blok ini di peruntukan bagi kita semua yang mau peduli dengan bahasa dan budaya bangsa

Selasa, 27 Desember 2011

PENDALAMAN MATERI

02. MENULIS 1. Jenis Karangan a. Karangan Narasi Narasi adalah wacana atau karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan itu. Kunci: • Ada urutan peristiwa atau kejadian/jalan cerita (plot). • Ada tokoh-tokoh.ada latar/seting (tempat, waktu, dan suasana). Jenis Narasi (1) Narasi fiktif, yakni narasi yang bersifat imajinatif. Narasi semacam ini disebut narasi sugestif. Contoh: cerpen, roman, dan novel. Kunci: • Bahasa cenderung figuratif dan konotatif. • Mengugah imajinasi. • Menyampaikan amanat secara tersirat. Contoh: Beberapa detik dia masih bersandar pada pintu dan menyalakan sebatang rokok. Diatas tempat tidur sebelah kanan ada dua selimyt yang agak bersih dan tampaknya kasur jerami baru diisi. Disebelah kiri ada sebuah meja cuci: kerannya masih baik, tetapi sumbatnya tidak ada lagi. Kaleng di sebelahnya sudah dibersihkan dengan karbol sehingga tidak berbau. Tembok batu sebelah-menyebelah dibuat begitu kuat supaya jangan kedengaran ketokan dari luar tetapi bagian-bagian terobosan pipa-pipa pemanas dan selokan hanya didempul, sehingga suara menggema juga. Lagi pula pipa pemanas itu sendiri rupa-rupanya memang turut juga menyalurkan suara. Jendela dibuat kira-kira setinggi mata. Cerpen: Arthur Koestler, Gerhana Tengah Hari. (2) Narasi nonfiktif, yakni narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa fakrual yang benar-benat terjadi. Narasi semacam ini disebut narasi ekspositoris. Contoh: biografi, autobiografi, laporan perjalanan, dan sebagainya. Kunci: • Bahasa cenderung informatif dan denotatif. • Mengugah penalaran. • Menyampaikan informasi untuk memperluas wawasan. Contoh: Chairil Anwar dilahirkan di Medan, 26 Juli 1922 dan meninggal di Jakarta, 28 April 1949. Ia adalah seorang penyair terkenal yang dikenal dengan julukan “Si Binatang Jalang.” Bersama dengan Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B/ Jassin sebagai Pelopor Angkatan ‘45dan Puisi Modern Indonesia. Chairil Anwar meninggal dalam usia yang masih sangar muda karena penyakit TBC. Ia dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari zaman ke zaman. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar(Biografi Chairil Anwar). b. Karangan Deskripsi Karangan deskripsi adalah karanganyang bertujuan untuk memberikan gambaran sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang dideskripsikan. Kunci: • Menggambarkan keadaan/sesuatu. • Objek yang dideskripsikan dapat berupa keindahan alam, keindahan jasmani, watak, atau objek yang dapat diserap pancaindra. Contoh: Dilihat dari penampilannya, bunga rosela termasuk kategori tanaman hias. Warnanya merah segar bak waena buah mahkota dewa yalng sudah matang. Bentuknya saja yang berbeda. Jika bunga mahkota dewa berbentuk bulat dan keras maka bunga rosela dapat mekar seperti bunga cempaka. Ranting bunga rosela ini panjang-panjang seperti ranting pohon kopi. Hampir di sepanjang rantingnya berisi bunga berjajar. Sungguh taman kita akan menjadi lebih indah bila dihiasi dengan bunga rosela. c. Karangan Eksposisi Karangan eksposisi adalah karangan yang bertujuan untuk memaparkan atau menjelaskan suatu hal atau objek. Kunci: • Umumnya berupa ciri-ciri atau identifikasi suatu objek. • Menggunakan contoh, grafik, dan sejenisnya dengan tujuan menjelaskan kepada pembaca. Contoh: Dunia fotografi kini semakin diminati masyarakat. Untuk itu wajarlah jika kita dengan mudah dapat melihat pemeran fotografi, baik yang berskala kecil maupun besar. Di Taman Impian Jaya Ancol, misalnya: Selama 24 Oktober sampai dengan 15 November 2009 akan diselenggarakan pameran fotografi bertema “Urbantopia”. Oleh karena itu, fotografi yang dipamerkan berkaitan dengan bagaimana cara pandang para fotografer dalam melihat masyarakat dan budaya urban saat ini. Semua itu dikemas dalam bentuk foto-foto jurnalistik, salon periklanan, dan sebagainya. d. Karangan Argumentasi Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk memengaruhi pembaca. Kunci: • Memberikan alasan yang kuat dan meyakinkan. • Menggunakan contoh, grafik, dan sejenisnya dengan tujuan memengaruhi pembaca. Contoh: Sudah waktunya kini Indonesia harus memiliki undang-undang tentang kesehatan yang berkaitan dengan penanggulangan HIV/AIDS. Setidaknya perlu ada UU tentang Narkoba untuk mengurangi pemakain jarum suntik bergantian yang merupakan jalan penularan virus HIV. Peran media massa dan swasta dalam memberikan infornasi tentang bahaya virus yang menyerang kekebalan tubuh ini juga sangat penting. Jangan menganggap remeh hal ini. Dari hasil penelitian, jumlah mereka yang positif terinfeksi HIV yang sekarang populer disebut dengan ODHA sudah mencapai lebih dari 130.000 orang yang menyebar di berbagai kota di Indonesia. 2. Langkah-langkah Mengarang Langkah-langkah mengarang untuk semua jenis karangan pada prinsipnya sama, yakni: 1) menetapkan tema; 2) merumuskan tujuan; 3) mengumpulkan bahan; 4) menyiapkan/membuat kerangka tulisan; dan 5) mengembangkan kerangkan tulisan menjadi karangan. Contoh: i. Tema Peranan tata tertib di sekolah. ii. Tujuan Memengaruhi semua warga sekolah agar melaksanakan tata tertib sekolah. iii. Bahan a) Informasi dari buku, majalah, dan koran. b) Hasil wawancara dengan kepala sekolah, pembina OSIS, dan pengurus OSIS. c) Hasil penamatan langsung di sekolah. d) iv. Kerangka karangan Tema : peranan tata tertib sekolah yang baik Paragraf 1 PU : tata tertib sekolah yang baik PP1 : tata tertib sekolah dibuat secara bersama-sama PP2 : kesadaran warga sekolah untuk menegakkan tata tertib PP3 : konsisten dalam menegakkan tata tertib Paragraf 2 PU : hambatan melaksanakan tata tertib PP1 : kurangnya unsur keteladanan PP2 : … dan seterusnya. PU(pikiran utama) PP(pikiran Penjelas) v. Pengembangan kerangka karangan (Contoh paragraf 1) Tata tertib sekolah yang baik harus mampu mengatur semua kehiatan di sekolah. Agar ada rasa memiliki, tata tertib sekolah harus di buat secara bersama-sama oleh seluruh warga sekolah. Semua warga sekolah, baik guru, siswa, karyawan TU maupun pembantu pelaksana dituntut kesadaeannya untuk menegakkan tata tertib sekolah yang telah dibuatnya. Apabila semua warga sekolah konsisten dalam menegakkan tata tertib maka kegiatan sekolah akan berjalah lancar, tertib, dan baik. 3. Menulis Laporan Laporan adalah bentuk penyajian fakta mengenai suatu berita, kegiatan, peristiwam perjalanan, penelitian, dan sejenisnya yang disampaikan secara objektif. Jenis-jenis Laporan a. Laporan Kegiatan Laporan kegiatan adalah bentuk penyajian fakta berbentuk kegiatan atau aktivitas yang telah dilaksanakan. Kunci: • Ada kegiatan atau aktivitas • Nama jenis kegiatan • Waktu dan tempat kegiatan • Pelaksana kegiatan Contoh: Di musim kemarau seperti sekarang ini, para petani di Desa Larangan, Brebes, Jawa Tengah sibuk bertani bawang merah. Sawah yang tadinya ditanami padi, kini berganti ditanami bawang merah. Tanah sawah yang sudah mulai mengering dibuat gundukan dan parit melingkar untuk aliran air. Bibit bawang merah ditanam di tanah gundukan berukutan lebih kurang satu kali eman meter persegi panjang. Setiap hari para petani menyirami tanaman bawang merah dengan harapan hasilnya dapat diandalkan. b. Laporan Peristiwa atau Kejadian Laporan peristiwa adalah penyajian fakta berberntuk peristiwa yang benar-benat terjadi. Kunci: • Ada peristiwa atau kejadian • Ada yang terlibat • Waktu dan tempat peristiwa • Proses terjadina peristiwa Contoh: Serangan sporadis mewarnai pelaksanaan pemilihan umum di Afghanistan, 20 Agustus 2009. sejumlah kekerasan dilaporkan di antaranya terjadi di tempat pemungutan suara di Kota Kandahar dan Ibukota Kabul. Serangan militan juga terjadi di Provinsi Baghlan. Para teroris menyerang dari berbagai arah. Baku tembak terjadi sejak pagi. Namun, sore hari musuh dapat didesak mundur.”Kami berhasil menewaskan 22 teroris,” ujar Muhamad Kabir Andarabi, Kepala Kepolisian Provinsi Baghlan (Media Indonesia, 21 Agustus 2009). c. Laporan Perjalanan Laporan perjalanan adalah penyajian fakta berbentuk informasi tentang perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Kunci: • Seseorang atau kelompok yang melakukan perjalanan. • Proses perjalanan. • Ada informasi selama dalam perjalanan. Contoh: Setelah melihat-lihat keindahan alam di Brastagi, saya dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Parapat untuk menyaksikan Danau Toba. Sungguh luar biasa indah pemandangan Danau Toba. Namun, sangat disayangkan keindahan Danau Toba yang begitu menawan tidak didukung saranan dan prasarana yang memadai. Kapal yang digunakan terkesan apa adanya. Menurut informasi yang saya terima ternyata masyarakat di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir ridak mau menerima investasi asing. Mereka menginginkan Danau Toba tetap alami. Setelah satu hari berkeliling di Danau Toba dan Pulau Samosir, saya dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Kota Medan untuk melihat Istana Maimoen. Istana Maimoen juga kurang terawat dengan baik. Tampaknya, pemerintah Sumatra Utara masih kurang peduli terhadap perkembangan dunia pariwisata. Tak terasa waktu sudah semakin sore. Saya dan rombongan segera meluncur ke Bandara Polonia untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta. Pesawat yang kami gunakan adalah Batavia Air. Kami baru tiba di Jakarta pada pukul 22.30 karena keberangkatan pesawat tertunda hampir dua jam. Namun, alhamdulillah kami selamat tiba di Jakarta. d. Laporan Hasil Wawancara Laporan hasil wawancara adalah laporan yang menjelaskan informasi tentang hasil wawancara dari narasumber. Kunci: • Ada narasumber dan pewawancara • Ada simpulan jawaban hasil wawancara Contoh: Dari hasil wawancara dengan mantan Mendikbud tentang pelaksanaan praktik kerja industri siswa SMK dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Prakerin selama ini sudah cukup baik. Akan tetapi, masih bisa ditingkatkan lagi. Misalnya, dengan menjalin kerja sama antara sekolah dan DU/DI. Pihak sekolah dapat meminta bantuan DU/DI untuk mengadakan validasi kurikulum. Dalam hal ini, kompetensi yang dibutuhkan oleh DU/DI sudah dipersiapkan terlebih dahulu secara matang di sekolah. Dengan demikian, akan terjadi keterkaitan dan kesepadanan antara kebutuhan sekolah dan kebutuhan DU/DI. e. Laporan Diskusi Laporan diskusi adalah laporan yang menjelaskan informasi tentang hasil diskusi. Laporan diskusi biasanya dalam bentuk notula atau notulen. Kunci: • Ada kegiatan diskusi • Ada topik dan tujuan diskusi • Ada rumusan hasil diskusi Contoh: Tema diskusi : Kebersihan kelas Hari, tgl. : Selasa, 4 Agustus 2009 Pukul : 09.00-10.00 Tujuan : Menanggulangi masalah kebersihan kelas Permasalahan : 1) Tidak semua siswa memiliki kesadaran membuang sampah di tempat yang telah disediakan. 