blok ini di peruntukan bagi kita semua yang mau peduli dengan bahasa dan budaya bangsa

Kamis, 12 September 2013

MEMAHAMI PUISI CHAIRIL ANWAR

SELAMAT TINGGAL Goresan Pena:Chairil Anwar Aku berkaca Ini muka penuh Luka Siapa punya? Kudengar seru menderu ..... dalam hatiku? ..... Apa hanya angin lalu? Lagu lain pula Menggelepar tengah malam buta Ah.................. ?? Segala menebal, segala mengental Segala takku kenal ................ !! Selamat tinggal ................! ! Kumpulan Puisi Chairil Anwar (Deru Campur Debu), Cetakan kedelapan, 2010:5 Dari Sisi Lapis Suara Sajak tersebut berupa satuan-satua suara: suara suku kata, kata, dan berangkai merupakan seluruh bunyi (suara)sajak itu: suara frase dan suara kaliamat. Jadi, lapis bunyi dalam sajak itu iyalah semua satuan bunyi yang berdasarkan konvensi bahasa tertentu, disini bahasa indonesia. Hanya saja, dalam puisi membicarakan lapis bunyi haruslah ditujukan pada bunyi-bunyi atau pola bunyi yang bersifat “istimewa” atau khusus, yaitu yang dipergunakan untuk mendapatkan efek puitis atau nilai seni (Rachmat Djoko Pradopo, 2009:16) Misalnya dalam bait pertama baris pertama ada asonansi (peluang bunyi vokal pada deretan kata) u dan a; ‘aku berkaca’. Di baris ke dua ada aliterasi a yang berulang-ulang:.... muka.... luka, siapa punya. Begitu juga dalam baris keempat ada asonansi u: ‘seru-menderu’, baris kelima dan keenam dijumpai kata ‘hatiku-lalu’ yang asonansinya u. Dan pola sajak akhiran bait ke-1, 2, 3, dan 4: yang bersajak aaa, karena di dalam puisi Chairil Anwar yang berjudul “Selamat Tinggal” ini setiap bait memiliki tiga baris. Setiap si pengarang ingin bertanya, memerintah meninggikan atau menaikan suatu nada bunyi, banyak sekali memberikan tanda baca titk(.), tanda seru(!), dan tanda tanya(?) yang berlebihan. Contoh: Bait kedua baris kedua; ..... dalam hatiku? ....., Bait ketiga baris ketiga; Ah.................. ??, Bait keempat baris kedua; Segala tak kukenal ................ !!, dan Bait keempat baris ketiga; Selamat tinggal ................ !!. Banyak dijumpai tanda-tanda baca yang berlebihan. Dari Sisi Lapis Arti Satuan terkecil berupa fonem. Satuan fonem berupa suku kata dan kata. Kata bergabung menjadi kelompok kata, kalimat, alinea, bait, bab, dan seluruh cerita. Itu semua satuan arti (Rachmat Djoko Pradopo, 2009:17). Dalam bait pertama, ‘Aku berkaca’ berarti; Si penulis, menyadari dia harus mengoreksi diri, bahwa manusia itu memiliki kekurangan dan kelebihan, menulis mencari dimana letak kekurangannya; berteladan kepada; berkacalah kepada orang tua agar bersikap bijaksana. Pepatah mengatakan ‘jangan bercermin (kaca) air yang keruh’, maksudnya adalah jangan meniru perbuatan orang yang buruk. ‘Ini muka penuh luka siapa punya?’Si penulis bertanya-tanya muka siapa yang luka, maksud luka disini iyalah muka yang penuh dosa, seorang yang menderita, Kekurangan-kekurangan pribadi atau keburukan-keburukan. Dalam bait kedua,‘Kudengar seru menderu..... dalam hatiku? .....Apa hanya angin lalu?’. Si penulis bertanya-tanya di dalam hati,berita yang didengardi telinganya sepintas laluapakah benar atau hanya sepintas angin lalu saja. Dalam bait ketiga, ‘Lagu lain pula Menggelepar tengah malam buta’ Si penulis menjadi pusing/ bingung mengdengar lagu (tingkah laku atau suara-suara lain) di waktu tengah malam buta(larut malam) apakah benar-benar berita itu terjadi. Tapi, Si penulis Pusing yang mana ingin didengarnya, apakah bisikan dalam hatinya, bisikan anging lalu yang melintas di telinganya atau lagu lain pula yang didengar di waktu tengah malam. Lalu Si penulis mengambil keputusan, Si penulis berteriak, Ah..................??. walaupun pikirannya masih bertannya-tanya. Dalam bait keempat,’Segala menebal, segala mengentalSegala takku kenal ................ !!’. Si penulis bulat mengambil keputusan tegas bahwa yang dia pikirkan “segala menebal”, maksud menebal adalah kasar dan tidak berbelas kasian. “segala mengental”, maksud mengental adalah membeku, padat, keras hati Si penulis. “Segala takku kenal................!!”. Si penulis sudah tidak memperdulikan lagi. Bahwa dia percaya apa yang ada di dalam hati kecilnya bahwa Si penulis tidak menghiraukannya (takku kenal). Maka Si penulis benar-benar tekat bahwa dia meninggalkan berita atau ucapan orang lain yang bisa merugikannya. Maka Si penulis mengakhiri puisinya dengan kata “Selamat tinggal ................! !”, maksud selamat tinggal disini Si penulis percaya diri, harus sabar dan tenang mengambil keputusan suatu masalah. Harus berpikir-pikir terlebih dahulu. Di dalam gurindam dua belas pasal kesebelas bait keempat karangan Raja Ali Haji bin Tengku Haji Ahmad mengatakan “hendak marah dulukan hujah”. Maksudnya adalah orang yang suka marah darahnya selalu naik akibatnya hilang akal sehat, perbuatan jelekpun muncul. Dalam bait ini diisyaratkan untuk mendidik karakter, supaya karakter marah jangan dipelihara. Marah harus tepat sasaran. Marah adalah perbuatan tidak terpuji. Yang dikemukakanolehProf. Dr. H. Maswardi Muhammad Amin, M. Pd, dalambukunyaPendidikan karakter anak bangsa, 2011: 192. Jadi, sangat tepatlah Si penulis mengambil keputusan bahwa dia ingin meninggalkan, meninggalkan bukan berarti tidak menerima kenyataan, tidak bertanggujawab, atau lari dalam permasalahan. Tetapi, Si penulis tidak mau marah melihat kenyatan, tidak tau dengan siapa si penulis ingin menghujah. Maka dari itu Si penulis mengatakan “Selamat tinggal ................! !”.

