Rido menyatakan cinta kepada perempuan yang dia cintai tapi dia sudah memiliki wanita pujaan hati
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh dalam kalimat :
  • Nilai ujian atematika Budi sangat tinggi tapi nilai ujian B. Inggris sangat rendah
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon. Contoh:
· Setiap hari senin polisi selalu mengadakan apel pagi
· Kemarin ibu membeli buah apel di pasar
 Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata "kepala" dapat diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian tubuh manusia yang ada di atas leher.
Contoh dalam kalimat :
  • Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala sekolah smp kroto emas.
  • Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng.

1.
Meluas (generalisasi), Cakupan makna sekarang (kini) lebih luas daripada makna yang lama.

Contoh :
a. Pelayaran ke negara Perancis itu dipimpin oleh Kapten Sugianto.
Ø Kata pelayaran dulu atau asalnya bermakna mengarungi lautan dengan perahu layar.
Ø Kini kata pelayaran bermakna mengarungi lautan dengan kapal bermesin.

b. Siapa yang Ibu cari di sini?
Ø Kata ibu memiliki makna asal orang tua kandung yang wanita.
Ø Kata ibu saat dapat untuk menyebut wanita yang berkedudukan lebih tinggi daripada kita.


2. Menyempit (spesialisasi), Cakupan makna kata yang sekarang lebih sempit atau terbatas daripada makna yang dulu atau makna asalnya.

Contoh :
a. Saya bercita-cita ingin menjadi sarjana pendidikan.
Ø Kata sarjana dulu dipakai untuk menyebut cendekiawan atau orang pintar atau orang berilmu.
Ø Sekarang kata sarjana dipakai untuk menyebut orang yang telah lulus dari jenjang strata satu di perguruan tinggi

b. Sekarang ini di kota-kota besar banyak terdapat biro jasa yang menyalurkan para pembantu.
Ø Makna asal kata pembantu adalah orang yang membantu.
Ø Sekarang kata pembantu dipakai untuk menyebut pembantu rumah tangga atau pelayan.


3.
Membaik (Amelioratif), Suatu proses perubahan makna yang membuat makna kata baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilai rasa bahasanya daripada makna kata lama.

Contoh :
a. Anak-anak penyandang tunarungu pun berhak mengeyam pendidikan.
Kata tunarungu dirasakan lebih halus dan sopan nilai rasa bahasanya daripada kata tuli.

b. Dalam acara perpisahan siswa kelas III kepala sekolah hadir bersama istri.
Kata istri dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilai rasa bahasanya daripada kata bini.


4. Memburuk (Peyoratif), Suatu proses perubahan makna yang membuat makna kata baru dirasakan lebih rendah nilai rasa bahasanya daripada nilai pada makna kata lama.

Contoh :
a. Direktur perusahaan ini ternyata berbini tiga.
Kata bini dianggap baik pada masa lampau, tetapi sekarang dirasakan kasar.

b. Empat narapidana kabur dari lembaga pemasyarakatan itu.
Kata kabur dianggap baik pada masa lampau, yaitu lari, tetapi sekarang dirasakan kurang baik, yaitu menghilang.


5. Sinestesia, Perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan.
Misalnya: pengecap, pendengaran, pendengaran, pengecap, penglihatan, pengecap

Contoh :
a. Suara penyanyi Erni Johan sampai saat ini masih empuk.
Kata empuk sebenarnya yang merasakan adalah indra peraba (kulit) dengan makna lunak atau tidak keras.
Akan tetapi, pada kalimat tersebut kata empuk yang merasakan adalah indra pendengar( telinga) dengan makna merdu.

b. Pidatonya hambar.
Kata hambar sebenarnya yang merasakan adalah indra pengecap (lidah) dengan makna tawar atau tidak ada rasanya.
Kata hambar dalam kalimat tersebut yang merasakan indra pendengar (telinga) dengan makna monoton atau kurang menggairahkan


6. Asosiatif, Perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.

Contoh :
a. Orang itu mencatut nama pejabat untuk mencari sumbangan.
Kata catut berarti alat untuk menarik atau mencabut paku dan sebagainya.
Berdasarkan persamaan sifat ini, kata catut dipakai untuk menyatakan makna mengambil sesuatu yang bukan haknya.

b. Janganlah kita membiasakan diri memberi amplop dalam mengurus sesuatu!
Kata amplop berarti alat untuk menyimpan surat.
Berdasarkan sifat ini, kata amplopdipakai untuk menyatakan makna memberi uang sogokan atau uang pelicin.