2) Petugas 7 K belum berjalan sesuai fungsinya. Pemecahan Masalah : (1) Untuk mengatasi kebersihan kels diperlukan kesadaran para siswa untuk membuang sampah pada tempatnya. (2) Diperlukan bimbingan dan pengawasan dari guru untuk mengefektifkan pelaksanaan 7 K. (3) Siswa yang membuang sampah tidak pada tempatnua harus dikenai sanksi yang bersifat mendidik. (4) Diperlukan figur pengurus kelas yang berwibawa, tegas, dan peduli untuk menegakkan kebersihan kelas. f. Laporan Buku atau Resensi Laporan buku adalah laporan yang menjelaskan tentang baik atau buruknya sebuah buku namun tidak bersifat menghadimi seperti kritik. Dalam laporan ini penulis boleh mengutip beberapa bagian dari buku tersebut sebagai penguat atas pendapatnya. Kunci: 1) Ada buku yang diresensi 2) Mengemukakan isi buku secara objektif 3) Memberi komentar terhadap isi buku tersebut Contoh: Di dalam buku ini dijelaskan berbagai pendapat tentang senyum.”Apa Kata Mereka Tentang Senyum.” Senyum bagaikan sihir karena senyum dapat menanamkan rasa optimis di dalam jiwa, menyingkirkan kegelisahan, menyusupkan kebahagiaan dan menyegarkan jiwa. Hikmah Thailand mengemukakan bahwa senyum adalah jalan pintas bagimu untuk sampai lubuk hati orang lain. Sementara itu William S. berpendapat bahwa “Lebih baik engkau menembus jalan dengan senyuman daripada engkau menembusnya dengan pedang”(hlm. 21). Semakin banyak pendapat tentang senyum semakin lengkap pula penjelasan tentang senyum itu sendiri. Mungkin itu pendapat penulis buku ini. Namun, sangat disayangkan pendapat tentang senyum ini terlalu banyak mewarnai buku ini bahkan lebih dari setengah dari buku (hlm. 21-83) sehingga agak sedikit membosankan. Akan tetapi, karena bahasanya tidak berbelit-belit dan lugas maka buku ini tetap enak untuk dibaca. Selain itu, orang yang membaca buku ini tentu akan wawas diri. g. Laporan Penelitian Laporan penelitian adalah laporan yang menjelaskan tentang hasil penelitian, baik yang berbentuk pengamatan, percobaan di laboratorium maupun studi pustaka. Sistematika laporan penelitian umumnya berbentuk seperti berikut. 1) Halaman sampul 2) Halaman judul 3) Abstrak 4) Kata pengantar 5) Daftar isi 6) Pendahuluan 7) Kerangka teoritis 8) Metode penelitian 9) Pembahasan 10) Simpulan dan saran 11) Daftar pustaka Sistematika laporan di atas secara lengkap diuraikan sebagai berikut. 1) Halaman sampul (cover) Halaman sampul sekurang-kurangnya memuat judul laporan, identitas penyusun, identitas lembaga (sekolah), dan tahun penyusunan. 2) Halaman judul Isi halaman judul juga tidak jauh berbeda dengan halaman sampul. Halaman judul diletakkan di bagian dalam, setelah halaman sampul. 3) Kata Pengantar Kata pengantar umumnya berisi: (a) ucapan syukur karena leporan telah selesai dibuat; (b) penjelasan tentang tujuan menyusun laporan; (c) penjelasan tentang hambatan yang dialami penyusun; (d) ucapan terima kasih kepada pembimbing; (e) permohonan kritik dan saran yang bersifat kostrusif. 4) Abstrak Abstrak adalah ringkasan seluruh bagian yang ada dalam laporan. Abstrak ditulis dalam bentuk esai yang terdiri atas beberapa paragraf yang merupakan intisari sebuah laporan. 5) Daftar isi Daftar isi merupakan penyajian dari seluruh bagian laporan. Daftar isi berfungsi untuk memudahkan pembaca mencari judul bab atau subjudul. Dari halaman sampul sampai daftar isi ditulis dengan huruf Romawi kecil (I,ii,iii dan seterusnya) sedangkan dari pendahuluan sampai halaman terakhir menggunakan angka Arab (1,2,3 dan seterusnya). 6) Pendahuluan Pendahuluan adalah gambaran umum dari keseluruhan isi laporan (penelitian). Bagian ini mencakup: (a) Latar belakang (b) Perumusan masalah (c) Tujuan penelitian (d) Manfaat atau kegunaan penelitian (e) Sistematika penulisan 7) Kerangka teoritis Kerangka teoritis atau telaah kepustakaan berisi uraian tentang hasil telaahan terhadap teori (di dalam buku) dan hasil-hasil penelitian yang telah ada dan relevan dengan penelitian tersebut. Didalam kerangka teori atau bagian laporan yang lain, terdapat teori ayau pendapat uang dikutip dari buku atau karangan orang lain. Kutipan ini harus dibuatkan catatan perut atau catatan kaki. Contoh catatan perut: “Seorang pemimpin harus bertindak sebagai pendidik, bapak, dan pemimpin itu sendiri”(Joewono, 2009: 26). Contoh catatan kaki: ¹Heri Joewono, Pokok-pokok Pikiran Kepemimpinan Abad 21 (Jakarta: Balai Pustaka, 2009), hlm. 26. ²Sabarti Akhadiah, Maidar Arsyad, dan Sakura Ridwan, Pembinaan Kemampuan Menulis ( Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 191. 8) Metode penelitian Metode adalah Prosedur atau tata cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan tertentu sedangkan teknik adalah cara spesifik yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah dalam melaksanakan prosedur, misalnya teknik pengukuran, teknik amalisis data, dan sebagainya. 9) Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian berisi pengolahan data hasil penelitian. Data dapat disajikan secara verbal maupun bentuk nonverbal seperti grafik dan tabel. 10) Simpulan dan saran Simpulan merupakan inti dari hasil penelitian. Simpulan dapat dirumuskan dalam bentuk esai dan dapat pula ditulis dengan cara butir per butir. Simpulan dapat berbentuk inferensi (simpulan berdasarkan referensi) dan dapat pula berbentuk implikasi (melibatkan data secara langsung). Saran atau rekomendasi ditujukan kepada para pembuat kebijakan dan kepada pihak-pihak terkait dengan hasil penelitian. 11) Daftar pustaka Daftar pusaka atau bibliografi adalah daftar buku atau karangan yang dijadikan rujukan dari sebuah karangan atau tulisan. Contoh: (a) Satu Pengarang Anwar, Chairil. 1995. Deru Campur Debu (kumpulan Puisi). Jakarta: Dian Rakyat. Chaer, Abdul. 2000. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. (b) Dua Pengarang Finoza, Lamudin dan Husin. 2004. Kemahiran Berbahasa Indonesia Menuju Peringkat Semenjana. Jakarta: Dwadasa. Suhendar, M.E. dan Pien Supinah. 1992. Bahasa Indonesia, Pengajaran dan Ujian Keterampilan membaca. Bandung: Pionir Jaya. (c) Tiga Pengarang atau Lebih Sudarsa, Caca, dkk. 1991. Surat-Menyurat Resmi Bahasa Indonesia (Seri penyuluhan 2). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 4. Menulis Proposal Proposal adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja atau langkah-langkah untuk melakukan kegiatan. Jenis Prorosal: a. Proposal ilmiah sederhana, misalnya proposal penelitian, proposal diskusi ilmiah (seminar, lokakarya, dan sebagainya). b. Proposal kegiatan kemasyarakatan, seperti proposal pembagunan masjidm proposal pertandingan olahraga, proposal pentas seni, dan sebagainya. Sistematika proposal kegiatan ilmiah sederhana: (1) Judul atau nama kegiatan ilmiah Kunci: • Setiap awal kata yang merupakan judul proposal harus dirulis dengan menggunakan huruf kapital, kecuali kata tugas (yang, dan, atau, dengan. Di, ke, dari, dan sebagainya). • Setiap kata tugas tidak diperbolehkan berada di akhir baris (jika judul lebih dari satu baris). • Pada akhir judul tidak boleh diberi tanda titik. Contoh: (a) Upaya Penanggulangan Kenakalan Pelajar di Jabotabek (b) Proposal Seminar Kegiatan Bulan Bahasa Tahun 2009 SMK Mulia DKI Jakarta (2) Latar Belakang Kunci: • Berisi kondisi atau kesenjangan-kesenjangan yang ada di lapangan. • Terdapat ulasan tentang kedudukan masalah yang akan dikupas. • Diakhiri dengan kondisi harapan atau hasil penelitian yang diharapkan. Contoh: Kenakalan pelajar di Jabotabek dinilai para tokoh masyarakat, pendidik, dan aparat keamanan sebagai kenakalan yang tidak wajar. Tindakan mereka anarkis dan cenderung ke arah kriminal. Bayangkan saja, hanya karena alasan ulang tahun sekolahnya, sekelompok pelajar di Tangerang menyerang pelajar sekolah lain dengan menggunakan senjata tajam. Tokoh masyarakat, guru, orang tua, dan pihak kepolisian cukup dibuat bingung menghadapi permasalahan ini. Sebenarnya, apakah yang salah dengan dunia pendidikan kita? Tentu tidaklah bijak kalau kita menyalahkan guru, orang tua atau mungkin siswa itu sendiri? Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang lebih mendalam agar masalah tersebut terjawab dengan arif dan bijak. (3) Perumusan Masalah Kunci: • Berbentuk kalimat tanya. • Menghendaki jawaban yang akan dikupas dalam bab pembahasan. Contoh: (a) Sejauh manakah upaya penanggulangan kenakalan pelajar di Jabotabek? (b) Apakah yang melatarbelakangi terjadinya kenakalan pelajar di Jabodetabek? (4) Tujuan Penelitian Kunci: • Rumusan tujuan harus konsisten dengan masalah. • Berupa hasil yang ingin dicapai. Contoh: (a) untuk mrngetahui sejauh mana upaya penanggulangan kenakalan pelajar di Jabotabek. (b) Untuk mengetahui latar belakang terjadinya kenakalan pelajar di Jabotabek. (5) Hipotesis Kunci: • Merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan. • Dirumuskan dalam kalimat alternatif bukan kalimat tanya. • Hanya untuk penelitian kualitatif bukan deskriptif. Contoh: (a) Ada hunbungan antara kenakalan pelajar di Jabotabek dengan kondisi ekonomi orang tua. (b) Gutu, orang tua, dan aparat kepolisian memiliki peranan yang sangat penting dalam menanggulangi kenakalan pelajar di Jabotabek. (6) Metode Penelitian Metode yang biasanya digunakan dalam penelitian ilmiah adalah metode deskriptif dan metode eksperimental penelitian. Adapun dalam pengumpulan data digunakan teknik angket wawancara, observasi, dan sebagainya. (7) Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian maksudnya adalah tempet penelitian, misalnya SMK Mulia Jakarta. Sedangkan sampel penelitian adalah objek yang dijadikan sasaran penelitian, misalnya dari 150 siswa yang menjadi responden diambil 50 siswa sebagai sampel penelitian dengan menggunakan teknik random sampling. (8) Jadwal Penelitian Jadwal kegiatan berisi tentang nama kegiatan dan waktu pelaksanaanya. Contoh: No. Nama Kegiatan Bulan Jan Feb Mart Apr Mei Juni 1. Penyusunan proposal X 2. Seminar proposal X 3. Pelaksanaan penelitian X X 4. Pengolahan data X X 5. Penyusunan laporan X X (9) Daftar Pustaka Berisi daftar buku, majalah, koran, atau media massa lainnya yang dijadikan sebagai acuan penulisan proposal (lihat cara penulidan daftar postaka). Sistematika Proposal Kegiatan Kemasyarakatan 1) Judul proposal (sama dengan proposal kegiatan ilmiah) 2) Latar belakang (sama dengan proposal kegiatan ilmiah) 3) Tujuan (sama dengan proposal kegiatan ilmiah) 4) Landasan Apa yang melandasi diadakannya kegiatan ini, misalnya: • Program kerja; • Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; • Pasal 29 UUD 1945 (untuk kegiatan keagamaan); dan sebagainya. 5) Jenis Kegiatan Jenis kegiatan adalah kegiatan yang diprogramkan dari persiapan sampai pelaksanaan kegiatan bahkan sampai evaluasi, misalnya: • Penyusunan proposal; • Penyebaran proposal; • Rapat kepanitiaan; • Pembangunan masjid; • Evaluasi kegiatan. 6) Pelaksanaan Kegiatan Berisi waktu, kapan kegiatan itu dilaksanakan, misalnya: Kegiatan pembangunan masjid Al Mubarak ini dilaksanakan dari Januari s.d. Juni 2009. 7) Kepanitiaan Berisi dagrar nama panitia pembangunan masjid Al Mubarak Jakarta dan uraian tugasnya. 8) Pembiayaan Pada bagian pembiayaan ini berisi: • Jumlah biaya yang sudah dipersiapkan; • Rencana bantuan (dari pengajuan proposal); • Rencara penggunaan biaya; • Saldo dari pemasukan dan pengeluaran biaya. 9) Penutup Bagian penutup proposal kegiatan biasanya berisi tentang harapan akan terkabulnua kegiatan tersebut. 10) Lampiran Hal-hal yang dapat membantu untuk memperkuat atau memperjelas tujuan proposal dapat dijadikan lampiran proposal. Misalnya sketsa masjid untuk kegiatan pembangunan masjid. Bahkan, daftar paniria, anggaran biaya, dan daftar nama pesrta pun dapat dimasukkan dalam lampiran dengan catatan diberi keterangan terlampir. 5. Menulis Surat a. Pengertian Surat adalah alat komunikasi tertulis yang disampaikan seseorang kepada orang lain, baik atas nama probadi maupun lembaga. b. Jenis Surat (1) Surat Pribadi Surat pribadi adalah surat yang ditulis atas nama pribadi atau perorangan. Kunci: • Bahasa yang digunakan tidak formal; • Bentuk surat sesuai selera pribadi. Contoh Penggalan Surat Pribadi: Jakarta, 28 Oktober 2008 Buat Sobatku Rinawati Tersayang di Bangku Belajar Halo sayang! Baru satu minggu aku tak bertemu denganmu, rasanya kangen setengah mati. Bagaimana seandainya aku tak bertemu denganmu selama satu tahun. Aduh … aku tak dapat membayangkan kalau itu terjadi. Pasti tanganmu kuremas-remas sampai … Rinaku sayang, malam Minggu nanti ada waktu enggak buatku. Kita nonton film yuk! Asyik deh filmnya. Itu … tuh … Romeo dan Yuliet. Pas ‘kan buat kita yang sedang kasmaran …. (2) Surat Dinas Surat dinas adalah surat yang berkaitan dengan persoalan kedinasan, misalnya surat tugas surat permohonan, surat keputusan, dan sebagainya. Kunci: • Menggunakan bahasa yang formal; • Bentuk surat sesuai dengan ketentuan yang berlaku; • Isi menyangkut persoalan kedinasan. Contoh: (3) Surat Niaga Surat niaga adalah surat yang berkaitan dengan persoalan-persoalan bisnis, misalnya surat penawaran, surat pemintaan penawaran, surat pesanan, surat jual beli (akta jual beli) dan sebagainua. Kunci: • Menggunakan bahasa formal; • Bentuk surat sesuai ketentuan yang berlaku; • Isi menyangkut persoalan bisnis/niaga; Contoh surat permintaan penawaran c. Surat Lamaran Pekerjaan (1) Surat Lamaran Pekerjaan Surat lamaran pekerjaan pada prinsipnya merupakan permohonan untuk memperoleh pekerjaan atau jabatan. a. Isi surat lamaran pekerjaan: 1) Keadaan diri pelamar (identitas),terdiri dari: 2) nama lengkap. 