Rabu, 27 Maret 2013

NOT BONANG GUNDHUL-GUNDHUL PACUL

Gundhul-gundhul pacul Lrs Pl pt Br Bk : 3 5 . 7 . 6 . 7 . 6 . . . 3/3 A . 5/5 . 5/5 5/5 . 7/7 . 7/7 7/7 . 3/3 . 3/3 3/3 . 7/7 . 7/7 7/7 . 5/5 . 5/5 5/5 . 7/7 . 7/7 7/7 . 3/3 . 3/3 3/3 . 7/7 . 7/7 7/7 . 5/5 . 5/5 5/5 . 6/6 . 6/6 6/6 . 6/6 . 6/6 6/6 . 3/3 . 3/3 3/3 6 7 3 5 6 7 2 3 2 7 6 5 3 5 3 . B. 2 5 2 5 2 5 2 5 2/2 2/2 2/2 . 2/2 2/2 2/2 2/2 2/2 2 5 2 5 2 5 2 5 2/2 2/2 2/2 . 2/2 2/2 2/2 2/2 2/2 2 5 2 5 2 5 2 5 6 7 3 5 6 7 2 3 2 7 6 5 3 5 3 . 2 5 2 5 2 5 2 5 6 7 3 5 6 7 2 3 2 7 6 5 3 5 3 . 6 7 3 5 6 7 2 3 . 3/3 . 3/3 3/3

NOT BONANG

Kebo giro lrs pl pt Barat Bk; 5672 7372 ...5/5 . 5/5 . 5/5 5/5 . 2/2 . 2/2 2/2 . 2/2 . 2/2 2/2 . 5/5 . 5/5 5/5 . 5/5 . 5/5 5/5 . 2/2 . 2/2 2/2 . 2/2 . 2/2 2/2 . 5/5 . 5/5 5/5 . 5/5 . 5/5 5/5 . 7/7 . 7/7 7/7 . 7/7 . 7/7 7/7 7/7 . 5/5 . 5/5 5/5 . 5/5 . 5/5 5/5 . 7/7 . 7/7 7/7 . 7/7 . 7/7 7/7 7/7 . 5/5 . 5/5 5/5 . 6/6 . 6/6 6/6 . 2/2 . 2/2 2/2 . 2/2 . 2/2 2/2 . 5/5 . 5/5 5/5

Selasa, 12 Maret 2013

SOAL ESAI UJIAN SEKOLAH

1.Cermati kalimat berikut: 1. Bagi yang menitip sepeda motor harus dikunci. 2. Remaja harus mengetahui akan bahaya narkoba. 3. Sambil menundukkan badan, para siswa memberikan salam kepada tamu. 4. Masyarakat ibu kota memperingati HUT RI ke-68 dengan menggelar berbagai atraksi Ubahlah kedua kalimat tersebut menjadi kalimat efektif. Kunci: 1. Sepeda motor yang dititipkan harus dikunci.(subjek tidak ada) 2. Remaja harus mengetahui bahaya narkoba. 3. Sambil menundukkan kepala, para siswa memberikan salam kepada tamu. 4. Masyarakat ibukota memperingati HUT ke-68 RI dengan menggelar berbagai atraksi 2. Tuliskan 4 kalimat tanya retoris ! Kunci; 1. Apakah kita akan membiarkan korupsi merajalela di Indonesia? 2. Siapakah yang akan menanggung utang Negara kalau bukan kita? 3. Apakah manusia membutuhkan makan? 4. Bagaimana rasanya saat jarimu teriris pisau? 3. Rumusan Butir Soal : Iklan dari Harian REPUBLIKA, Tanggal 30 Januari 2013 PT Bintang Toedjoe merupakan industri farmasi nasional terkemuka yang sedang berkembang pesat. Saat ini kami membutuhkan tenaga profesional muda yang inovatif dan dinamis untuk posisi: STAF AKUNTANSI Kualifikasi: Pria, single, usia maks. 26 tahun; Pendidikan S-1 Akuntansi dari Universitas Bina Nusantara, Tarumanegara & STIE IBII; Lebih disukai yang berpengalaman sebagai Accounting Staff max. 1 tahun; Menguasai Microsoft Office terutama Word & Excel; Jujur, teliti, tegas dan mampu bekerja sama dalam tim; Bila Anda memenuhi kualifikasi, kirimkan lamaran lengkap ke: HRD DEPARTMENT PT BINTANG TOEDJOE Jl. Jend A. Yani no 2 Pulomas – Jakarta 13210 Dari data iklan di atas tuliskan kalimat pembuka dan kalimat penutup surat lamaran pekerjaan, secara lengkap. Kunci : 1. Setelah membaca iklan yang dimuat dalam harian Republika, 30 Januari 2013 yang isinya menyatakan bahwa perusahaan Bapak memerlukan tenaga professional di bidang akuntansi,……. 2. Atas perhatian Bapak, saya ucapkan terima kasih. 4.Rumusan Butir Soal : Cermati petunjuk berikut! Pembina OSIS SMK Melati memohon kepada ketua OSIS untuk mewakili rapat pertemuan teknis lomba Paskibra antarpelajar SMK se Jakarta Selatan pada tanggal 28 Oktober 2013, pukul 10.00-12.00, di Balai Rakyat Cilandak, Jakarta Selatan. Tuliskan memorandum ! Kunci; MEMO Hal : Pertemuan teknis lomba Paskibra Kepada : Ketua OSIS Dari : Pembina OSIS Karena pada saat yang bersamaan saya harus menghadiri undangan dari Dinas, saya mengharapkan ketua OSIS mewakili rapat pertemuan teknis lomba Paskibra antarpelajar SMK se-Jakarta Selatan, tanggal 28 Oktober 2013, pukul 10.00-12,00 di Balai rakyat Cilandak, Jakarta Selatan. Terima kasih. 15 Maret 2013 Pembina OSIS SMK Melati 5.Rumusan Butir Soal : Cermati data berikut! A. a. Judul buku : Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia b. Penulis : Taufik Ismail c. Penerbit : Yayayan Ananda d. Kota Terbit : Jakarta e. Tahun terbit : 1998 B. a. Judul buku : Asmara di Atas Haram b. Penulis : Zulkifli L. Muchdi c. Penerbit : Erlangga d. Kota terbit : Jakarta e. Tahun terbit : 2012 dari data tersebut di atas tuliskan daftar pustaka secara lengkap! Kunci: 1. Ismail, Taufik.1998. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia. Jakarta: yayasan Ananda 2. Muchdi, Zulkifli L. 2012. Asmara di Atas Haram. Jakarta:Erlangga

Selasa, 05 Maret 2013

RESENSI Novel “LASKAR PELANGI”