Frasa atau frase adalah sebuah istilah linguistik. Lebih tepatnya, frase merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat. Frase adalah kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frase tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Itu yang membedakan frase dari klausa dan kalimat. Simak beberapa contoh frase di bawah ini:
  • ayam hitam saya
  • ayam hitam
  • ayam saya
  • rumah besar itu
  • rumah besar putih itu
  • rumah besar di atas puncak gunung itu
Dalam konstruksi frase-frase di atas, tidak ada predikat. Lihat perbedaannya dibandingkan dengan beberapa klausa di bawah ini:
  • ayam saya hitam
  • rumah itu besar
  • rumah besar itu putih
  • rumah putih itu besar
  • rumah besar itu di atas puncak gunung
Dalam konstruksi-konstruksi klausa di atas, hitam, besar, putih, besar, dan di atas puncak gunung adalah predikat.
Frase kerap dibedakan dengan kata majemuk. Makna frase tidak berbeda dengan makna kata yang menjadi kepala/inti frase.
Misalnya:
Meja hitam tetaplah bermakna meja, tetapi ditambahkan pewatas sifat hitam. Meja kayu juga tetap meja, tetapi ditambahkan makna pewatas kayu.
Di sisi lain, kata majemuk memiliki makna yang sangat jauh berbeda dengan makna kata-kata yang menjadi unsur-unsurnya, sehingga kata majemuk kerap disebut memiliki makna idiomatis.
Misalnya:
Meja hijau dalam bahasa Indonesia lebih bermakna 'sidang atau pengadilan', bukan semata-mata meja yang berwarna hijau. Tangan besi lebih bermakna kepemimpinan yang keras alih-alih tangan yang terbuat dari besi.
Beberapa jenis frasa:

 Frasa ekosentris

Frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai UP. Contoh: Sejumlah mahasiswa di teras.

 Frasa endosentris

Frasa Endosentris, kedudukan frasa ini dalam fungsi tertentu, dpat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu yang disebut unsur pusat (UP). Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang memiliki unsur pusat.
Contoh:
Sejumlah mahasiswa(S) di teras(P).

 Frasa nominal

Nominal adalah lawan dari verbal. jika verbal adalah kalimat yang berpredikat "Kata Kerja" maka kalimat nominal berpredikat kata benda atau kata sifat. untuk membentuk kalimat nominal, maka unsur kalimat harus memenuhi Subjek, To Be dan komplemen. misalnya "I am Tired", I=subjek, am=To Be I dan Tired=Adjective (Passive voice verb). ini adalah contoh kalimat nominal. arti lain dari nominal adalah rangkaian angka yang menunjukkan jumlah tertentu, kemudian adapula arti nominal sebagai kualifikasi (nominasi).

 Frasa verbal

Frasa Verbal, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi) kata ‘sedang’ untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata’ sangat’, dan biasanya menduduki fungsi predikat.
Contoh:
  1. mengambil buku
  2. sedang berlari

Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata ‘sedang’ yang menunjukkan verba aktif.

kata dasar (akar kata) = kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan, juga dapat dikelompokkan sebagai bentuk asal (tunggal) dan bentuk dasar (kompleks), tetapi perbedaan kedua bentuk ini tidak dibahas di sini.
 afiks (imbuhan) = satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila ditambahkan pada kata dasar akan mengubah makna dan membentuk kata baru. Afiks tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain seperti kata dasar. Istilah afiks termasuk prefiks, sufiks dan konfiks.
 prefiks (awalan) = afiks (imbuhan) yang melekat di depan kata dasar untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.
 sufiks (akhiran) = afiks (imbuhan) yang melekat di belakang kata dasar untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.
 konfiks (sirkumfiks / simulfiks) = secara simultan (bersamaan), satu afiks melekat di depan kata dasar dan satu afiks melekat di belakang kata dasar yang bersama-sama mendukung satu fungsi.
 kata turunan (kata jadian) = kata baru yang diturunkan dari kata dasar yang mendapat imbuhan.
 keluarga kata dasar = kelompok kata turunan yang semuanya berasal dari satu kata dasar dan memiliki afiks yang berbeda.
Afiks Bahasa Indonesia yang Umum
prefiks:  ber-, di-, ke-, me-, meng-, mem-, meny-, pe-, pem-, peng-, peny-, per-, se-, ter-
sufiks:  -an, -kan, -i, -pun, -lah, -kah, -nya
konfiks:  ke - an, ber - an, pe - an, peng - an, peny - an, pem - an, per - an, se - nya
A. DEFINISI FRASE, IDIOM, DAN KATA MAJEMUK
Frase : gabungan dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi.
Idiom : gabungan dua kata atau lebih yang susunannya terbentuk secara
tetap(baku) dan saling kebergantungan ; atau gabungan kata yang
maknanya tidak sama dengan unsure-unsur pembentuknya.
Kata Majemuk : gabungan dua kata atau lebih menciptakan makna baru yang
berbeda dengan makna dari unsur-unsur pembentuknya.
PEMBAHASAN
(1) Kadispen Polda Metro AKBP Nur Usman
(2) Tiga tim Gegana yang diterjunkan
(3) Dari bom yang ditaruh di mobil

Yang harus diingat:
a. Frase tidak melebihi batas fungsi
Tiga tim gegana diterjunkan (bukan frase)
S P
b. Frase menunjukkan identitas makna sebenarnya.