3) tempat tanggal lahir. 4) alamat atau tempat tinggal. b. Pendidikan formal,terdiri dari: 1) pendidikan umum,seperti SD,SMP,SMU,SMK, atau yang sederajat; 2) pendidikan tinggi ,seperti universitas,akademi,atau politeknik c. Pendidikan nonformal adalah pendiddikan yang diperoleh melalui kursus-kursus ,sewperti akutansi,bhs.inggris kesekretaritan,atau kpmputer. d. Pengalaman kerja yang pernah dialami atau sesuai dengan bidang yang dilamar.Apabila pelamar tidak memiliki pengalaman kerja,sebaiknya menyebutkan kemampuan kerja dalam bidang yang dilamar dengan dasar pendidiknan yang diperoleh. e. Hobi, sebaiknya hobi yang terarah dan positif,seperti membaca buku-buku ilmiah,olahraga,atau kesenian. f. Refrensi yang diberikan oleh referee, yaitu orang yang dapat memberikan keterangan mengenai baik dan buruknya diri pelamar.Referensi antara lain berisi kecakapan,kemampuan kerja,kejuruan,mental,serta kelakuan.Surat referensi daoat digunakan sebagai bahan pertimbangan diterima tidaknya sebuah lamaran. Ada dua bentuk penulisan surat lamaran, yaitu; a. terpisah dengan Daftar Riwayat Hidup (DRH) b. dijadikan satu dengan DRH. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis surat lamaran, yaitu: a. ditulis dengan tangan sendiri, menggunakan folio bergaris atau kertas segel; b. apabila diketikj menggunakan kertas HVS; c. tulisan tangan atau ketikan tidak boleh ada coretan atau hapusan; d. menyebutkan sumber yang digunakan sebagai dasar pengajuan lamaran,separti iklan,kantor Depnaker ,atau temapt khursus; e. harus membuat data lengkap mengenai diri pelamar; f. harus bersih,terang,dan mudah dibaca. Jabatan yang dikehendaki; • Kualifikasi pribadi (pendidikan, pengalaman, dan sebagainya). b. Lampiran surat lamaran pekerjaan • Fotokopi ijazah yang dilegalisasi; • Surat keterangan kelakuan baik (SKKB); • Pasfoto terbaru; • Daftar riwayat hidup (curriculum vitae); • Kartu kuning dari Depnaker; • Surat keterangan sehat dari dokter; • Fotokopi sertigikat prestasi atau pengalaman kerja, dan sebagainya. c. Surat lamaran pekerjaan dapat diajukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut. • Inisiatif sendiri Contoh pembuka surat: Saya yang bertanda tangan di bawah ini: • Informasi dari seseorang Contoh pembuka surat: Berdasarkan informasi dari Bapak… • Iklan Contoh pembuka surat: Setelah membaca iklan yang dimuat dalam harian Kompas, 28 Oktober 2009 yang isinya menyatakan bahwa… • Permohonan dari instansi kepada kepala sekolah Contoh pembuka surat: Berdasarkan permintaan tenaga kerja dalam bidang tata boga melalui Kepala SMK Pekerti Mulia,saya yang bertanda tangan di bawah ini: • Pengumuman resmi di instansi Contoh pembuka surat: Berdasarkan pengumuman nomor 12/10.1/2009, tanggal 28 Oktober 2008, tentang penerimaan pegawai di PT Suaka Marga Satwa, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Contoh surat lamaran pekerjaan berdasarkan iklan: d. Daftar Riwayat Hidup Daftar riwayat hidup atau yang sering disebut curriculum vitae adalah surat keterangan yang berisi data pribadi atau biodata. Isi daftar riwayat hidup: • Data pribadi, misalnya nama, tempat tanggal lahir, dan sebagainya. • Riwayat pendidikan, misalnya pendidikan formal dan nonformal. • Pengalaman kerja. • Keterangan lain, misalnya prestasi yang pernah diraih. e. Penulisan Bagian-Bagian Surat (a) Kepala surat Kepala surat atau kop surat berisi nama lerbaga dan alamat lembaga, lengkap dengan nomor telepon dan facsimile atau e-mail. (b) Tempat dan tanggal surat Jika ada kop surat, maka nama tempat tidak perlu ditulis. Contoh: • Jakarta, 28 Oktober 2009 ( tanpa kop ). • 28 Oktober 2009 ( menggunakan kop ). (c) Nomot, lampiran, dan hal surat penulisan nomor, lampiran, dan hal surat diawali dengan huruf capital diikuti tanda titik dua. Contoh: Nomor : 02/SMK/VII/2009 Lampiran : Satu berkas Perihal : Lamaran pekerjaan (d) Alamat surat Penulisan alamat surat harus: • Lengkap dan informatif. • Diawali dengan yang terhormat atau Yth. • Penulisan kata Saudara, Bapak/Ibu diawali dengan huruf kapital. • Penuisan kata jalan pada alamat surat tidak boleh disingkat.\ Contoh: Yth. Bapak Sudiro Jalan Dr, Soepomo No.1 Jakarta Selatan Atau Yth Drs. Sudiro, M.M. Jalan Dr. Soepomo No. 1 Jakarta Selatan (e) Salam Pembuka dan Salam Penutup Penulisan salam pembuka dan salam penutup diawali dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda koma. Contoh : • Dengan hormat, (salam pembuka) • Hormat saya, (salam penutup). (f) Penutup surat Pada bagian penutup surat tidak perlu menggunakan kata demikianlah dan tidak menggunakan kata ganti –nya, tetapi pakailah sapaan langsung seperti Saudara atau Bapak. Contoh: • Atas perhatian Bapak, saya ucapkan terima kasih. • Besar harapan saya, Bapak dapat mengabulkan permohonan ini. (g) Nama pengirim Nama pengirim surat ditulis di bawah salam penutup dan tidak perlu menggunakan tanda kurung serta tidak perlu menggunakan huruf kapital seluruhnya. Contoh: • Ir. Arifandi • Hj. Rofikoh 6. Memorandum (Memo) Memo atau memorandum adalah surat yang berisi pesan pendek dan sifatnya tidak resmi. Kunci: • Dibuat oleh pihai atasan ditujukan kepada pihak bawahan. • Berisi perintah, pemberitahuan atau petunjuk. Contoh memo berisi perintah: 7. Parafrasa Dalam KKBI, parafrasa dijelaskan sebagai penguraian kembali suatu teks atau karangan dalam bentuk atau susunan kata yang lain dengan maksud dapat menjelaskan maknanya yang tersembunyi. Langkah-langkah memparafrasakan teks: (1) Bacalah teks yang akan diparafrasakan dengan cermat. (2) Cari dan catatlah ide pokok atau gagasan utama setiap paragraph. (3) Pilahlah gagasan penjelas yang benar-benar mendukung gagasan utama. (4) Jika ada kalimat lansung, ubahlah menjadi kalimat tidak langsung. (5) Iraikan kembali dengan bahasa yang lebih mudah. Contoh: Peringatan dini itu sangat penting untuk diperhatikan. Misalnya kalau sudah ada peringatan aka adanya tsunami atau gempa, kita tidak boleh ragu-ragu dan berkaa,” Ah, biar saja dengan peringatan itu, kan cuma peringatan.” Mengabaikan peringatan dapat saja menuai bencana. Di Zaman Perang Dunia II, kita tidak boleh main-main dengan kata itu. Setiap kata larangan itu harus dipatuhi. Akan sangat berbahaya kalau kita tidak mematuhinya, taruhannya nyawa. Beberapa tahun yang lalu teman saya mati tersengat aliran listrik hanya karena ia tidak patuh pada peringatan. Padahal jelas-jelas ditulis, : Matikan listrik terlebih dahulu sebelum membuka begian belakang pemancar.” Dalam kehidupan yang serba cepat ini kita sering lupa atau tidak peka lagi akan kata laragan, misalnya rambu-rambu lalu lintas di jalan raya. Selama tidak ada yang melihat, kita langgar saja. Kita lupa bahwa hati nurani kita akan berbicara jangan. Kita juga sering mengabaikan peringatan akan kesehatan kita. Kalau dilarang makan lemak, tetapi tidak kita hiraukan. Jangan heran kalau kita menderita gejala stroke dan penyakit jantung. Parafrasa teks di atas adalah: Peringatan itu sangat penting untuk diperhatikan karena taruhannya adalah nyawa. Dalam kehidupan, kita tetap saja melanggar peringatan tersebut menskipun hati nurani kita berbicara jangan. 8. Simpulan atau Kesimpulan simpulan adalah keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif atau deduktif. Oleh karena itu, letak simpulan berada di awal atau di bagian akhir paragraph, bahkan bisa juga merupakan intisari paragraph atau teks. Contoh: Kalau kita mengabaikan peringatan dan mendapat kesulitan, jangan melempar frustasi kepada orang lain. Apalagi kalau kita punya kekuasaan. Jangan menyalahkan bawahab, pasangan atau orang lain. Pokoknya, kalau kita menghadapi masalah, jangan menyerang orangnya tetapi seranglah masalahnya. Simpulan: Jika kita menghadapi masalah, jangan meyerang orangnya tetapi seranglah masalahnya. Kalau Anda mau jadi pemenang dari setiap solusi, salurkanlah kasih saying. Kasih itu seperti Anda memberikan air segar di tengah padang gurun kepada seseorang. Belum lama ini, saya dengar seorang suami yang mamanggil kembali istrinya yang sudah menyimpang dari laki-laki lain. Ia berkata, “Walaupun Anda bersalah, saya tetap mau menerima apa adanya sesuai hokum kasih yang diajarkan pada saya.” Simpulan: Salurkan kasih saying jika ingin menjadi pemenang dalam menyelesaikan solusi. 03. Apresiasi Seni Berbahasa 1. Puisi a. Pengertian Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan bermakna. dalam pengertian lama, puisi merupakan bentuk karangan terikat. Akan tetapi, dalam pengertian modern, puisi adalah aktualisasi ekspresi dan ungkapan jiwa penulisnya yang ditulis secara bebas namun tetap memiliki ciri yang khas. b. Jenis Puisi (1) Puisi lama Ciri-ciri : • Terikat oleh banyak baris dalam tiap bait. • Terikat oleh banyaknya kata atau suku kata dalam tiap baris. • Adanya rima atau persajakan. • Adanya irama atau ritme atau alunan bunyi. Contoh: Sungguh elok asam belimbing Tumbuh dekat limau lungga Sungguh elok berbibir sumbing Walau marah tertawa juga Keterangan : • Empat baris dalam satu bait. • Setiap baris terdiri atas 4 kata. • Rumus sajak ab ab (belimbing/sumbing) = a, lungga/juga = b) • Irama atau ritme akan terlihat kalau puisi (pantun) tersebut dibacakan. Timbulnya irama karena adanya rima dan satuan sintaksis yang diwujudkan dalam tekanan, nada, dan jeda. Jenis Puisi Lama : • Mantra • Gazal • Nazam • Bidal • Pantun kilat • Gurindam • Syair • Pantun • Talibun • Seloka (2) Puisi Baru Ciri-ciri : • Tidak terikat aturan tertentu tetapi memiliki ciri khas. • Lebih mengutamakan isi/makna daripada struktur/bentuk. Contoh : Dengan Puisi, Aku Karya : Taufiq Ismail Dengan puisi aku bernyanyi Sampai senja umurku nanti Dengan puisi aku bercinta Berbatas cakrawala Dengan puisi aku bercinta Berbatas cakrawala Dengan puisi aku mengenang Keabadian yang akan datang …. Dengan puisi aku menangis Jarum waktu bila kejam mengiris Dengan puisi aku mengutuk Nafas zaman yang busuk Dengan puisi aku berdoa Perkenankanlah kiranya. 