Identitas Novel “LASKAR PELANGI” Judul buku : Laskar Pelangi Pengarang : Andrea Hirata Penerbit : Bentang Kota tempat terbit : Jl. Pandega Padma 19, yogyakarta Tahun terbit : Cetakan III, Juli 2007 Tebal : 533 halaman Harga : Rp.69.000,- SINOPSIS Novel Diawali saat SD Muhammadiyah, sekolah kampung di Belitong dengan fasilitas yang sangat terbatas bahkan minus, membuka pendaftaran untuk murid baru kelas satu. Hingga saat saat terakhir pendaftaran hanya 9 orang anak yang mendaftar dan siap masuk kelas di hari pertama. Jika tak ada Harun, seorang anak berusia 15 tahun dengan keterbelakangan mental, yang disekolahkan oleh ibunya agar tidak cuma mengejar anak ayam di rumah, tentu tidak pernah terjadi kisah ini. Ikal tidak akan pernah bertemu, berteman satu kelas dengan Lintang, Mahar, Syahdan, A Kiong, Kucai, Borek alias Samson, Sahara, Trapani, dan Harun. Tidak akan pernah bertemu Bu Muslimah, guru penuh kasih namun penuh komitmen untuk mencerdaskan anak didiknya. Selanjutnya dikisahkan ragam kejadian yang penuh suka dan duka dari kesepuluh anak anggota Laskar Pelangi. Nantinya di tengah cerita Laskar Pelangi mendapat anggota kesebelas, anggota wanita kedua, Flo. Dan bagian pertama ini ditutup dengan kesedihan mendalam yang sangat mengharukan saat Laskar Pelangi harus merelakan perginya seorang teman yang kurang beruntung Bagian pertama itu mengambil rentang waktu dari hari pertama Laskar Pelangi masuk kelas satu Sekolah Dasar Muhammadiyah hingga empat bulan menjelang Ebtanas SMP di gedung sekolah yang sama dengan orang-orang yang sama . Pada bagian kedua, kisah ini melompat dua belas tahun kemudian saat Laskar Pelangi telah menjadi sosok sosok dewasa yang harus berjuang menggapai peruntungannya dalam kehidupan nyata. Masing masing menjalani suratan hidupnya yang sudah ditetapkan. Ada yang berjalan sesuai citacita nya, ada yang tidak terduga lompatannya, ada juga yang menyerah pada nasib yang sudah tergambar jelas sejak dahulu. Dan akhirnya pun mereka semua dengan perjuangan yang keras dan gigih dapat mendapatkan apa yang mereka cita-citakan. Unsur Intrinsik Novel Unsur intrinsik dalam novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Kepaduan antar bebagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Adapun pemaparan mengenai unsur intrinsik serta kepaduan antara unsur yang membangun novel Laskar Pelangi adalah sebagai berikut: 1. Tema Tema utama dalam novel “Laskar Pelangi” ini adalah pendidikan. Namun uniknya tema pendidikan ini diselingi oleh kisah persahabatan yang erat antara anggota ‘Laskar Pelangi’. Tema pendidikan ini sendiri dipadukan dengan tema ekonomi. Namun tema pendidikan lah yang lebih menonjol 2. Plot/Alur Alur yang digunakan pado novel Laskar Pelangi ini adalah Alur maju Alasan : karena penulis menceritakan kejadian dari awal hingga akhir, sehingga membuat pembaca penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya. Tahapan Alur Tahap penyituasian : Yaitu pada saat hari pertama penerimaan murid baru di SD Muhamadiyah kekurangan seorang murid dan sekolah hampir ditutup, namun dengan kehadiran seorang murid yang bernama Harun telah menyelamatkan pembodohan di kampung paling miskin di pulau belitong yang kaya akan tambang timah. ( halaman 1-8 ) Tahap pemunculan konflik : Ketika Bu Mus dengan segala usahanya dan semangat kesepuluh laskar pelangi mampu berjuang dan melewati masa-masa sulit serta kebahagiaan bersama. ( halaman 157 ) Tahap peningkatan konflik : Ketika Mahar dan Lintang berusaha mengharumkan nama SD SMP Muhamadiyah lewat kemahiran dan kepintaran mereka dalam perlombaan cerdas cermat dan karnaval saat perayaan HUT RI dan mampu mengalahkan sekolah milik PN Timah.(halaman 363) Tahap klimaks : Pada saat Lintang si murid paling jenius di antara yanglainnya meninggalkan bangku sekolah karena ia harus mengurus adik-adiknya setelah kematian Ayahnya. Di sanalah akhir dari cerita perjuangan para kesepuluh Laskar Pelangi. ( halaman 430 ) Tahap penyelesaian : Yaitu pada saat tembok PN Timah mampu dihancurkan dan kemiskinan dapat dilawan oleh rakyat Belitong. Dan kebahagiaan yang akhirnya mampu diraih oleh kesepuluh laskar pelangi.(halaman 481 ) 3. Tokoh dan Penokohan Aku sebagai ikal tokoh ‘aku’ dalam cerita ini. Ikal yang selalu menjadi peringkatkedua merupakan anak yang pintar. Ia sangat menyukai sastra, terlihat darikesehariannya yang senag menulis puisi. Ia menyukai A Ling sepupu dariA Kiong Watak : tidak mudah ,putus asa,setia kawan dan tegar. Pak K.A. Harpan Noor Bernama lengkap N.A. Harfan Efendi Noor bin K.A. FadilahZein Noor. Ia adalah orang yang sangat baik hati dan penyabar meskimurid – murid awalnya takut untuk melihatnya. Seperti pada saat beliau bercerita tentang kisah para nabi, semua murid sangat senang dan ketika beliau pulang murid-muridnya selalu menatap lekat-lekat pada dirinya. Watak : Baik hati, Ramah , dan Sabar Metode : dialog antar tokoh Kutipan Novel : “kemudian dalam waktu yang amat singkat beliau telah Merebut hati kami”(hal 22) “ Erin Watak : cerdas,agamais,baik hati. Metode : pemaparan penulis Kutipan Novel : “ia cerdas,agamais,cantik,dan baik hati” (hal 443 bab 31 Zaal batu) Ibu N.A. muslimah Hafsari Bernam lengkap N.A. Muslimah Hapsari Hamid binti K.A.Abdul Hamid. Dia adalah Ibunda Guru bagi Laskar Pelangi dan berhatilembut Watak : sabar, baik hati dan penyayang. metode : dialog Tokoh Kutipan novel : “shalatlah tepat waktu ,biar dapat pahala lebih banyak , demikian bu mus selalu menasihati kami “ (hal 31) ü Lintang Teman Ikal yang luar biasa jenius. Lintang telah menunjukkanminat besar untuk bersekolah semenjak hari pertama berada di sekolah. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya bekerja sebagai nelayanmiskin yang tidak memiliki perahu dan harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota keluarga. Cita-citanya terpaksa ia tinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnyameninggal Watak : pantang menyerah dan cerdas metode : Tindakan/tingkah laku tokoh Kutipan Novel :“yang lebih menakjubkan adalah semua pengetahuan itu ia pelajari sendiri dengan membaca bermacam buku milik kepala sekolah kami jika ia mendapat giliran tugas menyapu di ruangan beliau “ (hal 119) ü Mahar Tampan, ia memiliki bakat dan minta besar pada seni. Pertamadiketahui ketika tanpa sengaja Bu Mus menunjuknya untuk bernyanyi didepan kelas saat pelajaran seni suara Watak : kreatif, imajinatif dan cerdas. metode : pemaparan penulis kutipan novel : “ dia memang seorang eksentrik yang berdiri di area abu-abu antara imajinasi dan kenyataan ,tapi tak diragukan bahwa ia cerdas ,pemikirannya terstruktur dengan baik ,dengan pengetahuan dunia gaib nya yang mat luas “(hal 393) ü Trapani Pria tampan yang pandai dan baik hati ini sangat mencintaiibunya. Dan apapun yang ia lakukan harus selalu didampingi ibunya.Seperti misalnya ia akan tampil sebagai band yang di komando olehMahar, ia tidak mau tampil jika tidak ditonton Ibunya