Besar kepala, buah tangan (bukan frase)
idiom frase
Besar kepala Kepala besar
Rumah makan Di rumah
Malam panjang Siang malam
Muka masam Buah asam
Panjang tangan Tangan panjang

Dalam beberapa kasus, idiom sama dengan kata majemuk. Namun demikian, tidak berarti kata majemuk selalu identik dengan idiom. Kata majemuk hanya merujuk pada kelompok kata yang memiliki makna penuh. Dengan demikian, contoh gabungan kata seperti suka akan, terdiri atas, dan berhubung dengan, bukanlah kata majemuk. Contoh-contoh gabungan kata semacam itu hanya bisa dikelompokkan ke dalam idiom.
Unsur Frasa
Unsur frasa hanya ada dua, yaitu 1. unsur inti (D) = diterangkan, dan 2. unur atribut/pewatas/penjelas/(M) = menerangkan
Menentukan pola kata. Biasanya soal yang ditanyakan selalu tentang pola yang sama.
Langkah pertama      : tentukan dari polanya, kalau belum ada jawaban
Langkah kedua           : tentukan dari jenisnya
contoh:
Pola pembentukan kata jaksa agung sama dengan pola pembentukan kata di bawah ini, kecuali…
a. kursi presiden                                        d. politik bebas
b. rumah mewah                                        e. kekuasan terbatas
c. ekonomi lemah
analisa:
kata jaksa agung :
berpola DM dan dibentuk dari KB + KS
langkah pertama:
* kursi presiden          : DM
* rumah mewah          : DM
* ekonomi lemah        : DM
* politik bebas             : DM
* kekuasaan terbatas: DM
Langkah kedua: tentukan dari jenis katanya
* kursi presiden           : KB + KB (polanya tidak sama)
* rumah mewah           : KB + KS
* ekonomi lemah         : KB + KS
* politik bebas               : KB + KS
* kekuasan terbatas    : KB + KS
Kalimat dapat dibedakan berdasarkan bermacam-macam hal sebagai berikut:
(1) Berdasarkan nilai informasinya
(sasaran atau tujuan yang akan dicapai) kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat berita
(b) kalimat tanya
(c) kalimat perintah:\

- suruhan
- ajakan
- permintaan
- larangan
(d) kalimat harapan
(e) kalimat pengandaian

(2) Berdasarkan diatesis
kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat aktif (subjek melakukan perbuatan)
(b) kalimat pasif (subjek dikenai perbuatan)

(3) Berdasarkan urutan katanya,
kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat normal (subjek mandabului predikat)
(b) kalimat inversi (predikat mendahului subjek)

(4) Berdasarkan jumlah inti yang membentuknya,
kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat minor (hanya mengandung satu inti)
(b) kalimat mayor (mengandung lebih dari satu inti)

(5) Berdasarkan pola-pola dasar yang dimilikinya,
kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat inti
(b) kalimat luas (perluasan dari kalimat inti)
(c) kalimat transformasi (perubahan dari kalimat inti)

Ciri-ciri kalimat inti:
* hanya terdiri atas dua kata
* kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat (kata pertama menduduki jabatan subjek, kata kedua menduduki jabatan predikat)
* urutannya adalah subjek mendahului predikat
* intonasinya adalah intonasi berita yang netral

(6) Berdasarkan jumlah kontur yang terdapat di dalamnya, kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat minim (hanya mengandung satu kontur)
(b) kalimat panjang (mengandung lebih dari satu kontur)

Kontur adalah bagian arus ujaran yang diapit oleh dua kesenyapan.
Contoh:
(i) # Pergi! #
(ii) # Berita daerah membangun # disiarkan TVRI # setiap hari #

Kalimat (i) adalah kalimat minim, sedangkan kalimat (ii) adalah kalimat panjang.
(7) Berdasarkan jumlah klausa yang terkandung di dalamnya, kalimat dibedakan atas:
1. kalimat tunggal
(kalimat yang hanya mengandung satu klausa/satu pola S-P)