1965 Keterangan : • Tidak ada aturan jumlah baris. • Tidak ada sampiran, semua merupakan isi. • Tetap ada ciri khas, bahasa padat. c. Unsur-unsur Puisi (1) Unsur fisik a. Diksi atau pilihan kata Pemilihan kata dalam puisi mempertimbangkan : • maknanya. • komposisi bunyi dalam rima dan irama (ritme) • urutan kata. • efek keindahan (estetis). • kata-kata bersifat konotatif. b. Pengimajian • Pengalaman imajinasi penyair. • Pembaca merasa melihat dan merasakan. c. Bahasa figuratif (majas) Majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan. Majas yang sering digunakan penyair untuk menyampaikan perasaan, pengalaman batin, harapan dan sebagainya antara lain : majas personifikasi, perbandingan, metafora, alegori, repetisi, paralelisme, hiperbola, dan eufisme Contoh : Majas metafora Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Aku : Chairil Anwar Majas metafora adalah pemadanan langsung satu hal dengan hal lain atau melihat sesuatu dengan perantaraan sesuatu yang lain. “Aku” ini (adalah) “binatang jalang” adalah contoh penggunaan majas metafora dalam puisi. Contoh: Majas Personifikasi Jakarta Karya: Husni Djamaludin Jakarta adalah biskota yang berjubel penumpang ... Jakarta adalah gedung-gedung pencakar langit yang mencakar wajah-wajah kemiskinan rumah-rumah kumuh Jakarta adalah komputer yang mengutak-atik angka-angka nasib dan memutar Jakarta adalah gedung-gedung pencakar langit yang mencakar wajah-wajah kemiskinan rumah-rumah kumuh adalah contoh majas personifikasi. Gedung- gedung pencakar langit diibaratkan menjadi benda yang benyawa yang mencakar wajah-wajah kemiskinan rumah-rumah kumuh. Mencakar digunakan penyair untuk menggambarkan betapa tinggi gedung-gedung pencakar langit sehingga rumah-rumah kumuh seperti disobeknya. Sedangkan Jakarta adalah biskota adalah contoh metafora. Contoh : Majas Pleonasme Dalam Gelombang Karya : S.T. Alisjahbana Alun bergulung naik meninggi Turun melembah jatuh ke bawah Lidah ombak menyerak buih Surut kembali di air gemuruh Kami mengalun di Samudera-Mu Bersorak gembira tinggi membukit Sedih mengaduh jatuh ke bawah Silih berganti tiada henti ... Turun melembah jatuh ke bawah adalah contoh majas pleonasme dalam puisi. Pleonasme adalah penggunaan kata-kata yang berlebihan. d. Rima Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Fungsi rima : • membentuk musikalitas, • efek bunyi semakin indah, • makna yang ditimbulkan semakin kuat Contoh : Dan angin pun mendesah Merintih berkeluh kesah Dengan suara serak-serak basah Hati berdesah dilanda gundah (2) Unsur batin a. Tema dan amanat • Tema adalah pokok persoalan yang diungkapkan oleh penyair. • Amanat adalah pesan yang disampaikan penyair dalam puisinya. Contoh : Gadis Peminta-minta Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka Tengadah padaku, pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang tanpa nyawa Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan Gembira dari kemayang riang ... Karya : Toto Sudarto Bachtiar Tema atau persoalan yang diangkat penyair dalam puisi di atas adalah kemanusiaan, yakni setiap manusia, baik yang miskin maupun kaya memiliki martabat yang sama di hadapan Tuhan. Sedangkan amanatnya adalah hargailah orang-orang miskin yang dianggap sampah masyarakat(pengemis). b. Perasaan Puisi merupakan ekspresi perasaan penyair. Ekspresi itu dapat berupa kegelisahaan, kerinduan, kekaguman kepada alam. Contoh : KERINDUAN Oleh : Yunita Ramadhana Saat hari mulai berlalu Melayangku ke masa lalu Kau selalu ada di dekatku Kapan pun aku membutuhkanmu ... Kapankah ini akan berlalu? Ku hanya bisa menunggu waktu Tuk berlari ke arahmu Memelukmu...melepas kerinduanku Penggalan puisi di atas merupakan ekspresi kerinduan kepada seseorang. c. Nada dan Suasana Nada puisi adalah sikap penyair kepada pembaca. Apakah melalui puisinya ia akan menasihati, mengejek, menyindir atau bersikap lugas. Sedangkan suasana adalah kondisi jiwa pembaca setelah membaca puisi. PUISI NASIHAT UNTUK DIRI Wahai diri... Janganlah kau melangkah di jalan keputusasaan Karena di alam ini terhampar berjuta harapan Janganlah kau berlalu mengarah pada kegelapan Karena di alam ini terdapat cahaya iman .... Puisi di atas berisi sikap penyair untuk menasihati pembaca agar tidak putus asa. Dengan nada ini suasana hati pembaca akan tenang. 2. Prosa Prosa adalah hasil karya sastra yang bersifat paparan atau berbentuk cerita. Prosa sering disebut karangan bebas karena tidak mengandung rima dan ritme seperti halnya puisi. Prosa yang termasuk dalam karya sastra sebagai berikut : a. Prosa fiksi, misalnya cerpen, roman, dan novel. b. Prosa nonfiksi, misalnya biografi, autobiografi, esai, dan kritik. a. Jenis Prosa Fiksi (1) Cerpen Cerpen adalah cerita yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek. Ciri-ciri cerpen : • Alur atau plotnya tunggal/sederhana. • Latar yang dilukiskan hanya sesaat dan dalam lingkungan terbatas. • Hanya mengungkapkan satu masalah kehidupan. • Pemusatan perhatian hanya pada satu tokoh. (2) Roman dan Novel Roman adalah sejenis prosa yang menceritakan tokoh utamanya dari kecil hingga dewasa bahkan sampai meninggal dunia. Sedangkan novel adalah sejenis prosa yang tokoh utamanya mengalami perubahan nasib. Ciri –ciri roman dan novel : • Memiliki lebih dari satu alur/plot. • Umumnya tokoh cerita banyak dengan berbagai karakter. • Tema lebih kompleks, ditandai dengan tema-tema bawahan. • Mengandung latar geografi atau tempat para tokohnya bermain. b. Unsur-unsur Prosa Fiksi (1) Unsur Intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra, misalnya : tema, alur/plot, latar, penokohan, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa. (a) Tema Tema adalah ide pokok suatu cerita. Tema cerpen, roman atau novel biasanya menyangkut persoalan kehidupan manusia, misalnya keberanian, kasih sayang ,kekuasaan, dan sebagainya. Contoh : Sedetik, dua detik, tiga detik, seolah-olah tiap detik merupakan bayangan maut yang dahsyat bagi kendaraan itu. Dan kendaraan itu makin dekat dan lebih dekat jaraknya dengan pohon-pohon itu. Tiba-tiba terdengar suaru peluru yang dimuntahkan dari laras-laras karaben, sten, pistol dan granat-granat dilemparkan ke arah sasarannya. Jip terpental, jatuh terguling, kacanya berantakan dan kapnya ringsek. Terdengar suara-suara jeritan mengerikan karena kaget serta ketakutan yang tiba-tiba. Tampak benar isinya, orang-orang di dalamnya itu ada yang terpental keluar jatuh di tanah dengan tubuh terkoyak-koyak, ada yang mati saat itu tertindih jip. Sesaat lagi menyusul ledakan granat dan letusan-letusan senapan. Bangkai-bangkai berserakan di tanah, mandi darah. Tubuh-tubuh terkoyak menjadi kepingan yang tak mungkin dikenal orang. Puas sudah para pejuang melihat tubuh si Tuan Belanda Binasa, yakni Si Tuan yang telah merampas kemerdekaan bangsa. Penggalan cerpen di atas bertema kepahlawanan, yakni sifat gagah berani yang ditunjukkan para pejuang dalam menghadapi penjajah Belanda. (b) Amanat Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Contoh : Amanat penggalan cerpen di atas adalah berjuanglah dengan penuh keyakinan, kekompakan, dan keberanian agar memperoleh kemenangan atau kemerdekaan. (c) Latar Latar adalah seluruh keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana sebagai lokasi dan situasi yang melingkungi tokoh-tokoh dalam cerita. Contoh : Atas saran Muluk, sahabat, Zainuddin kemudian pindah ke Jakarta. Di Jakarta Zainuddin menjadi seorang penulis. Tulisannya makin lama makin banyak, sehingga ia mulai dikenal banyak orang. Kemudian, dengan ditemani sahabat karibnya itu, Zainuddin pindah lagi ke Surabaya. Di Surabaya pun ia masih menjadi penulis yang produktif. Namanya sangat terkenal di masyarakat Surabaya. Ia juga dikenal sebagai penulis yang kaya dan dermawan. Latar tempat penggalan roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck di atas adalah Jakarta dan Surabaya. (d) Penokohan Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan watak atau karakter tokoh-tokoh cerita. Untuk menggambarkan karakter tokoh dapat dilakukan antara lain dengan : • Penggambaran fisik dan perilaku tokoh. • Penggambaran kebiasaan tokoh. • Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh. • Pengarang menceritakan secara langsung. • Penggambaran tokoh lain. Contoh : Watak tokoh Zainuddin dalam penggalan roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck di atas diceritakan secara langsung oleh pengarang, yakni sebagai tokoh yang kaya dan dermawan. (e) Sudut pandang atau point of view Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. • Sudut pandang orang pertama Ciri-cirinya : - Memakai tokoh aku atau saya dalam cerita. - Pengarang menjadi tokoh utama atau tokoh pembantu. Contoh : Sampai di rumah, saya tambatkan kuda saya di dekat kereta dan menatap cakrawala. Di bawah bayang-bayang matahari yang sedang tenggelam, saya melihat awan tebal berkumpul di situ. Saya menggumam, “Besok pasti hujan lebat!” lalu masuk ke dalam rumah. Ketika saya sedang duduk-duduk sambil minum teh,tiba-tiba terdengar seseorang berteriak keras-keras, “Kebakaran! Kebakaran!” Penggalan cerita di atas menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama. • Sudut pandang orang ketiga Ciri-ciri : - Menggunakan tokoh ia, dia atau memakai nama orang. - Pengarang berdiri di luar cerita, tidak memegang peranan. Contoh : Kemarin ia memecahkan pegangan cangkir. Lalu ibu tirinya melemparkan cangkir tersebut ke muka Kien dan hampir saja kena matanya. Kemudian ketika perempuan tersebut mendengar celaan-celaan tetangganya, ia memaksa suaminya untuk mengikat Kiem di kaki tempat tidur dan memukulinya. Masya Allah! Bagaimana ia bisa begitu kejam kepada anak yang penurut dan sesantun itu. (f) Plot atau alur Plot adalah jalinan peristiwa di dalam karya sastra. Macam-macam alur : • Alur bawahan, alur tambahan yang disisipkan di sela-sela alur utama. • Alur longgar, alur yang jalinan peristiwanya tidak memperlihatkan hubungan yang padu. • Alur erat, alur yang jalinan peristiwanya memperlihatkan hubungan yang padu. • Alur menanjak, alur yang jalinan peristiwanya menanjak sampai cerita selesai • Alur mundur, alur yang jalinan peristiwanya mengisahkan peristiwa masa lalu. Contoh : Ayahku terbunuh. Ku yakin kau tahu, pernah kusurati kau. Ia termasuk korban orang yang kalap di pasar. Di samping ayah, beberapa korban jatuh termasuk seorang ibu yang sedang hamil. Waktu itu beritanya tersebar luas. Tetapi kehidupan keluarga kami tidak dapat berhenti dengan berita dan terali bagi pelakunya. Sedangkan aku merupakan gadis tertua dari delapan bersaudara. Bisa dapat Kak Yos bayangkan waktu itu bagaimana situasi dan kondisi kami setelah kepergian ayah. Alur di atas termasuk alur mundur karena pengarang mengisahkan peristiwa masa lalu. Hal ini dapat kita kenali dengan kalimat : • Ku yakin kau tahu, pernah kusurati kau. • Waktu itu beritanya tersebar luas. Tahapan-tahapan alur : • Pengenalan situasi cerita. • Pengungkapan peristiwa. • Menuju pada adanya konflik • Puncak konflik • Puncak penyelesaian atau ending. Contoh : Burung-burung meneriakkan suara duka. Langit seperti enggan membuka tirai birunya. Laut seperti enggan memukulkan ombaknya. Angin seperti tak mau bertiup, sekedar menyegarkan raga. Buana seluruhnya berkabung dalam irama duka. Ya, berkabung karena salah seorang putra bangsa terbaik mengakhiri hidupnya di tiang gantungan penjajah. Penggalan cerpen di atas baru mengenalkan situasi cerita. Pengarang memulai cerita dengan mendeskripsikan keadaan alam dan mengenalkan tokoh. Itu pun belum disebut nama tokohnya (seorang putra bangsa terbaik) 3. Drama Drama adalah ragam sastra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untu pertunjukan di atas pentas. a. Unsur-unsur drama (1) Tema, persoalan pokok yang disampaikan penulis naskah kepada penonton. (2) Penokohan, penggambaran watak tokoh, seperti • Antagonis : tokoh penentang kebaikan. • Protagonis : tokoh yang menampilkan kebaikan. • Tritagonis : tokoh yang mendukung protagonis. (3) Alur, rangkaian peristiwa, misalnya alur maju dan alur mundur. (4) Amanat, pesan yang disampaikan penulis melalui pentas drama. (5) Perlengkapan, alat-alat yang dapat mendukung jalannya pentas drama,seperti tata panggung, tata lampu, kostum, dan musik. (6) Prolog, penjelasan awal atau pembukaan untuk mengenalkan cerita. (7) Dialog, percakapan dalam pentas drama. (8) Epilog, penjelasan akhir dalam pentas drama untuk menyampaikan intisari cerita. b. Pelaku dalam Pentas drama (1) Penulis naskah, orang yang membuat naskah drama. (2) Sutradara, orang yang bertanggung jawab dalam pentas drama. (3) Pemain, tokoh-tokoh yang memainkan peran dalam pentas drama. (4) Narator, orang yang bertugas menceritakan gambaran isi cerita kepada penonton. (5) Penata rias, orang yang bertugas merias para pemain sesuai perannya. (6) Penata kostum, orang yang bertugas merancang kostum sesuai peran atau watak para tokoh drama. (7) Penata artistik, orang yang bertugas mengatur dekorasi, tata lampu, suara dan sebagainya Contoh penggalan naskah drama: Pak RT : Nah,sekarang bagaimana pendapat Bapak-bapak. Silakan! Andre :Ya,Pak. Sebelumnya saya mohon maaf. Mengapa masalah tersebut kita bica- rakan lagi. Bukankah dulu semasa saya menjadi sekretaris RT pernah saya usulkan. Waktu itu warga tidak ada yang setuju! Mungkin saran ini yang membuat saya tak terpilih lagi menjadi sekretaris (sambil kelakar). Toto :O...,jadi Pak Andre ingin jadi sekretaris RT lagi. Mengapa dulu tidak bicar terus terang pada saya. Pasti jabatan itu saya serahkan kepada Pak Andre (dibalas dengan kelakar). Purwanto :Sudahlah,jangan kelakar terus. Menurut pendapat saya, gaji Penjaga keama- nan kompleks saat ini perlu kita naikkan. Dulu memang belum perlu karena warga kita masih sedikit. Sekarang sudah dua kali lipat. Hasan :Setuju, saya setuju dengan pendapat Pak Pur. Tapi,kerja penjaga keamanan juga harus lebih baik. Pak RT :Bagaimana dengan Bapak-bapak yang lain! Warga :Ya,Pak kamai setuju (serentak). Andre :Nah,begitu dong. Akhirnya pendapat saya dipakai juga. Samsul :Dasar rakus lho Dre (Andre)! Pak RT :Sudah..kita tutuup acara ini dengan membaca hamdallah. 