Watak : manja ,cerdas,rupawan. metode : pemaparan penulis kutipan novel :“ sekali lagi kulihat wajah mereka ,harun yang mudah senyum ,trapani yang rupawan, syahdan yang liliput,kucai yang sok gengsi , sahara yang ketus ,a kiong yang polos dan pria kedelapan yaitu samson yang duduk seperti patung ganesha.” (hal 85) ü Kucai Ketua kelas sepanjang generasi sekolah Laskar Pelangi. Laki-lakiini sejak kecil terlihat bisa menjadi politikus dan akhirnya diwujudkanketika ia dewasa menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong. Watak : lemot , susah diatur ,banyak bicara,optimis,berjiwa Pemimpin metode : pemaparan penulis kutipan novel : “pada halaman 69-70 bab 9 penyakit gila no 5” ü Sahara Satu-satunya gadis dalam anggota laskar pelangi. Merupakangadis keras kepala yang berpendirian kuat yang sangat patuh pada agamaterbukti ia merupakan gadis berjilbab yang cantik dan selalu rajinmenunaikan sholat dan mengaji, gadis yang ramah dan pandai, ia baik kepada siapa saja kecuali pada A Kiong yang semenjak mereka masuk sekolah sudah ia basahi dengan air dalam termosnya watak : temperamental, ketus, skeptis, susah diyakinkan dan tidak mudah terkesan. Sahara Sangat menjujung tinggi nilai kejujuran. Ia paling tidak suka berbohong metode : dialog antar tokoh kutipan novel : “pada bab24 tuk bayan tula hal 301” ü Flo Bernama asli Floriana. Seorang anak tomboy yang berasal darikeluarga kaya. Dia tidak sombong walaupun menjadi anak orang kaya. Buktinya ia malah berkeinginan untuk bersekolah di SD SMPMuhamadiyah dan sama sekali tidak merasa malu. Watak : menyenangkan, pandai beradaptasi cantik ,rendah hati . metode : Pemaparan pengarang kutipan novel :”ternyata flo adalah pribadi yang sangat menyenangkan ,ia Memiliki kemampuan beradabtasi yang luarbiasa. Ia cantik dan sangat rendah hati,sehingga kami betah di dekatnya” (hal 359) ü A kiong Kendatipun ia memiliki wajah yang buruk rupa, ia memilikirasa persahabatan yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong padasiapapun kecuali Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, ternyatamereka berdua saling mencintai Watak : baik , agnostik,dan sedikit aneh metode : tingkah laku tokoh dan pemaparan penulis kutipan novel : “a kiong malah semakin senang . Ia masih sama sekali tak menjawab.ia tersenyum lebar ,matanya yang sipit menghilang” (hal 27) “akiong sempat menjalani hidup sebagai seorang agnostik,yaitu orang yang percaya kepada tuhan tapi tidak memeluk agama apapun”(hal 464) ü Harun Pria yang memiliki keterbelakangan mental dan memulai sekolahdasar ketika ia berumur 15 tahun. Laki-laki jenaka ini senantiasa berceritatentang kucingnya yang berbelang tiga dan melahirkan tiga anak yangmasing-masing berbelang tiga pada tanggal tiga pada tanggal tiga kepadaSahara dan senang sekali menanyakan kapan libur lebaran kepada Bu Mus Watak : baik tetapi agak keterbelakangan mental. metode : pemaparan penulis kutipan novel : “pria itu adalah harun pria jenaka sahabat kami semua ,yang sudah berusia 15 tahun dan agak terbelakang mentalnya (hal 7) ü Borek Pria besar maniak otot dan selalu menjaga citranya sebagai laki-laki macho. Ketika dewasa ia menjadi kuli di toko milik A Kiong danSahara Watak : nakal dan susah diatur. metode : tingkah laku tokoh kutipan novel :“ kucai didudukkan berdua bukan karena mirip tapi karena sama sama susah diatur” (hal 14) 4. Latar a. TEMPAT Latar tempat yang digunakan dalam novel ini adalah di sebuah sekolah bernama SD Muhammadiyah yang terletak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan. Namun, ada pula yang latarnya adalah di rumah, pohon, gua, tepi pantai, pasar dan lain-lain tapi masih di kawasan Belitong. Di sekolah “seluruh hadirin terperanjat karena trapani berteriak smabil menunjuk kepinggir lapangan rumput luas halaman sekolah itu “ (hal 6) Dibawah pohon “kucai mengangkangi dahan tertinggi ,sedangkan sahara ,satu –satunya betina dalam kawanan itu ,bersilnang kaki di atas dahan terendah “ (hal 159) Di gua “ kami terus merambah masuk sampai beratus – ratus meter tapi tak menumukan tanda-tanda gua itu akan berakhir “(hal 396) Dirumah “kotak kapur yang ada tulisan pesang Aling itu kusimpan dikamarku seperti benda koleksi yang bernilai tinggi “ (hal 258) b. SUASANA menyenangkan Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana senang ialah saat tim cerdas cermat SD Muhammadiyah berhasil memenangkan pertandingan. “Ketika lintang mengangkat tinggi-tinggi trofi besar kemenangan”(hal 384) Menegangkan Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana cemas ialah saat Pak Harfan, Bu Muslimah dan calon murid SD Muhammadiyah beserta orang tuanya menunggu untuk menggenapkan calon siswa yang mendaftar agar sekolah tidak ditutup. suasana kelas menjadi tegang,kami harap mahar segera meminta maaf dan menyatakan pertobatan tapi sungguh sial,ia malah menjawab dengan nada bantahan”(hal 351) menyedihkan. Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana sedih ialah saat Ikal, teman-temannya dan Bu Muslimah berpisah dari Lintang yang memutuskan berhenti sekolah karena harus mengurusi keluarga yang ditinggal mati ayahnya. “aku tak sanggup menatap wajah nya yang pilu dan kesedihanku yang mengharu biru telah mencurahkan habis air mataku ,tak dapat aku tahan tahan sekuat apapun aku berusaha “ (hal 433) c. KAPAN pagi hari “bagiku pagi itu adalah pagi yang tak terlupakan “ (hal 14) sore hari “situasi makin kacau ketika sore itu berita kunjungan burung pelintang menyebar ke kampong dan beberapa nelayan batal melaut” (hal 187) malam hari "malam ini kami menginapdi masjid al-hikmah karena subuh nanti kami mempunyai acara seru ,yaitu naik gunung “ (hal 285) 5. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertamapelaku utama karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata ‘aku’. Tokoh‘aku’ dalam novel ini diceritakan paling dominan sehingga si tokoh ‘aku’ dapat dikatakan sebagai tokoh atau pelaku utama. Kutipan Novel: “aku hanya sendirian .jika ada orang lain aku berani lebih frontal “ (hal 88) 6. Gaya Bahasa Penulis memakai gaya bahasa campuran Karena penulis masih memakai bahasa- bahasa asing (memakai kata serapan) Kutipan Novel : “Papilio blumei, kupu-kupu tropis yang menawan berwarna hitam bergaris biru-biru itu mengunjungi pucuk ficilium” (hal 157 ) Majas Hiperbola Kami menari seperti dirasuki roh Lucifer si raja hantu. Namun tak lama kemudian antara tidur dan terjaga aku mendengar suara gemericik air seperti jutaan semut berdatangan. Majas pras protato “Saya belum melihat batang hidungnya”, Borek bertingkah. Majas Satire “Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!”, Bu Mus menyindir. Ibunda guru harus tahu anak-anak ini kelakuannya seperti setan. Majas Enumarasio Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis, itulah keindahan sejati. Majas Personifikasi Buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual. Simploke “Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku. Kau bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku”. Borek sinis 7. Amanat • Jangan mudah menyerah oleh keadaan (jangan putus asa) • hiraukan orang yang menggangumu, teruslah berjalan jika menurutmu itu benar. • Dari bersekolah dengan sungguh-sungguh cita-cita akan tercapai walaupun dengan usaha dan perjuangan yang sulit. • Hidup ini dapat kita lalui dengan bahagia apabila kita semangat dalam menjalankan kewajiban kita, dan sabar dalam menghadapi cobaan Unsur Ekstrinsik Novel unsur intrinsik, dalam novel “Laskar Pelangi” ini amat kental dengan pengaruh unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik yang ada dalam novel tidak lepas dari latar belakang kehidupan pengarang entah itu dari segi budaya yang dipegang, kepercayaan, lingkungan tempat tinggal dan lain sebagainya. Ada pun beberapa unsur ekstrinsik yang dibahas antara lain : 1. tempat tinggal Lingkungan tempat tinggal pengarang mempengaruhi psikologi penulisan novel. Apalagi novel “Laskar Pelangi” merupakan adaptasi dari cerita nyata yang dialami oleh pengarang langsung. Letak tempat tinggal pengarang yang jauh berada di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan ternyata benar-benar dijadikannya latar tempat bagi penulisan novelnya. 2. sosial budaya Pada novel ini banyak sekali unsur-unsur sosial dan budaya masyarakat yang bertempat tinggal di Belitong. Adanya perbedaan status antara komunitas buruh tambang dan komunitas pengusaha yang dibatasi oleh tembok tinggi merupakan latar belakang sosial. Dimana interaksi antara kedua komunitas ini memang ada dan saling ketergantungan. Komunitas buruh tambang memerlukan uang untuk melanjutkan kehidupan, sedang komunitas pengusaha memerlukan tenaga para buruh tambang untuk menjalankan usaha mereka. Kutipan Novel : “ sekolah kami tidak pernah dikunjungi pejabat ,sekolah kami tidak di jaga kerena tidak ada benda berharga yang layak dicuri “ (hal 18) “sekolah-sekolah PN Timah berada dalam kawasan gedong .sekolah ini berdiri megah di bawah naungan Aghatis”(hal 58) 3. agama Latar belakang religi atau agama si pengarang sangat terlihat seperti pantulan cermin dalam novel “Laskar Pelangi” ini. Nuansa keislamannya begitu kental. Dalam beberapa penggalan cerita, pengarang sering kali menyelipkan pelajaran-pelajaran mengenai keislaman. Kutipan Novel : ”bisiknya ketika kami sedang khatam Al-Quran di masjid al-hikmah “ (hal 253) 4. Ekonomi Sebagian masyarakat Belitong mengabdikan dirinya pada perusahaan- perusahaan timah. Digambarkan dalam novel bahwa Belitong adalah pulau yang kaya akan sumber daya alam. Namun tidak semua masyarakat Belitong bisa menikmati hasil bumi itu. PN memonopoli hasil produksi, sementara masyarakat tertindas di tanah mereka sendiri. Latar belakang ekonomi dalam novel ini diambil dari kacamata masyarakat belitong kebanyakan yang tingkat ekonominya masih rendah. Padahal sumber daya alamnya tinggi. Kutipan novel : “PN tidak hanya memonopoli faktor produksi terpenting tapi juga mewarisi mental bobrok feodalstis ala belanda “ (hal 40) 5. Pendidikan Dalam novel ini terkandung banyak sekali nilai-nilai pendidkan yang disampaikan pengarang. Pengarang tidak hanya bercerita, tapi juga menyajikan berbagai ilmu pengetahuan yang diselipkan di antara ceritanya. Begitu banyak cabang ilmu pengetahuan yang diselipkan antara lain seperti sains (fisika, kimia, biologi, astronomi). Pengarang gemar sekali memasukkan istilah-istilah asing ilmu pengetahuan yang tertuang dalam cerita. Ini menandakan bahwa pengarangnya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Kutipan novel : “untuk biologi,matematika ,dan semua variantnya :ilmu ukur ,aritmetika ,aljabar ,dan ilmu ilmu pengetahuan alam bu mus berani bertanggung jawab “ (hal 124) “ bahwa sore ini mereka akan menari di pucuk filicium “ (hal 159) Tentang Penulis Latar Belakang Pengarang Andrea Hirata lahir di Belitong. Meskipun studi mayornya ekonomi, ia amatmenggemari sains (fisika, kimia, biologi, astronomi) dan tentu saja sastra. Edensor adalah novel ketiganya setelah novel – novel best seller Laskar Pelangi dan SangPemimpi. Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademis dan backpaper. Sekarang ia tengah mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di KyeGompa, desa tertinggi di dunia, di Himalaya. Andrea berpendidikan ekonomi dariUniversitas Indonesia. Ia mendapat beasiswa dari Uni Eropa untuk studi master of science di Universitas de Paris, Sorbonne, Prancis, dan Sheffield HallamUniversity, United Kingdom. Tesis Andra di bidang Ekonomi telekomunikasimendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude.Tesis itu telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan merupakan buku teoriekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung dam masih bekerja di kantor pusat PT Telkom. Hobinya naik komidi putar pandangan hidup pengarang Penulis adalah seorang yang optimis dan bersemangat dalam menjalani hidupnya,terutama dalam hal pendidikan. Ia selalu mendeskripsikan hidup sebagai suatu tantangan bagi penulis hidup teka-teki yang harus dicari jawabnya Kelebihan Novel “Laskar Pelangi” 1. Novel ini benar benar memberikan inspirasi bagi siapa saja yang ingin sukses dan berhasil. 2. Dalam hal organisasi novel ini, hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain harmonis dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca. Karena dalam penceritaan isi novel tidak berbelit-belit. 3. Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah tokoh utama buku ini. Kekurangan Novel “Laskar Pelangi” 1. Bahasa yang digunakan tetap bahasa Indonesia tetapi tidak jarang kita jumpai bahasa daerah yang dimana tempat kejadiannya adalah Belitung, yaitu pulau terpencil yang ada di Sumatra. Sehingga mungkin sedikit membingungkan pembaca . 1. hanya terletak pada cara mengakhiri cerita. Semestinya, novel ini sudah ditutup pada bab 33: Anarkonisme, yang menceritakan kejatuhan Babel (Bangka Belitung) yang dulu bergelimbang Timah. Bab 34: Gotik, menurut saya menjadi ekor cerita yang membingungkan. Karena penutur ”Aku” secara tiba-tiba menjadi orang lain, dan bukan lagi Ikal. Bab 34 ini menjadi sebuah kemubaziran. Sama persis seperti seorang pelukis yang seharusnya berhenti menguaskan catnya pada bidang lukis yang sudah sempurna, tapi kemudian menjadi berantakan karena sebuah goresan yang tidak perlu. Pendapat Akhir Novel Laskar Pelangi ini menunjukan bahwa mimpi, semangat dan niat yang kuat dapat mengalahkan apapun cobaan dalam hidup ini. Terbukti pada perjuangan 10 anak - anak Indonesia yang tinggal di daerah yang terpencil dan mungkin luput dari pengelihatan kita tetapi mereka membuktikan bahwa situasi mereka di waktu itu tidak akan menghalangi mereka menggapai impian mereka. Sehingga novel ini dapat menginspirasi dan memberikan letupan semangat gairah hidup untuk tetap berani bermimpi dan berusaha keras mewujudkan impiannya setelah membaca novel ini