2. kalimat majemuk
(kalimat yang mengandung lebih dari satu klausa/lebih dari satu pola S-P)

Kalimat majemuk, berdasarkan hubungan antar klausanya dibedakan lagi atas:
(b. 1) kalimat majemuk setara:
- setara menggabung
- setara memilih
- setara mempertentangkan
- setara menguatkan

(b.2) kalimat majemuk betingkat
(b.3) kalimat majemuk campuran
(b.4) kalimat majemuk rapatan

1.kalimat berita

adalah suatu bentuk kalimat yang menyatakan suatu pernyataaan berita atau peristiwa yang perlu diketahui sendiri atau orang lain.Contoh: kemarin ibu pergi ke Surabaya

2.kalimat Tanya
adalah kalimat yang bentuk susunannya belum lengkap dikarenakan kalimat tersebut memerlukan suatu jawaban sebagai bagian dari kalimat yang di maksud.

3.kalimat Tanya tak bertanya
adalah bentuk susunan kalimat Tanya yang tidak memerlukan jawaban karena jawaban dari kalimat tersebut telah diketahui, dan kalimat ini sudah merupakan kalimat yang lengkap.

4. kalimat perintah
adalah kalimat yang menyatakan perintah atau suruhan yang harus dikerjakan orang kedua dan hubungannya erat sekali.
Contoh: tutup pintu itu!
5. kalimat ajakan
adalah bentuk susunan kalimat yang sebenarnya juga merupakan kalimat perintah yang diperluas dan erat hubungannya dengan orang kedua.
Contoh: ayo kita pergi!
6. kalimat permintaan
adalah kalimat yang juga merupakan bentuk kalimat ajakan yang diperhalus yang biasanya juga disebut dengan kalimat permohonan.
Biasanya pada bentuk kalimat ini disertai dengan kata-kata: Harap, Mohon.

7. kalimat perjanjian
adalah suatu bentuk susunan kalimat dimana pada kalimat tersebut ada suatu persyaratan sehingga menjadikan kalimat itu lengkap. Kalimat ini disebut juga kalimat bersyarat.

8. kalimat pasif
adalah suatu bentuk kalimat yang subyeknya dikenai pekerjaan.

9.kalimat aktif
adalah bentuk kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan, yang mengenai langsung terhadap obyeknya.

Kalimat aktif ada 2 macam:
a)Kalimat aktif transitif
adalah kalimat aktif yang kata kerjanya berobyek langsung.

b)Kalimat aktif intransitif
adalah kalimat aktif yang kata kerjanya tidak berobyek.

10.kalimat verbal
adalah kalimat yang predikatnya terdiri dari kata kerja.

11.kalimat nominal
adalah kalimat yang predikatnya kata nama (kata benda, keadaan, dan kata ganti).

12.kalimat penghargaan
adalah kalimat yang isinya mengharap sesuatu hal.

13.kalimat pengandaian

14.kalimat beralah

15.kalimat langsung
adalah kalimat yang mempergunakan tanda petik atau kalimat yang langsung diucapkan oleh yang mengucapkan, berseru, bertanya, atau mengucapkan sesuatu.

16.kalimat tak langsung
adalah kalimat yang tidak meggunakan tanda petik dan bukan diucapkan secara langsung oleh yang mengucapkan atau yang mengatakan kalimat tersebut.

17. kalimat inti (sederhana)
adalah kalimat yang hanya terdiri dari subyek dan predikat.

18. kalimat sempurna
adalah kalimat yang mempunyai subyek dan predikat

19. kalimat tidak sempurna
adalah kalimat yang tidak mempunyai subyek atau predikat atau tidak mempunyai keduanya.
a) tidak mempunyai subyek
b)tidak mempunyai predikat
c)tidak mempunyai subyek dan predikat

20.kalimat luas
adalah kalimat yang terdiri dari subyek, predikat dan diperluas dengan satu atau beberapa unsur keterangan (tambahan)

21.kalimat tunggal
adalah kalimat yang terdiri dari 1 pola kalimat (1 subyek dan 1 prediket)

22.kalimat majemuk
adalah kalimat yang terdiri dari 2 pola kalimat atau lebih (subyeknya lebih dari satu dan prediketnya lebih dari satu).
Kalimat majemuk ada 3:
a)Kalimat majemuk setara, jika hubungannya sejajar yang biasanya di tandai dengan kata sambung dan, serta, kemudian, lalu, lantas, sesudah itu, dan sebagainya.
b)Kalimat majemuk rapatan
Adalah kalimat majemuk setara yang mempunyai bagian yang sama yang dirapatkan atau dijadikan satu.
c)Kalimat majemuk bertingkat, jika mempunyai induk kalimat dan anak kalimat.