4. Iklan Iklan adalah informasi yang disajikan melalui media massa, brosur, dan sejenisnya dengan tujuan untuk memberitahukan atau mempromosikan barang atau jasa kepada khalayak. Iklan terdiri atas iklan niaga, pengumuman, penerangan, keluarga, lowongan pekerjaan, dan sebagainya. Ciri-ciri iklan : • Bersifat informatif dan persuatif. • Kalimatnya singkat dan padat. • Menggunakan kata-kata yang menarik. Contoh iklan lowongan pekerjaan : LEMBAGA BIMBINGAN TERPADU Membutuhkan : 1. Guru matematik : 3 orang 2. Guru bahasa Inggris : 2 orang 3. Guru bahasa Indonesia : 2 orang Dengan kualifikasi : • Minimal S-1 sesuai bidangnya. • Mampu mengoperasikan komputer (Aplikasi Ms.Office). • Pengalaman mengajar diutamakan. Lamaran ditujukan : Lembaga Bimbingan Terpadu Jalan Pertanian III, Ps. Minggu Jaksel Telepon : 7805787 Faksimile : 021-78846418 Syarat : Siap ditempatkan di cabang-cabang kami, di DKI Jakarta. 5. Poster Poster adalah informasi berbentuk gambar atau tulisan yang bersifat sugestif. Tujuan pemasangan poster adalah agar informasi dapat diketahui secara umum sehingga pembaca tertarik untuk mengikuti atau membeli. Pada prinsipanya poster sama dengan iklan. Perbedaanya terletak pada media dan kalimat yang digunakan. Media poster biasanya tempat terbuka, dipasang di dinding-dinding gedung atau direntangkan di jalan berupa spanduk. Ciri khas poster : • Tulisan dan gambar dibuat menarik atau mencolok. • Isi poster biasanya berupa penawaran suatu produk, jasa, atau ajakan untuk mengikuti kegiatan tertentu. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menulis kalimat poster : (1) Menentukan subjek yang akan dicantumkan dalam poster. (2) Merumuskan ide yang akan disampaikan. (3) Menentukan cara untuk menyampaikan ide. (4) Menggunakan kalimat yang singkat dan jelas. (5) Menggunakan kata-kata yang bersifat sugestif. (6) Menggunakan tulisan yang mudah dibaca dan diingat khalayak. Contoh kalimat poster : (1) Anda ingin cepat bekerja, silakan masuk SMK. (2) Damai itu indah. (3) Katakan tidak untuk narkoba. (4) Pilih kesepian karena narkoba atau punya teman yang setia. 6. Majas Menurut Prof.Dr.H.G.Tarigan majas adalah cara mengungkapkan pikiran melaui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Unsur kebahasan antara lain : pilihan kata, frasa, klausa, dan kalimat. Majas dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu : a. Majas perulangan b. Majas perbandingan c. Majas pertentangan d. Majas pertautan Berikut adalah contoh majas yang sering digunakan secara umum : a. Majas perulangan (1) Aliterasi Aliterasi adalah majas yang berwujud perulangan konsonan pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi. Contoh : Kau keraskan kalbunya Bagai batu membesi benar Timbul telangkai bertongkat urat Ditunjang pengacara petah pasih (2) Asonansi Asonansi adalah majas repetisi yang berwujud perulangan vokal, pada suatu kata atau beberapa kata. Biasanya dipergunakan dalam puisi untuk medapatkan efek penekanan. Contoh : Segala ada menekan dada Mati api di dalam hati Harum sekuntum bunga rahasia Dengan hitam kelam (3) Anafora Anafora adalah majas repetisi yang merupakan perulangan kata pertama pada setiap baris atau kalimat. Contoh :Kucari kau dalam toko-toko. Kucari kau karena cemas karena sayang. Kucari kau karena sayang karena bimbang. Kucari kau karena kaya mesti diganyang. (4) Epifora Epifora adalah majas repetisi yang berupa perulangan kata pada akhir baris atau kalimat berurutan. Contoh : Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau tidur. Aku mencercah daging ketika kau tidur. (5) Simploke Simploke adalah majas repetisi yang berupa perulangan awal dan akhir beberapa baris (kalimat secara berturut-turut). Contoh : Ada selusin gelas ditumpuk ke atas. Tak pecah. Ada selusin piring ditumpuk ke atas. Tak pecah. Ada selusin barang lain ditumpuk ke atas. Tak pecah. b. Majas Perbandingan (1) Perumpamaan Perumpaan adalah padanan kata atau simile yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis majas ini ditandai oleh pemakaian kata : seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana, serupa. Contoh : Seperti air dengan minyak. (2) Metafora Metafora adalah majas yang membandingkan dua hal secara implisit. Contoh : Aku adalah angin yang kembara. (3) Personifikasi Personifikasi adalah majas yang melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide yang abstrak. Contoh : Bunga ros menjaga dirinya dengan duri. (4) Alegori Alegori adalah majas yang menggunakan lambang-lambang yang termasuk dalam alegon, antara lain : Fabel, contoh : Kancil dan Buaya Parabel, contoh : Cerita Adam dan Hawa (5) Antitesis Antitesis adalah majas yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan. Contoh : Dia gembira atas kegagalanku dalam ujian. (6) Pleonasme Pleonasme adalah penggunaan kata yang mubazir yang sebenarnya tidak perlu. Contoh : Capek mulut saya berbicara. (7) Tautologi Tautologi adalah majas yang menggunakan kata atau frasa yang searti dengan kata yang telah disebutkan terdahulu. Contoh : Apa maksud dan tujuannya datang ke mari? c. Majas Pertentangan (1) Hiperbola Hiperbola adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih baik jumlah, ukuran, maupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan, memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Contoh : Pemikiran-pemikirannya tersebar ke seluruh dunia. (2) Litotes Litotes adalah majas yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. (3) Ironi Ironi adalah majas yang berupa pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya. Contoh : Bagus benar rapormu Mir, banyak merahnya. (4) Satire Satire adalah majas sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung. Contoh : Jemu akan dengan bicaramu Kemakmuran, keadilan, kebahagiaan Sudah sepuluh tahun engkau bicara Aku masih tak punya celana Budak kurus pengangkut sampah (5) Paradoks Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Contoh : Teman akrab ada kalanya merupakan musuh sejati. (6) Klimaks Klimaks adalah majas yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan atau makin meningkat kepentingannya dari gagasan atau ungkapan sebelumnya. Contoh : Hidup kita diharapkan berguna bagi saudara, orang tua, nusa bangsa, dan negara. (7) Antiklimaks Antiklimaks adalah suatu pernyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting. Contoh : Jangankan sepuluh ribu, seribu, atau seratus, satu rupiah pun aku tak punya. (8) Sinisme Sinisme adalah majas yang merupakan sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan atau ketulusan hati. Contoh : Anda benar-benar hebat sehingga pasir di gurun sahara pun dapat Anda hitung. (9) Sarkasme Sarkasme adalah majas yang mengandung sindiran atau olok-olok yang pedas atau kasar. Contoh : Kau memang benar-benar bajingan. d. Majas Pertautan 1. Metonimia Metonimia adalah majas yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri. Contoh : Parker jauh lebih mahal daripada pilot. 2. Sinekdoke Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti barang sendiri. Contoh Sinekdoke pars pro toto : Lima ekor kambing telah dipotong pada acara itu. Contoh Sinekdoke totem pro parte : Dalam pertandingan itu Indonesia menang satu lawan Malaysia. 3. Alusio Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal/diketahui orang. Contoh : Apakah peristiwa Madiun akan terjadi lagi di sini ? 4. Eufimisme Eufimisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih kasar yang dianggap merugikan atau yang tidak menyenangkan. Contoh : Tunasusila sebagai pengganti pelacur. 5. Elipsis Elipsis adalah majas yang di dalamnya terdapat penanggalan atau penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dari suatu konstruksi sintaksis. Contoh : Mereka ke Jakarta minggu lalu (perhitungan prediksi) Pulangnya membawa oleh-oleh banyak sekali (penghilangan subjek) Saya sekarang sudah mengerti (penghilangan objek) Saya akan berangkat (penghilangan unsur keterangan) Mari makan! (penghilangan subjek dan objek) 6. Asindeton Asindeton adalah majas yang berupa sebuah kalimat atau suatu konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi tidak dihubungkan dengan kata-kata penghubung. Contoh : Ayah, ibu , anak merupakan inti dari sebuah keluarga. 7. Polisindenton Polisindenton adalah majas yang berupa ssebuah kalimat atau sebuah konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar dan dihubungkan dengan kata-kata penghubung. Contoh : Pembangunan memerlukan sarana dan prasarana juga dana serta kemampuan pelaksana. 7. Ungkapan (Idiom) Ungkapan adalah satuan bahasa (kata, frasa atau kalimat) yang maknanya tidak dapat dijelaskan menurut kaidah umum yang berlaku dalam bahasa tersebut. Ungkapan berfungsi untuk menghidupkan, melancarkan serta mendorong perkembangan bahasa Indonesia. Ciri-ciri Ungkapan : (1) Konvensi. (2) Dalam bentuk kata, frasa, dan bentuk kalimat. (3) Makna tidak dapat dijelaskan menurut kaidah. Contoh : (1) Ungkapan satu kata • gula-gula : wanita piaraan • menghitamputihkan : sangat berkuasa (2) Ungkapan dua kata • bercermin bangkai : menanggung malu • mengadu domba : memecah belah • bogem mentah : pukulan (3) Ungkapan tiga kata atau lebih • membuka pintu hati : menyadarkan • diam seribu bahasa : membisu • dalam dua tengah tiga : selalu bimbang untuk memutuskan perkara (4) Ungkapan dalam bentuk kalimat • Nona makan sirih : nama sejenis tanaman merambat • Puteri malu : nama sejenis tanaman perdu 8. Lirik Lagu Penggunaan bahasa Indonesia dalam lirik lagu mempunyai ciri khas terssendiri karena lirik lagu mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Lagu pada dasarnya adalah ungkapan perasaan, luapan hati dari penyanyi itu sendiri. Oleh karena itu, lagu bisa membuat orang terhibur, terpesona, dan bahkan terlena apabila lirik lagu yang dilantunkan penyanyi mengena di hati pendengar. Dalam fungsinya sebagai sarana hiburan bahasa lagu (lirik) mempunyai sasaran informasi yang tepat, enak didengar dan dimengerti oleh pendengar sehinga pesan yang diinginkan oleh penyanyi efektif. Bahasa sederhana mengangung pengertian strukturnya tidak rumit, terutama struktur lirik lagunya. Kata-kata dalam lirik lagu yang digunakan harus dimengerti dan dipahami oleh pendengar. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai penggunaan ungkapan dalam lirik lagu, pidato dan sebagainya. Contoh ungkapan dalam lirik lagu. Karena Judi Oleh : Murad Harris ... Aku melarat karena judi Aku sengsara karena judi Banyak hutanngku karena judi Judi yang yang membawa aku mati.. Mati akal dan pikiranku Tak dapat berpikir tenang Anak istriku jadi korban Menanggung malu pada orang ... Dalam penggalan lirik lagu di atas terdapat ungkapan mati akal yang artinya tidak dapat berpikir lagi untuk mengatasi sesuatu. 9. Peribahasa Peribahasa adalah kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Contoh : (1) Seperti telur di ujung tanduk. Artinya keadaan yang sangat gawat atau genting. (2) Besar pasak daripada tiang. Artinya besar pengeluaran daripada pendapatan. Dalam kehidupan sehari-hari, peribahasa sering dijadikan simbol atau mewakili maksud yang ingin diungkapkan, misalnya : untuk mengilustrasikan orang yang tidak mempunyai pegangan hidup atau hidupnya tak tentu arah digunakan peribahasa : Bagai anak ayam kehilangan induk. 10. Bahasa Indah Bahasa indah adalah bahasa yand di dalamnya tersirat makna keindahan, kehalusan, kelembutan, dan sentuhan perasaan. Bahasa indah biasanya terdapat dalam iklan, poster, kata-kata mutiara, karangan deskripsi, dan sebagainya. Contoh : Matahari pagi mulai bersinar, burung pun bernyanyi seolah menyambut kedatanganku. Daun-daun bergerak riang, mengungkapkan, “Selamat pagi teman.” Di sebuah jendela aku merasakan betapa lembutnya udara pagi. Aku merasakan keakraban, seakan-akan aku telah beberapa tahun tinggal di sini. Dengan membaca penggalan teks di atas, perasaan kita akan tersentuh. Kata-katanya indah, penuh dengan kehalusan dan kelembutan. 01. MEMBACA A. Rangkuman 1. Memahami Gagasan Utama Paragraf adalah serangkaian kalimat yang disusun secara sistematis dan logis sehingga membentuk satu kesatuan pokok pembahasan. Paragraf yang baik terdiri atas satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Di dalam kalimat utama terdapat gagasan utama dan di dalam kalimat penjelas terdapat gagasan penjelas. Untuk memahami gagasan utama dalam paragraf, kita harus mencermati kata-kata kunci, antara lain : (1) Jadi, (2) Ada beberapa, (3) Dengan demikian, (4) Pada dasarnya, (5) Intinya, (6) Sebagai simpulan Ciri-ciri gagasan penjelas : (1) uraian-uraian kecil, (2) contoh-contoh, (3) peristiwa ilustrasi, (4) kutipan-kutipan. Contoh : Kemenangan itu menjadikan bayaran yang di terima Pacquiano makin bertambah. Betapa tidak, untuk menghadapi Oscar De La Hoya, ia dikabarkan menerima bayaran hampir US$ 15 juta (sekitar Rp 180 miliar). Ini belum termasuk hak yang diperoleh dari hasil siaran langsung televisi. Karena dengan sistem bayar per tayang, orang harus merogoh kocek US$55-US$65 (sekitar Rp 660 ribu-Rp 780 ribu). Bayaran itu menjadi yang terbesar yang diterima seorang petinju Asia. Jadi, boleh dibilang Pacquiano kini menjadi petinju terkaya di Asia. Media Indonesia. 9 September 2008, hlm. 16. 2. Memahami Inti Wacana dari Penalaran Pada dasarnya, ada dua macam penalaran karangan, yakni induktif dan deduktif. a. Penalaran Induktif Penalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian/contoh, dan diakhiri kesimpulan umum yang merupakan inti wacana atau gagasan utama. Penalaran induktif dibagi menjadi tiga macam, yakni : generalisasi, analogi, dan sebab akibat. Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala (data) yang bersifat khusus atau yang sejenis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum. Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan membandingkan suatu objek sampai kesimpulan yang berlaku umum. Sebab akibat adalah proses penalaran berdasarkan hubungan sebab akibat atau akibat sebab. Contoh 1 : Generalisasi Besi apabila dipanaskan dalam suhu tertentu akan memuai. Tembaga jika dipanaskan pada suhu tertentu juga memuai. Emas dan perak pun jika dipanaskan akan memuai. Jadi, semua logam jika dipanaskan pada suhu tertentu akan memuai. Contoh 2 : Analogi Triana adalah guru bahasa Indonesia SMK Bunda Kandung, lulusan Universitas Negeri Jakarta. Ia seorang guru yang profesional. Siswa-siswinya sangat senang karena apa yang diajarkan selalu dapat dipahami dengan baik. Namun, sangat disayangkan tahun ini Ibu Triana harus pindah tugas karena mengikuti suaminya bekerja di Kalimantan. Oleh karena itu, Bapak Usman harus mencari guru baru lulusan Universitas Negeri Jakarta dengan harapan ia juga guru yang profesional seperti Ibu Triana. Contoh 3 : Sebab akibat Banjir di India tahun ini disebut pejabat sebagai yang terburuk dalam puluhan tahun di India Selatan. Banjir ini menggenangi jutaan hektare ladang, termasuk perkebunan tebu. Banyak pohon tebu rusak dan tidak dapat dimanfaatkan lagi sebagai bahan baku gula pasir. Jadi, sudah dapat dipastikan produksi gula pasir di Karnataka penghasil gula pasir terbesar nomor tiga di India akan anjlok tahun ini. b. Penalaran Deduktif Penalaran deduktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai dan diakhiri dengan fakta atau sikap yang berlaku khusus. Contoh : Hujan deras dan angin kencang. Selasa (6/10) terjadi di Mojokerto, Jawa Timur. Angin itu menumbangkan sejumlah pohon dan papan reklame. Sebuah gapura penanda batas wilayah Desa Kepuhanyar dan Desa Mojoanyar nyaris ambruk. Ranting pohon tanjung dan sonokeling di sepanjang Jalan Gajah Mada, Jalan Pahlawan, dan Jalan Majapahit di Kota Mojokerto tampak berserakan. Bahkan, lampu pengatur lalu lintas pun tak dapat berfungsi dengan baik. c. Penalaran Deduktif-Induktif Pada hakikatnya kalimat topik dalam satu paragraf hanya satu. Akan tetapi, ada kalimat topik yang ditempatkan di awal dan di akhir paragraf. Penalaran semacam itu disebut penalaran deduktif-induktif. Contoh : Penyakit kaki gajah disebabkan oleh cacing filarial. Cacing ini berbentuk silindris, halus seperti benang putih serta berukuran panjang 55-100mm dan tebal 0,16 mm. Cacing jantan lebih kecil, berukuran 55 mm x 0,09 mm. Larva mikrofilaria sekali keluar jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu berukuran 200-600 mikron. Cacing ini diisap oleh nyamuk dan dipindahkan ke tubuh manusia melalui gigitannya. Kegiatan cacing mini ini menyebabkan kaki dan tangan penderitanya berubah berukuran besar atau yang disebut penyakit kaki gajah. Pikiran utama : Penyebab penyakit kaki gajah. Pikiran penjelas : (1) Ukuran cacing filarial. (2) Ukuran cacing jantan (filarial). (3) Jumlah larva mikrofilaria sekali ke luar. (4) Nyamuk memindahkan cacing filaria ke tubuh manusia. Pikiran utama : Kegiatan cacing mini menyebabkan penyakit kaki gajah. d. Penalaran Induktif-Deduktif Paragraf induktif-deduktif adalah paragraf yang diawali dan diakhiri dengan kalimat penjelas sedangkan kalimat utamanya terletak di tengah paragraf. Contoh : (1) Pasar Induk Kramat Jati setiap hari dibanjiri pembeli. (2) Sejak pukul 01.00 dini hari pasar ini sudah mulai ramai. (3) Boleh dikatakan, pasar yang menjual aneka buah dan sayur mayur itu tak pernah sepi. (4) Para pembeli berdatangan silih berganti dari penjuru Jakarta. (5) Bahkan,ada juga yang datang dari Tangerang dan Bekasi. Pikiran penjelas : (1) Pasar Induk Kramat Jati dibanjiri pembeli. (2) Pukul 01.00 dini hari sudah mulai ramai. Pikiran utama : (3) Pasar Induk Kramat Jati tak pernah sepi. Pikiran penjelas : (4) Pembeli berdatangan silih berganti. (5) Ada juga yang datang dari Tangerang dan Bekasi. 3. Memahami Paragraf yang baik Paragraf yang baik harus memiliki kepaduan kalimat atau kalimat-kalimatnya berhubungan secara logis. Kepaduan (koherensi) ini dapat dibangun melalui pengulangan kata kunci atau sinonim, kata ganti, dan kata atau frasa transisi. a. Pengulangan Kata Kunci Kalimat-kalimat dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata kunci yang telah disebutkan dikalimat pertama diulang lagi di kalimat berikutnya,misalnya: • teknologi dengan teknologi, • tidak melanggar dengan selalu menaati. Contoh : (1) Perkembangan teknologi layar sentuh bukanlah hal yang baru muncul dalam hitungan hari. (2) Ada beberapa titik yang menandai perkembangan teknologi tersebut. (3) Ambil saja contoh telepon genggam, yang disebut-sebut telah mempercepat kehadiran inovasi teknologi layar sentuh. (4) Bahkan kini, seiring dengan pengembangan dan inovasi yang dilakukan, layar sentuh menjadi tren yang akan mengisi dunia teknologi informasi dan komunikasi dalam waktu dekat. Kata kunci paragraf di atas adalah teknologi yang diperkuat pula dengan kata perkembangan dan frasa layar sentuh. b. Kata Ganti atau Padanannya Kepaduan antarkalimat dalam paragraf dapat pula dijalin dengan menggunakan kata ganti, misalnya: • pemain dengan ia atau dia • para pemain dengan mereka • saya dan dia dengan kami • saya dan kamu dengan kita • Kesebelasan Indonesia bermain seri Melawan kesebelasan Kuwait. dengan Hal ini menyebabkan... Contoh: (1) Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan paling berkuasa di muka bumi ini. (2) Dia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan semua isi alam ini untuk keperluan hidupnya. (3) Mereka tidak diizinkan untuk menyia-nyiakannya atau menyakiti dan merusaknya. (4) Tuhan pasti murka kepadanya kalau itu terjadi. Kata ganti paragraf di atas adalah dia, mereka, dan –nya. c. Kata atau Frasa Transisi Kata atau frasa transisi adalah kata atau frasa penghubung, konjungsi atau perangkai, baik intra kalimat maupun antarkalimat. Kata atau frasa transisi menyatakan hubungan sebagai berikut : • Penegasan : jadi, dengan demikian • Pertentangan : namun, tetapi, akan tetapi, berbeda dengan, sebaliknya, meskipun ,demikian, kecuali, daripada, padahal • Sebab, akibat, atau hasil : sebab, karena, akibatnya,dampaknya,oleh sebab itu,oleh karena itu, hasilnya, sehingga • Waktu : ketika, saat itu • Syarat : jika, apabila, kalau • Urutan : pertama, mula-mula, akhirnya, selanjutnya • Tambahan informasi : selain itu, singkatnya, tambahan pula, di samping itu, dengan kata lain Contoh: Kerusakan lingkungan kini terjadi di mana-mana. Bukan saja kerusakan hutan, tetapi limbah-limbah rumah tangga dan pabrik sudah merajalela. Bau tidak sedap dan busuk sering kita hirup. Seolah-olah kita tidak merasakan bau itu karena sudah terbiasa. Padahal, bibit penyakit tersebar ke mana-mana. Akibatnya fatal, yaitu menjadikan generasi kita rentan penyakit sehingga orang sakit semakin hari semakin banyak. Konjungsi intrakalimat : tetapi, karena, dan sehingga Kata transisi antarkalimat : padahal, akibatnya 4. Perbedaan Fakta dan Opini Fakta adalah sesuatu (keadaan atau peristiwa) yang merupakan kenyataan. Maksudnya, sesuatu dikatakan fakta apabila benar-benar ada atau terjadi. Sedangkan opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian sesorang tentang sesuatu. Kunci : • Fakta :  logis (masuk akal)  objektif (apa adanya)  faktual (berdasarkan kenyataan atau kebenaran) • Opini :  pendapat  pemikiran  asumsi (memperkirakan kebenarannya)  subjektif (menggunakan kata-kata seperti sebaiknya, mungkin, barangkali, menurut pendapat saya, dsb. ) Contoh : (1) Sebanyak 20 tim balap sepeda menyatakan keikutsertaannya di Speedy Tour d’Indonesia 2009. (2) Sembilan dari 20 tim itu adalah tim nasional luar negeri sedangkan 11 tim lainnya berasal dari dalam negeri. (3) Menurut panitia, salah satu dampak positif lomba ini adalah timbulnya minat klub sepeda lokal yang cukup tinggi. (4) Hal ini, setidaknya jika dibandingkan dengan peserta Tour d’Indonesia 2008 yang hanya diikuti 8 klub dari dalam negeri. (5) Itu artinya, ada penambahan jumlah peserta lomba yang cukup menggembirakan (Kompas, 19 November 2009). a. Kalimat nomor (1),(2), dan (4) mengandung informasi berbentuk fakta (benar-benar terjadi) b. Kalimat nomor (3) dan (5) mengandung informasi berbentuk opini (pendapat). Frasa dampak positif pada kalimat nomor (3) dan cukup menggembirakan pada kalimat nomor (5) hanyalah suatu pendapat belaka. 