Minggu, 03 Februari 2013

BAB 8 BERCAKAP-CAKAP SECARA SOPAN DENGAN MITRA BICARA DALAM KONTEKS BEKERJA

A. Pilihan Kata atau Ungkapan untuk Memulai Percakapan Proses penyampaian bahasa Indonesia dalam berkomunikasi secara lisan dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung maksudnya berhadapan atau bertatap muka dengan mitra bicara dan tidak langsung ialah dengan menggunakan sarana seperti telepon atau media komunikasi yang lainnya. Apa pun caranya, yang jelas setiap proses komunikasi dilakukan dengan tujuan agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh kedua pihak sehingga terjadi hasil yang efektif dan memuaskan. Agar dapat terjadi hubungan komunikasi timbal balik yang sesuai dengan tujuan komunikasi, segala hal yang berkaitan dengan proses komunikasi harus diperhatikan. Unsur utama dalam komunikasi adalah bagaimana seseorang dapat menggunakan bahasa yang baik dan tepat. Selain itu, perlu dipertimbangkan pula aspek situasi, waktu, tempat, dan hubungan pembicara mitra atau kawan bicaranya, misalnya, saat membuka percakapan, saat menyampaikan pesan, dan ketika akan menutup pembicaraan. Hal ini biasanya memengaruhi pilihan kata dan ungkapan yang digunakan dalam percakapan. Untuk memulai percakapan dalam situasi formal biasanya menggunakan ungkapan sebagai berikut. 1. Selamat pagi. 2. Selamat siang. 3. Selamat malam. 4. Assalamu’alaikum pemirsa di mana saja Anda berada. 5. Salam sejahtera bagi kita semua. 6. Selamat malam para pendengar radio. 7. Selamat datang. Atau ucapan pembuka dengan sapaan: 1. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu serta hadirin ... selamat malam. 2. Para tamu undangan yang kami muliakan. 3. Assalamu ‘alaikum, Saudara-saudaraku .... 4. Yang terhormat dewan guru .... 5. Yang saya hormati Kepala Sekolah .... 6. Teman-teman yang saya cintai, selamat pagi .... 7. Siswa-siswi yang saya sayangi .... 8. Para pendengar setia radio Sonora, selamat berjumpa. 9. Hadirin yang berbahagia, selamat datang, selamat malam .... 10. Para karyawan PT. Sejahtera, selamat siang .... 11. Sahabat yang dimuliakan Allah, Assalamu’alaikum .... 12. Para pemirsa, kita berjumpa lagi selama tiga puluh menit ke depan .... 13. Selamat malam, Pak, saya Ardi. Bisa bertemu dengan .... 14. Selamat pagi, apakah saya bisa bertemu dengan Bapak .... Ungkapan pembuka lewat telepon dalam ragam formal: 1. Assalamu’alaikum… 2. Selamat pagi. Bisa bicara dengan… saya dari… 3. Selamat sore, ada yang bisa saya bantu? 4. Halo, selamat siang… 5. Selamat pagi. Saya Ahmad. Bisa bicara dengan... 6. Wa’alaikum salam, Yayasan Restu Ibu, ada yang bisa kami bantu? 7. PT. Rahmat, Assalamu’alaikum, ada yang bisa dibantu? 8. Cafe Halal, Selamat Malam... 9. Selamat sore. Maaf mengganggu, bisa bicara dengan... Ungkapan atau salam pembuka pada percakapan di telepon dalam situasi nonformal: 1. Halo, gimana kabarnya? 2. Halo, Rahmatnya ada? 3. Halo, ada Wiwin, Bu? 4. Halo, Pak. Bisa dengan Zulkifli? B. Salam dan Ungkapan dalam Mengakhiri Percakapan Ketika akan mengakhiri percakapan biasanya seseorang akan menegaskan kembali hal-hal pokok yang berkaitan dengan materi pembicaraan yang dianggap penting untuk diingat atau dilakukan kepada kawan bicaranya. Selanjutnya baru menyampaikan ucapan penutup pembicaraan. Saat akan mengakhiri percakapan, biasanya pembicara mengucapkan hal-hal seperti di bawah ini. 1. Menegaskan kembali yang hal penting dari apa yang telah dibicarakan agar tetap diingat atau tak lupa untuk dilakukan. Dalam situasi formal Contoh: 1. Baiklah, jangan lupa datang di acara wisudaku. 2. Baiklah pemirsa di rumah, jika ada saran dan kritik, kirimkan ke ... 3. Jadi, jangan sampai lupa rencana kita. 4. Baiklah, sampai bertemu besok di rapat. 5. Sebelum mengakhiri diskusi ini, saya ingatkan kembali .... 6. Sebelum menutup rapat ini, saya tegaskan kembali .... 7. Demikian yang bisa saya sampaikan, ingat .... 8. Sekian saja pertemuan kita hari ini, jangan lupa .... 9. Sebelum ditutup, saya ingatkan kembali .... 10. Sebagai penutup, kita simpulkan bahwa .... 11. Insya Allah, kita akan mengadakan pertemuan kembali .... Dalam situasi nonformal Contoh: 1. Oke, jangan lupa besok ketemu .... 2. Udah dulu, ya, pokoknya besok .... 3. Oke, jadi, kan besok? 4. Sampai minggu depan, ingat kita masih ada urusan 5. Sip deh, jadi kita besok berangkat .... 2. Mengucapkan terima kasih Dalam situasi formal Contoh: 1. Atas perhatian Bapak dan Ibu sekalian, kami mengucapkan terima kasih. 2. Terima kasih atas waktu dan kesempatannya. 3. Terima kasih atas kesedian waktunya. 4. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. 5. Terima kasih untuk pesan-pesannya. Dalam situasi nonformal Contoh: a. Makasih banyak! b. Makasih, ya! c. Trims, yuk! d. Thanks sudah mau kasih saran! 3. Permintaan maaf Dalam situasi formal Contoh: 1. Kami mohon maaf jika ada pelayanan yang tak berkenan. 2. Mohon maaf jika ada kata-kata yang tak pantas. 3. Sebelumnya kami mohon maaf bila tak berkenan .... 4. Mohon maaf atas keterlambatan .... 5. mohon dibukakan pintu maaf jika ada kesalahan ucapan .... Dalam situasi nonformal Contoh: 1. Maaf, ya, kalau ada salah ucap. 2. Maafin ya, kalau ada salah kata. 3. Maaf, ya! 4. Ungkapan perpisahan serta harapan Dalam situasi formal Contoh: 1. Selamat jalan semoga sampai ditujuan. 2. Semoga berhasil, sampai jumpa. 3. Selamat berpisah, semoga kita bertemu lagi. 4. Sampai berjumpa dalam kesempatan yang lain. 5. Sampai di sini dulu pertemuan kita, semoga sukses. Ucapan perpisahan nonformal Contoh: 1. Dada ... 2. Bye ... 3. Goodbye .. 4. Sampai nanti,ya .. 5. Dah, yuk! 6. Sampai nanti, ya! 7. Salam buat keluarga, ya! 5. Menutup percakapan dengan salam penutup. Salam penutup biasanya disesuaikan dengan salam pembuka atau berdasarkan waktu. Dalam situasi formal Contoh: 1. Assalamu’alaikum. 2. Selamat malam. 3. Selamat siang. Salam penutup dalam situasi nonformal Contoh: 1. Met malam! 2. Malam. 3. Assalamu’alaikum. 4. Siang. C. Penerapan Pola gilir dalam Percakapan secara Aktif Dalam percakapan terkadang terjadi pola satu arah diakibatkan oleh seseorang mendominasi pembicaraan. Agar percakapan dapat berlangsung dengan merata dalam arti setiap orang yang terlibat percakapan mendapat giliran yang sama dalam berbicara, dapat diterapkan sistem pola gilir. Penerapan pola gilir dapat dilakukan dengan cara melemparkan pertanyaan. Apalagi jika Anda moderator atau pemimpin dalam diskusi, Anda bisa meminta anggota lainnya memberikan pendapat, gagasan, atau penilaian. Di bawah ini, beberapa contoh ungkapannya. 1. Bagaimana menurut pendapat Anda? 2. Mungkin di antara kalian ada yang berpendapat lain? 3. Menurut pandanganmu gimana? 4. Adakah yang memiliki pendapat lain? 5. Mungkin ada yang mempunyai gagasan lain? 6. Saya yakin ada yang mempunyai pendapat yang lebih baik. D. Mengalihkan Topik Pembicaraan secara Halus Dalam suatu percakapan baik formal, semi formal, maupun nonformal, pengalihan pembicaraan ke topik lain biasa terjadi. Hal ini bisa diakibatkan karena adanya keterkaitan antara satu masalah terhadap masalah lainnya atau satu topik terhadap topik lainnya. Dalam suatu pembicaraan, pengembangan gagasan atau meluasnya pembicaraan kepada pokok pembicaraan yang lain masih dianggap wajar jika tetap pada pokok persoalan yang sedang dibahas. Proses pengalihan topik pembicaraan bisa disadari dan juga tidak disadari. Jika memang harus dilakukan, pengalihan topik dapat dilakukan secara halus dan santun agar tak mengganggu kenyamanan proses percakapan yang tengah berlangsung. Pengalihan topik dapat dilakukan dengan ungkapan berikut. 1. Mungkin ada kaitannya dengan .... 2. Mungkin menyimpang sedikit, tapi .... 3. Bagaimana menurut Anda mengenai faktor lain seperti .... 4. Maaf, saya dengar Ibu suka juga pada .... 5. Bagaimana jika kita meninjau sisi lain misalnya .... 6. Persoalan ini berkaitan juga dengan masalah... Dalam situasi nonformal, pengalihan topik pembicaraan dapat dilakukan dengan menyatakan ungkapan: 1. Saya dengar Bapak bisa melakukan hal lain, seperti .... 2. Wah, makin seru kalau kita bicara soal .... 3. Boleh tau pandangan Ibu tentang .... Pengalihan topik dalam suatu diskusi bisa saja menyimpang dari pokok persoalan semula. Hal ini tidak boleh dibiarkan. Jika Anda moderator, Anda harus bisa mengembalikan pembicaraan yang menyimpang tersebut kembali pada topik pembicaraan yang sebenarnya, dengan mengucapkan: 1. Maaf, pertanyaan agar dipersingkat. 2. Maaf, pertanyaan langsung ke pokok permasalahan. 3. Pertanyaan agar terfokus pada topik pembicaraan .... 4. Saya ingatkan kembali bahwa topik pembicaraan kita adalah .... E. Menggungkapkan Perbedaan Pendapat secara Halus Perbedaan pendapat di antara pembicara baik pada forum diskusi atau situasi semiformal sudah biasa terjadi. Tidak setiap orang selalu menyetujui pendapat mitra bicaranya. Masing-masing orang memiliki pandangan atau pemikirannya sendiri. Tetapi, perbedaan pendapat itu tak boleh menjadi pemicu konflik. Perbedaan pendapat dapat semakin member wawasan yang lebih luas tentang suatu pokok permasalahan. Mencari solusinya bisa lebih variatif. Segala unsur yang berbeda dicarikan sudut persamaannya atau disinergikan untuk mengarah pada satu kesimpulan atau penyelesaian. Bukan hanya itu saja, setiap perbedaan pendapat harus dihormati dan disikapi secara santun. Ungkapan seperti, mustahil, itu tidak benar, pendapatnya tidak masuk akal, dan itu gagasan orang bodoh harus dihindari. Ungkapan itu bukan saja dapat menyinggung mitra bicara, tetapi juga bisa merendahkan harga diri orang. Menyampaikan pendapat yang berbeda atau menyanggah pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita dapat dilakukan secara halus dengan mempertimbangkan hal-hal berikut. (1) Nyatakan permohonan “maaf” dahulu. (2) Berikan kesan mendukung gagasan yang akan disanggah sebelum menyertakan kurangannya. (3) Ungkapkan kekurangan dengan perkataan yang halus seperti, “kurang” atau “belum,” bukan kata-kata “tidak”. (4) Ungkapkan kekurangan pendapat mitra bicara dengan alasan yang logis.

BAB 7 MENERAPKAN POLA GILIR DALAM BERKOMUNIKASI

A. Menggunakan Kata, Bentukan kata, serta Kalimat yang Santun dalam Berkomunikasi Dalam berkomunikasi yang baik seseorang dituntut untuk mempertimbangkan situasi berbicara. Pertimbangan ini memunculkan bentuk ragam berbahasa. Situasi resmi tentu berbeda dengan situasi tidak resmi. Pembicaraan pada situasi resmi cenderung menggunakan kata, bentukan kata, serta ungkapan yang baku. Berbeda dengan ragam tidak resmi yang digunakan saat santai, saat bergaul, dan dalam suasana akrab (konsultatif) tidaklah harus menggunakan bentukan kata dan susunan kalimat yang baku. Perhatikan contoh berikut! 1. Terima kasih saya ucapkan atas kehadiran Bapak dan Ibu sekalian di tempat ini dalam rangka memenuhi undangan kami 2. Makasih, ya, atas kedatangan kamu semua pada perayaan hari ulang tahunku! 3. Thanks berat, ye! Akhirnya, lu pada dateng juga ke sini tuk Menuhin undangan gue. Kalimat nomor satu sangat berbeda dengan nomor dua dan tiga, baik pada tataran pilihan kata, bentukan kata maupun susunan gramatikal kalimatnya. Kalimat nomor satu digunakan dalam situasi resmi, sedangkan kalimat kedua dan ketiga dalam bentuk situasi umum atau akrab. Pada situasi santai atau akrab, seseorang lebih bebas memilih kata dan bentukannya daripada saat situasi resmi atau formal. Berkomunikasi dalam kondisi dan situasi apa pun, yang terpenting adalah bisa menciptakan komunikasi yang efektif dan lancar. Untuk mencapai komunikasi yang efektif proses penyampaian dan etika berbahasa yang santun tetap harus diperhatikan. Kata-kata kasar sebaiknya dihindari. Selain kurang pantas, kata-kata kasar juga menyinggung perasaan orang lain. Di samping itu, dalam situasi komunikasi yang terdiri atas dua atau lebih orang, sikap saling menghargai dan menerapkan pola gilir dengan memberikan kesempatan berbicara akan menciptakan kelancaran serta suasana yang lebih nyaman. B. Memahami Pola Gilir dalam Berkomunikasi Pemahaman terhadap pola gilir sangat penting dalam keberhasilan berkomunikasi. Komunikasi harus berjalan dua arah (ada yang mendengarkan dan ada yang berbicara). Dengan adanya pola gilir diharapkan komunikasi akan seimbang dan berjalan lancar karena adanya proses pergantian bicara sesuai topik pembicaraan atau sesuai keperluan. Beberapa sikap yang harus dimiliki ketika menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi antara lain seperti berikut 1. Menghargai mitra bicara. Dalam kegiatan berkomunikasi, kita tidak boleh meremehkan lawan bicara, bagaimanapun keadaan lawan bicara tetap kita hormati dan hargai. 2. Peka terhadap kesempatan Dalam kegiatan berkomunikasi secara lisan, sering terjadi dominasi satu pihak saat bicara terhadap pihak lain. Kita harus sadar dan mengetahui kapan saatnya kita bicara dan kapan saatnya kita diam untuk mendengarkan sehingga proses komunikasi berlangsung lancer dan nyaman. 3. Sadar akan relevansi pembicaraan. Komunikasi berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan jika pembicaraan sesuai dengan permasalahan sehingga tercipta komunikasi yang efektif dan lancar. 4. Memilih kata yang tepat Memilih dan menggunakan kata bentukan kata dan ungkapan yang santun sesuai dengan situasi komunikasi, demi kelangsungan dan kenyamanan komunikasi. Berkomunikasi dalam kondisi dan situasi apa pun tetap memperhatikan etika berbahasa yang santun hindari kata-kata kasar, kurang pantas yang dapat menyinggung perasaan pihak yang diajak bicara. C. Penerapan Pola Gilir dalam Berbagai Situasi Menerapkan pola gilir komunikasi dapat terjadi pada situasi-situasi berikut. (1) Suasana kehidupan sehari-hari, seperti di rumah tangga, di sekolah, di pasar, di kantor , di arisan, dan sanggar. (2) Diskusi kelompok, seperti di sekolah dan di kampus, kegiatan pramuka, dan di dunia kerja. (3) Film atau sinetron (4) Naskah drama dan pementasan drama Berikut beberapa contoh penerapan pola gilir dalam berkomunikasi. 1. Penerapan Pola Gilir dalam Diskusi Diskusi adalah bentuk kegiatan berbicara dalam rangka membahas sesuatu masalah secara teratur dan terarah. Diskusi bertujuan mencari jalan keluar, pemecahan masalah, membuat keputusan, atau simpulan. Untuk dapat memahami pola gilir berkomunikasi dalam satu diskusi, kita harus memahami lebih dahulu hal-hal yang berkaitan dengan diskusi. Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan diskusi, antara lain sebagai berikut. a. Unsur-Unsur Diskusi Unsur-unsur yang terlibat dalam diskusi, adalah sebgai berikut. (1) Pemimpin/Moderator, bertugas merencanakan dan memper siapkan dengan teliti topik diskusi, membuka diskusi, mengatur jalannya diskusi, serta menutup diskusi. (2) Sekretaris, bertugas mencatat jalannya diskusi, masalah-masalah yang dilakukan peserta, saran maupun jawaban penyaji dari awal sampai akhir. (3) Penyaji/pemakalah/pemrasaran, bertugas menyampaikan pembahasan dengan sistematis, mudah dipahami, tidak menyinggung peserta, terbuka, dan bersikap objektif dalam meninjau suatu persoalan. (4) Peserta diskusi, bertugas menanggapi, memberi masukan, dan lain-lain. b. Jenis-jenis diskusi Berdasarkan ruang lingkupnya, diskusi dibedakan seperti berikut. (1) Diskusi kelompok, adalah jenis diskusi yang biasa dilakukan di dalam kelas untuk membahas suatu masalah. (2) Diskusi panel, adalah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang (yang disebut panel) yang membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum di hadapan khalayak/ pendengar,penonton. Khalayak diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat. (3) Seminar, adalah pertemuan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli (misalnya guru besar atau pakar) (4) Simposium, adalah pertemuan dengan beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama. (5) Kongres, adalah pertemuan wakil organisasi untuk mendiskusikan dan mengambil keputuan mengenai pelbagai masalah. (6) Konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama. (7) Lokakarya adalah pertemuan antara para ahli atau pakar untuk membahas masalah praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan di bidang keahliannya. (8) Sarasehan adalah pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat para ahli mengenai suatu masalah dalam bidang tertentu. c. Teknik dan Tahapan dalam diskusi Teknik diskusi berkaitan dengan bentuk dan jenis diskusi. Untuk tatanan sekolah, bentuk diskusi cukup bersifat umum dan sederhana. Susunan tempat duduk dalam diskusi dapat dilihat pada skema berikut. Keterangan gambar X → Pimpinan Diskusi S → Peserta Diskusi Ada dua tahap dalam pelaksanaan diskusi, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan atau penampilan. 