5. Penanda Proses dan Hasil a. Penanda Proses Dalam bentuk eksposisi, penanda proses biasanya berupa konjungsi:selanjutnya, kemudian, berikutnya, lalu, setelah itu, langkah berikutnya, dan sejenisnya. Sedangkan dalam bentuk gramatikal, ditandai dengan imbuhan pe-an. Contoh penggunaan penanda proses dalam eksposisi : Sebelum ujian hendaknya kita berdoa terlebih dahulu. Jangan lupa kita memohon kepada Tuhan agar dimudahkan dalam menjawab pertanyaan. Setelah itu, barulah kita mengerjakan setiap soal dengan teliti. Kerjakan soal yang lebih mudah terlebih dahulu. Kemudian baru mengerjakan soal yang lebih sulit. Jika mengalami kesulitan jangan menyontek. Kerjakan setiap soal dengan penuh perctuaya diri. Kemudian, kumpulkan hasil pekerjaan Anda apabila sudah selesai. Insya Allah hasil ujian Anda bagus. Contoh penggunaan penanda proses dalam kata : (1) Pengobatan penderita penyakit kaki gajah di Jawa Barat tidak didasarkan atas pemeriksaan pasien. pe-an + obat  pengobatan pengobatan : proses mengobati (2) Penulisan buku itu memerlukan waktu yang cukup lama. pe-an + tulis  penulisan penulisan : proses menulis Perlu diingat bahwa tidak semua imbuhan pe-an bermakna proses. Perhatikan contoh berikut ini: (1) pemakaman artinya tempat memakamkan. (2) penggorengan artinya alat untuk menggoreng. (3) penghijauan artinya hal yang menghijaukan. b. Penanda Hasil Penanda hasil biasanya berupa imbuhan –an. Imbuhan –an tidak memiliki variasi bentuk. Contoh : (1) Lukisan Basuki Abdullah lebih bersifat natural. lukis + -an  lukisan lukisan artinya hasil melukis. (2) Tulisan wartawan itu menggunakan huruf Steno Tulis + -an  tulisan Tulisan artinya hasil pekerjaan menulis. Perlu juga diingat bahwa tidak semua imbuhan –an bermakna hasil. Perhatikan contoh berikut ini : (1) jebakan artinya alat untuk menjebak (2) bacaan artinya sesuatu yang dibaca (3) harian artinya tiap-tiap hari 6. Tanggapan Negatif dan Tanggapan Positif Tanggapan adalah komentar terhadap sesuatu (bacaan, pidato, berita, dsb). Tanggapan ada yang bersifat positif dan ada juga bersifat negatif. Tanggapan positif pada umumnya bersifat optimis dan santun. Sedangkan tanggapan negatif bersifat pesimis dan cenderung kurang santun. Coba perhatikan bacaan berikut. Tanggapan Positif /Logis (1) Meskipun peran guru dalam mendidik siswa sangat penting, hendaknya kita tidak selalu bergantung kepada guru. (2) Selain menjadi sumber inspirasi, guru harus bisa memberikan teladan yang baik dalam setiap tindakannya. Tanggapan Negatif /tidak Logis (1) Karena guru adalah manusia biasa, jadi jangan terlalu berharap banyak kepadanya. (2) Sudah bukan eranya lagi jika guru dianggap sebagai “kurikulum berjalan”. 7. Memahami Isi Matriks, Grafik, Bagan, dan Jadwal a. Matriks Matriks adalah informasi yang disampaikan melalui kolom dan baris. Untuk memahami isi matriks, kita harus : • memperhatikan judul matriks atau tabel, • mencermati informasi setiap kolom atau baris, • mencermati angka-angka dalam matriks. Contoh matriks: Penelusuran Tamatan SMK Mulia Tahun 2007 No. Status Jumlah 1. PNS 2 2. Wirausaha 58 3. Pegawai Swasta 75 4. Kuliah 50 5. Kursus 10 6. Menganggur 5 Jumlah 200 Informasi isi matriks di atas antara lain: (1) Matriks di atas adalah hasil penelusuran tamatan SMK Mulia tahun 2007. (2) Jumlah tamatan SMK Mulia tahun 2007 sebanyak 200 siswa. (3) Status terbanyak tamatan SMK Mulia tahun 2007 adalah pegawai swasta. (4) Dua puluh lima persen tamatan SMK Mulia Tahun 2007 berstatus kuliah. (5) Jumlah status terkecil tamatan SMK Mulia Tahun 2007 adalah PNS. b. Grafik Grafik adalah visualisasi matriks atau tabel dalam bentuk gambar atau garis. Ada beberapa macam grafik, antara lain : grafik batang, grafik garis, dan grafik lingkaran. • Grafik batang digunakan untuk membedakan tingkat atau nilai dari beberapa aspek. • Grafik garis digunakan untuk mengetahui perkembangan sesuatu. • Grafik lingkaran digunakan untuk menggambarkan persentase dari nilai total. Contoh grafik batang: Pekerjaan Orang Tua Siswa SMK Mulia Tahun 2009 Informasi isi grafik tersebut antara lain : (1) Grafik tersebut adalah grafik pekerjaan orang tua siswa SMK Mulia tahun 2009. (2) Pekerjaan orang tua siswa SMK Mulia Tahun 2009 terbanyak adalah wirausaha. (3) Jumlah pekerjaan orang tua siswa SMK Mulia Tahun 2009 yang bertani sama dengan jumlah PNS. Contoh grafik garis : Penjualan Telepon Seluler di Dunia Dalam Juta Informasi isi grafik di atas antara lain : (1) Jumlah penjualan telepon seluler di dunia tahun 2009 mengalami penurunan yang sangat signifikan. (2) Jumlah penjualan telepon seluler di dunia tertinggi selama lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2008. (3) Jumlah penjualan telepon seluler di dunia yang mencapai di atas satu miliar terjadi pada tahun 2007 dan 2008. Contoh Grafik lingkaran: Persentase Usia Pegawai PT Gatuh Tahun 2009 Informasi isi grafik di atas antara lain: (1) Lima puluh persen pegawai PT Gatuh berusia 40 tahun ke atas. (2) Jumlah pegawai PT Gatuh yang berusia 28 tahun ke bawah menduduki persentase yang paling rendah. (3) Lima puluh persen pegawai PT Gatuh berusia kurang dari 40 tahun. c. Bagan/Diagram Bagan adalah gambar suatu rancangan atau skema. Ada beberapa macam bagan, antara lain: • Bagan pohon: bagan berupa pohon yang mengilustrasikan proses yang memusat. • Bagan organisasi: gambar yang menunjukkan tata hubungan berbagai posisi dalam perusahaan, biasanya memperlihatkan cara pembagian tanggung jawab. • Bagan kisaran: bagan yang digunakan dalam pengawasan mutu untuk menujukkan keberagaman mutu barang yang dihasilkan dalam proses produksi. • Bagan arus: bagan yang terdiri atas garis dan panah yang menggambarkan jalannya suatu proses. • Bagan arus data: gambar urutan operasi yang dijalankan dalam mengolah data dan menunjukkan data yang diolah setiap tahap, biasanya menggambarkan seluruh sistem olah data. Contoh Bagan Organisasi UP Sanggar Bordir SMK Gatuh: Informasi isi bagan di atas antara lain (1) Sebelum dipasarkan kepada pelanggan, barang produksi Sanggar Bordir harus melalui proses pengendalian mutu dan pengemasan. (2) Meskipun bidang pemasaran berhubungan erat dengan pelanggan, namun bidang produksi, pengendalian mutu, dan bidang pengemasan harus memperhatikan kepuasan pelanggan. d. jadwal jadwal adalah pembagian waktu berdasarkan rencana urutan kerja; daftar atau tabel kegiatan atau rencana kegiatan dengan pembagian waktu pelaksanaan yang terperinci. Contoh jadwal kereta api dari Stasiun Balapan, Solo No. Nama Kereta Tujuan Berangkat Tiba 1 Tirtonadi Jakarta 19.00 07.00 2 Senja Utama Jakarta 17.00 10.00 3 Argolawu Jakarta 08.30 15.00 4 Purbaya Purwokerto 13.00 19.00 5 Mutiara Selatan Bandung 23.00 06.00 Informasi jadwal tersebut antara lain : (1) Kereta api dari Stasiun Balapan dengan tujuan Jakarta adalah Tirtonadi, Senja Utama, dan Argolawu. (2) Kereta api dari Solo dengan tujuan Jakarta yang paling cepat adalah Argolawu. (3) Jika Anda berada di Solo dan ingin pergi ke Bandung, maka Anda dapat menggunakan jasa kereta api Mutiara Selatan. 8. Kosakata a. Makna Dentotasi dan Makna Konotasi (1) Makna denotasi adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif. Contoh : • Selama dua hari ia mengayuh bahtera di laut lepas. Bahtera perahu atau kapal • Para petani gagal panen karena padi mereka diserang tikus. Tikus salah satu binatang pengerat (2) Makna konotasi adalah tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata; makna yang ditambahkan pada makna denotasi. Contoh : • Selamat mengayuh bahtera kehidupan. Bahtera kehidupan berumah tangga. Bahtera bermakna konotasi tinggi (nilai rasa tinggi) • KPK mengalami kesulitan menangkap tikus-tikus yang menggerogoti uang negara. Tikus-tikus koruptor Tikus-tikus bermakna konotasi kasar (tidak baik) b. Perubahan Makna Kata (1) Perluasan makna (Generalisasi) Generalisasi adalah suatu proses perubahan makna kata dari yang khusus ke yang lebih umum atau dari yang lebih sempit ke yang lebih luas. Contoh : • Kata bapak dahulu bermakna ayah, sekarang semua orang yang lebih tinggi kedudukannya disebut bapak. • Kata berlayar dahulu bermakna mengarungi laut dengan kapal yang memakai layar, sekarang mengarungi laut dengan semua jenis kapal, tanpa layar sekalipun. (2) Penyempitan makna (Spesialisasi) Spesialisasi adalah proses penyempitan makna kata. Contoh : • Kata sarjana dahulu bermakna cendikiawan, sekarang gelar kesarjanaan. • Kata pembantu dahulu bermakna semua orang yang membantu, sekarang hanya terbatas pada pembantu rumah tangga. (3) Ameliorasi Ameliorasi adalah makna yang baru dianggap lebih baik daripada makna yang lama. Contoh : • Kata istri dianggap lebih dan terhormat daripada bini. • Kata melahirkan dianggap lebih baik daripada beranak. • Kata tunawisma dianggap lebih baik daripada gelandangan. (4) Peyorasi Peyorasi adalah proses perubahan makna kata menjadi lebih jelek atau lebih rendah daripada makna semula. Contoh : • Kata cerai dirasakan lebih kasar daripada kata talak. • Kata mendengkur dirasakan lebih kasar daripada kata nyenyak. • Kata penjara dirasakan lebih kasar daripada kata lembaga pemasyarakatan. (5) Sinestesia Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbeda. Contoh : • Kata-katamu sungguh sangat pedas untuk didengar. • Pendengaranmu sungguh sangat tajam. Kata pedas seharusnya ditanggapi oleh indra perasa (bibir/mulut) tetapi justru ditanggapi oleh indra pendengaran. Begitu pula kata tajam seharusnya ditanggapi oleh indra perasa (kulit), tetapi justru ditanggapi oleh indra pendengaran. (6) Asosiasi Asosiasi adalah perubahan makna kata akibat persamaan sifat. Contoh : • Ia memberi amplop kepada petugas sehingga urusannya cepat selesai. Kata amplop berasosiasi dengan sogok atau suap. • Nilai matematikaku merah. • Kata merah berasosiasi dengan jelek, tidak baik. c. Sinonim, Antonim, Homonim, Homofon, Homograf, Polisemi, dan Hipernim/Hiponim (1) Sinonim Sinonim adalah kata-kata yang sama atau hampir sama maknanya. Suatu kata dapat dikatakan bersinomim apabila kata-kata tersebut dapat saling menggantikan dalam kalimat yang sama. Contoh : • Tidak ada manusia yang hidup abadi atau kekal di dunia ini. • Para penonton sepak bola dengan riang gembira menyaksikan tim kesebelasannya memasukkan bola ke gawang lawan. Laksana = abadi Orisinil = asli Makna = arti Santai = rileks Upaya = usaha Wisma = rumah (2) Antonim Antonim adalah kata-kata yang belawanan maknanya. Contoh : • Perbuatan baik dan buruk selama hidup di dunia akan kita pertanggungjawabkan kelak di akhirat. • Nilai bahasa Indonesia pada semester genap dan semester ganjil tidak boleh kurang dari 7 (tujuh), jika Anda ingin masuk PTN melalui jalur PMDK. Cekung X cembung Gulita X terang Dinamis X statis Impor X ekspor Feminim X maskulin Konkret X abstrak (3) Homonim Homonim adalah dua kata atau lebih yang tulisan dan lafalnya sama tetapi artinya berbeda. Contoh : • Genting rumah itu banyak yang pecah. Genting = atap • Akibat kecelakaan lalu lintas, kini keadaannya sangat genting. Genting = gawat Utara 1. Arah mata angin 2. Mengemukakan roman 1. Raut muka 2. Jenis prosa (4) Homograf Homograf adalah dua kata atau lebih yang tulisannya sama tetapi lafal dan artinya berbeda. Contoh : • Banyak pejabat teras yang menyalahgunakan kedudukannya. teras : pejabat inti • Teras rumahnya kini penuh dengan bunga anthorium. teras : bagian halaman • Seri (beseri-seri) Gembira • Seri Seimbang - Apel Buah (buah apel) - apel upacara (5) Homofon Homofon adalah dua kata atau lebih yang lafalnya sama tetapi tulisan dan artinya berbeda. Contoh : • Bunga kol itu bermanfaat untuk mencegah penyakit kanker. kol : nama sayuran • Kini mobil colt sudah semakin jarang kita jumpai. colt : merek kendaraan • Bank Lembaga penyimpanan uang • Bang Kakak - Sangsi Ragu - sanksi hukuman (6) Polisemi Polisemi adalah kata yang memiliki banyak makna tetapi makna saling berhubungan. Contoh : • Daun pisang itu penuh dengan ukiran • Daun pisang kelutuk sangat baik untuk membungkus pepes ikan. Hubungan makna: keduanya mengandung makna lebar. • Kepala sekolah - Jatuh sakit • Kepala pusing - Jatuh dari pohoh • Kepala susu - Jatuh bangun (7) Hipernim dan Hiponim Hipernim adalah kata yang maknanya mencakup eberapa kata lain. Contoh : • Ada berbagai macam jenis unggas, yakni itik, ayam, dan angsa. • Yang termasuk logam mulia adalah emas, perak, dan platina. Kayu Sengon, mahoni, kamper buah Mengga, jeruk, jambu Hiponim adalah kata yang maknanya telah tercakup pada kata yang lain. Contoh : • Kelapa, palem, pinang, dan enau termasuk tumbuhan palma. • Mengintip, melirik, memandang, dan memperhatikan masih dikategorikan melihat. Permata, zamrud, giok Batu berharga Menjinjing, memikul, mengepit membawa d. Kata baku dan tidak baku Kata baku adalah kata yang penulisannya sesuai dengan ketentuan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Di dalam KBBI, kata yang tidak baku tidak diberikan definisi atau penjelasan tetapi diberi tanda panah untuk merujuk kata yang baku. Contoh : Khutbah khotbah Lobang lubang Tidak baku Baku Tidak baku Baku Ijin Izin Aktifitas Aktivitas Jaman Zaman Berulang-kali Berkali-kali Propinsi Provinsi Fotocopy Fotokopi Praktek Praktik Mawas diri Wawas diri Resiko Risiko Sekedar Sekadar seksama saksama standarisasi standardisasi aktif aktip Februari apotek apotik hakikat sistem sistim kualifikasi cenderamata cederamata utang hutang grup group memesona mepesona analisis analisa e. Istilah Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Contoh : • Bangunan yang kokoh itu dirancang oleh seorang wastudiawan yang piawai. Makna istilah wastudiawan atau arsitek adalah ahli perancang bangunan (istilah dalam bidang teknik). • Objek wisata budaya seperti candi dan keraton harus tetap dilestarikan. Makna istilah wisata budaya adalah wisata untuk mengenali hasil budaya (istilah dalam bidang pariwisata). 9. Kalimat Efektif dan Tidak Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, jelas, padat, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Contoh : • Perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat. • Beberapa prasasti ditemukan di Sumatra Selatan. Beberapa sebab terjadinya kalimat tidak efektif adalah: (1) Makna tidak logis atau tidak sepadan Misalnya: • Saya saling bersalaman (tidak efektif) • Kami saling bersalaman (efektif) (2) Bentuk kata tidak sejajar Misalnya: • Ia membeli buku itu karena telah diketahui bahwa buku tersebut bagus (tidak efektif). • Ia membeli buku itu karena telah mengetahui bahwa bukku tersebut bagus (efektif). (3) Menggunakan subjek ganda Misalnya: • Majalah itu saya sudah baca (tidak efektif). • Saya sudah memabca majalah itu (efektif). (4) Bentuk jamak yang diulang atau berlebihan (pleonasme) Misalnya: • Para hadirin dimohon berdiri (tidak efektif). • Hadirin kami mohon berdiri (efektif). (5) Penggunaan kata depan yang tidak perlu Misalnya: • Kepada siswa kalas XII dimohon berkumpul di lapangan (tidak efektif). • Semua siswa kelas XII kami mohon berkumpul di halaman (efektif). (6) Salah nalar Misalnya: • Mobil Pak Adi Sanjaya mau dijual (tidak efektif). • Mobil Pak Adi Sanjaya akan dijual (efektif). (7) Pengaruh bahasa daerah atau bahasa asing Misalnya: • Para tamu undangan sudah pada hadir (tidak efektif). • Tamu undangan sudah hadir (efektif). (8) Kontaminasi/kerancuan Misalnya: • Nilainya sangat baik sekali (tidak efektif). • Nilainya baik sekali (efektif). • Nilainya sangat baik (efektif). 10. Biografi atau Autobiografi Biografi adalah riwayat seseorang yang dikarang oleh orang lain. Sedangkan autobiografi adalah riwayat seseorang yang dikarang sendiri. Kunci: Biografi : ditandai dengan kata ia, dia, atau nama orang (tokoh). Autobiografi : ditandai dengan kata saya atau aku. Contoh biografi: Abdul Wahid Hasyim berasal dari keluarga ulama. Sejak kecil ia menuntut ilmu di berbagai pondok pesantren. Pada tahun 1932, bersama saudara sepupunya, K.H. Ilyas menunaikan ibadah haji ke Mekah. Sekembalinya ke Indonesia, Abdul Wahid Hasyim bertekad mengadakan perubahan radikal di kalangan pesantren dengan memberikan pelajaran bahasa asing, selain bahasa Arab kepada santrinya. Contoh autobiografi: Aku dilahirkan di Desa Karang Anyar, Surakarta, 23 Agustus 1923. Aku diberi nama oleh ayahku Siti Hartinah. Ayahku bernama Soemoharjomo, seorang pegawai Keraton Mangkunegaran, Solo dengan pangkat Kanjeng Raden Mas Tumenggung. Ketika berumur 7 tahun aku bersekolah di Hollands Inlands School (HIS) Wonogiri. 11. Petunjuk, Petunjuk Kerja, Petunjuk Pemakaian, dan Resep a. Petunjuk petunjuk adalah ketentuan yang memberikan arah atau bimbinan tentang cara melakukan, memakai, atau mengerjakan sesuatu. Cara membaca petunjuk: • Pahami langkah-langkahnya, • Perhatikan bubungan antartiap langkahnya, • Pahami istilah-istilah pada setiap langkahnya. b. Petunjuk Kerja petunjuk kerja adalah langkah-langkah atau aturan untuk mengerjakan sesuatu. Contoh: Petunjuk mengerjakan soal ujian: (1) Isilah identitas Anda de dalam Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) dengan menggunakan pensil 2 B; (2) Hitamkan bulatan di depan nama mata ujian pada LJUN; (3) Periksa dan bacalah setiap soal sebelum Anda menjawabnya; (4) Laporkan kepada pengawas ujian apabila terdapat lembar soal yang kurang atau rusak; (5) Kerjakan paket ujian nasional ini dalam waktu 120 menit; dan (6) Periksalah sekali lagi hasil pekerjaan Anda, lalu serahkan kepada pengawas ujian. c. Petunjuk Pemakaian petunjuk pemakaian adalah langkah-langkah atau aturan untuk memakai sesuatu. Contoh petunjuk pemakaian blender: 1. Sebelum menyalakan blender, pastikan tombol berada pada posisi 0 dan steker belum terpasang pada stopkontak. 2. Periksa gelas blender. Pisau, plastik penutup, dan sekatnya harus terpasang dengan urutan yang benar. 3. Pasang gelas blender pada rumah motor. 4. Pasang steker pasa soket listrik yang baik. 5. Tuangkan bahan yang akan diolah ke dalam gelas blender dan pasang tutupnya. Gelas blender harus berada pada posisi kokoh saat blender bekerja. 6. Untuk bekerja pada tingkat 1 atau 2, putar tombol ke posisi yang diinginkan: -Tingkat 1 = putaran rendah -Tingkat 1 = putaran tinggi Putar tombol ke posisi 0 untuk mematikan blender. 7. Setelah blender bekerja, tuangkan bahan yang diolah ke gelas atau wadah lainnya. Setelah pemakaian, bersihkan blender dengan cara mencuci gelas blender. 8. Sebelum blender disimpan, gulung kabelnya pada lubang kabel pada badan motor. Sumber: http://just-trick.blogspot.com/2009/02/panduan-penggunaan-blender.html, dengan pengubahan d. Petunjuk Penggunaan Resep petunjuk penggunaan resep adalah aturan untuk menggunakan resep, seperti resep obat atau resep makanan. Contoh penggunaan resep obat: ALLERBLAZ Ekstra herbal untuk melawan Gejala alergi penapasan Manfaat • Mengurangi gajala-gejala alergi pernapasan seperti bensin-bensin dan hidung tersumbat. • Menjaga kesehatan saluran pernapasan. • Mengusir radikal bebas yang dapat merusak saluran pernapasan. Dosis • Dewasa: -2 kapsul 2 x sehari (pagi dan malam) setelah makan selama gejala alergi. -2 kapsul 1 x sehari (pagi) untuk mencegah kekambuhan. • Anak (usia 6-12 tahun): 1 kapsul 2 x sehari. 12. Kalimat tanya a. Menggali Informasi dengan Kalimat Tanya menggali informasi dalam bacaan dapat dilakukan dengan menggunakan kalimat tanya yang biasanya diawali dengan kata apa, siapa, mengapa, kapan, berapa, di mana, dan bagaimana. Contoh: Sudah bertahun-tahun ancaman peredaran dan penyalahgunaan narkoba telah menjadi momok tersendiri bagi masyarakat. Belum habis kekhawatiran masyarakat atau narkoba, kini telah muncul lagi masalah baru, yakni penularan HIV/AIDS di kalangan penggunaan narkoba. Hal ini terjadi, karena seringnya pengguna narkoba menggunakan jarum suntik secara bergantian. Pertanyaan yang dapat diajukan untuk menggali informasi dalam bacaan di atas antara lain: (1) Sudah berapa lama ancaman penyalahgunaan narkoba menjadi momok masyarakat? (Jawab: sudah bertahun-tahun) (2) Masalah apakah yang muncul setelah penyalahgunaan narkoba? (Jawab: penularan HIV/AIDS). (3) Mengapa pengguna narkoba tertular HIV/AIDS? (Jawab: karena menggunakan jarum suntik secara bergantian). b. Macam-macam Kalimat Tanya (1) kalimat tanya konfirmasi atau klarifikasi Kalimat tanya konfirmasi atau klarifikasi adalah kalimat tanya yang bertujuan untuk mempertegas kembali persoalan yang sebenarnya telah diketahui. Kunci: • Jawabannya “ya” atau “tidak”. • Biasanya menggunakan kata “benarkah” atau “apakah benar”. Contoh: (a) Benarkah Anda seorang penyanyi panggilan? (b) Apakah benar Anda telah menyerahkan uang kepada pimpinan KPK? (2)kalimat tanya retoris Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban secara langsung. Kunci: • Tidak memerlukan jawaban. • Bertujuan memberikan motivasi, semangat, dan menggugah kesadaran. Contoh: (a) Apakah kita akan membiarkan korupsi merajalela di Indonesia? (b) Siapakah yang akan menanggung utang negara kalau bukan kita? (3)kalimat tanya tersamar Kalimat tanya tersamar adalah kalimat tanya yang bertujuan untuk maksud tertentu secara tersembunyi atau tersamar. Kunci: Dipakai untuk memohon, meminta, menyindir, membiarkan, melarang, menyuruh, dan sebagainya. Contoh: (a) Bolehkah saya mengetahui namamu, Nak? (b) Bersediakah kamu membersihkan ruangan yang kotor ini? (c) Apakah ini yang namanya ucapan terima kasih?

MANFAAT SUNAT

Sunat Dapat Percepat Pertumbuhan Anak ? SAAT pertumbuhan tubuh anak berusia 12 tahun lebih kecil dan kurang tinggi dari teman-temannya, tentu terbesit dalam pikiran Moms, "Apakah harus disunat dulu, baru pertumbuhanya lebih cepat?" Mengenai hal itu, Dr Catur S. Sutisna, Sp.B.,Sp.BA dari RSPAD Gatot Subroto memberikan penjelasannya. Anggapan kalau anak setelah disunat kemudian badannya akan tumbuh menjadi cepat besar adalah tidak benar. Itu hanya mitos! Perkembangan dan pertumbuhan seorang anak tidak berhubungan langsung dengan sunat. Faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah hormon pertumbuhan, gizi, dan keturunan. Hanya faktor kebetulan saja kalau misalnya anak disunat pada umur 12 tahun lalu dia menjadi cepat besar, karena memang bertepatan dengan masa pertumbuhan. Jadi bukan semata-mata karena sunat. Kalau ingin tubuh anak cepat tinggi perhatikan gizi yang diasup anak, keturunan, olahraga, dan anak jangan dibebani membawa barang – barang berat misalnya kebiasaan membawa tas di punggung, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang punggung. Yang harus diperhatikan orangtua jika ingin menyunat anak yang sudah duduk di bangku sekolah dasar adalah persiapkan mental anak. Manfaat Sunat Sebenarnya, sunat dapat dilakukan mulai usia bayi baru lahir sampai kapanpun. Bagi laki-laki muslim memang diwajibkan sunat. Namun, kaum adam non muslim pun juga merasa perlu melakukan sunat karena alasan kebersihan dan kesehatan, seperti: 1. Dapat mencegah timbulnya kanker penis. Pada orang yang tidak disunat, smegma (kotoran) yang keluar dari pangkal kepala penis akan tertimbun di bawah preputium. Jika ada kotoran pada kulit kepala penis dikhawatirkan mengakibatkan iritasi kronik sehingga perilaku sel di sekitarnya akan berubah menjadi ganas (karsinogenik) yang pada akhirnya memicu timbulnya kanker penis. 2. Kebersihan terjamin. Jika lubang penis tidak tertutup kulit (preputium), dan di antara preputium dan gland penis (kepala penis) tidak ada kotoran, buang air kecil menjadi lancar sehingga dapat menghindari infeksi saluran kemih. 3. Sunat juga dapat mencegah penularan penyakit HIV, sifilis, atau pun penyakit kelamin lainnya.