1) Tahapan Persiapan a. Tahap persiapan dilaksanakan dengan tujuan memperoleh kesepakatan mengenai hal yang akan dibicarakan. b. Membagikan tugas kepada para calon pembicara atau penyaji jika pembicara lebih dari satu. 2) Tahap Pelaksanaan Ada empat tahap yang harus dilalui dalam pelaksanaan diskusi. a) Pembukaan Pimpinan diskusi mengemukakan pokok masalah yang akan disampaikan dan memperkenalkan calon pembicara. Contoh ucapan moderator: 1. Dalam diskusi kali ini, kita akan membicarakan .... 2. Marilah kita buka diskusi ini dengan membaca/berdoa .... 3. Saya perkenalkan pembicara dalam diskusi ini ialah Saudara ... notulis Saudara .... b) Pelaksanaan diskusi Pemimpin diskusi mempersilakan para pembicara menyampaikan pandangannya. Selanjutnya sanggahan atau dukungan dari pembicara disampaikan sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Contoh ucapan moderator: 1. Saya persilahkan Sdr ... menyajikan makalahnya. Contoh Ucapan penyaji : 1. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan moderator kepada saya untuk .... c) Acara tanya jawab Pemimpin diskusi mempersilakan para pendengar/peserta mengajukan pertanyaan kepada pembicara dipandu oleh pemimpin diskusi, pembicara/penyaji. Contoh ucapan moderator: 1. Saya beri kesempatan 3 orang peserta mengajukan pertanyaan, pendapat atau tanggapannya. 2. Penanya pertama silakan .... 3. Penyaji silahkan memberikan jawaban atau tanggapan balik (peserta yang mengacungkan jari lebih dahulu yang diberikan kesempatan pertama dan bergilir selanjutnya) Contoh ucapan peserta : 1. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan moderator. Pertanyaan saya yaitu .... 2. Tadi saudara pembicara menjelaskan ... menurut pendapat saya .... 3. Saya mohon kepada pembicara pertama untuk menjelaskan .... 4. ... demikian usulan dari saya. Contoh ucapan penyaji: 1. Terima kasih atas pertanyaan Saudara ... dan jawaban saya sebagai berikut ..... 2. Terima kasih atas tanggapan Saudara ..... tentang .... d) Penutup Pembacaan simpulan pembahasan diskusi yang telah berlangsung oleh pemimpin diskusi. 2. Penerapan Pola Gilir dalam Pementasan Drama Naskah drama dipersiapkan sebelum drama diperankan atau dipentaskan. Naskah drama adalah cerita yang ditulis dalam bentuk dialog disertai gerak-gerik dan tingkah laku para tokoh dalam drama. Dalam sebuah drama, kedudukan pelaku sangat penting. Untuk mementaskan sebuah drama, seorang pemain harus memahami isi drama termasuk proses dialog. Dalam dialog, telah diatur penggiliran pembicaraan diantara para tokoh. Setiap tokoh telah diatur kapan saat menjawab, menanggapi, merespons tokoh lainnya. Meskipun unsur spontan (improvisasi) ada dalam dialog drama, namun tokoh yang berimprovisasi tetap harus memerhatikan dengan cermat saat melakukan improvisasi dialog agar tidak bertabrakan dengan perkataan tokoh lain. Beberapa hal yang harus diperhatikan jika memerankan tokoh dalam drama adalah seperti berikut. a. Teknik Berdialog Agar penonton menangkap jalan cerita drama, para pelaku harus menyampaikan dialog dengan jelas, ucapan harus wajar, tidak dibuat-buat. b. Mimik Mimik merupakan perubahan raut muka, misalnya tersenyum karena senang, mengerutkan dahi ketika sedang berpikir, atau menegang saat marah. c. Intonasi Intonasi ialah lagu atau irama dalam mengucapkan kalimat. Ada tekanan keras atau lembut dalam ucapan, tempo, dan tekanan nada menaik atau menurun.

Kamis, 10 Januari 2013

UNSUR-UNSUR PUISI

Kalau sebelumnya saya telah menuliskan Definisi Puisi, Kali ini saya akan menuliska unsur-unsur puisi, apa saja yang menjadi pokok penting ketika akan membuat sebait puisi. Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik , bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan sebagai berikut : 1. Pemilihan Kata Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik. 2. Larik Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan. 3. Bait Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi. 4. Bunyi Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan. 5. Makna Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan. Diluar semua itu, ada lagi yang membagi unsur-unsur Intrinsik Puisi sebagai berikut ini : 1. Tema yaitu tentang apa puisi itu berbicara 2. Amanat yaitu apa yang hendak dinasehatkan kepada pembaca 3. Rima yaitu persamaan-persamaan bunyi 4. Ritme yaitu perhentian-perhentian atau tekanan-tekanan yang diatur 5. Majas atau gaya bahasa yaitu permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi 6. Kesan yaitu perasaan yang diungkap lewat puisi 7. Diksi yaitu pilihan kata atau ungkapan Kemudian, ada lagi yang disebut dengan UNSUR ESKTRINSIK Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membentuk karya sastra yang berasal dari luar karya sastra itu sendiri. Unsur ini meliputi unsur 1. Agama 2. Ekonomi 3. Budaya 4. Politik 5. Biografi Penyair Sekian dulu bahasan mengenai Unsur-Unsur Puisi, selamat membaca dan semoga bermanfaar.