blok ini di peruntukan bagi kita semua yang mau peduli dengan bahasa dan budaya bangsa

Rabu, 01 Agustus 2012

TINJAUAN INTRISIK DAN EKSTRINSIK

TINJAUAN INTRINSIK A. Tema Tema cerita pendek Jalan Lain ke Roma karya Idrus dapat dibedakan menjadi : 1. Tema mayor : Sifat keterus terangan yang kurang pada tempatnya 2. Tema minor : a. Keluguan sifat yang bukan pada tempatnya ( dari segi moral atau budi pekerti) b. Cita-cita yang kurang kokoh (dari segi idealisme) c. Kurangnya kematang jiwa (dari segi kejiwaan) d. Terlalu menurutkan kata hati sendiri (dari segi sosial/kemasyarakatan) B. Amanat Amanat atau tujuan pengarang yang disampaikan kepada pembaca dalam cerpennya adalah : 1. Hendaknya dapat menempatkan sifat keterusterangan dengan baik. 2. Pahamilah semua perkataan orang jangan diterima mentah-mentah saja. 3. Hendaknya cita-cita atau suatu pekerjaan diperjuangkan atau ditekuni baik-baik. 4. Jangan cepat putus asa, kalau memang tidak cocok, banyak jalan menuju roma. 5. Jangan terlalu menurutkan kata hati sendiri, sering-sering jelek akibatnya. 6. Hendaknya dapat memahami jiwa orang yang diajak bergaul dalam masyarakat. C. Plot atau Alur Plot digunakan pengarang adalah alur maju karena semua cerita pokoknya dikisahkan secara urut, sesuai dengan kejadian yang awal diceritakan di awal dan yang akhir juga diceritakan di akhir. Hal ini nampak dari asal-usul nama Open. Open menjadi guru kemudian menjadi mualim, pengarang, dan akhirnya menjadi seorang penjahit. Walaupun cerita menikahnya Open dengan istrinya yang pertama dan kisah diperolehnya sepeda Open dikisahkan setelah si Open menjadi guru, tetapi tidak mengubah alur maju tersebut menjadi alur sorot balik ataupun alur mundur sebab kedua kisah tersebut hanya sebagai penjelas, bukan cerita yang pokok. D. Setting atau Latar Cerita Setelah kita baca cerpen Jalan Lain ke Roma dapatlah disebutkan settingnya sebagai berikut : No. Setting Tempat Setting Waktu Setting Suasana Setting Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kelas/sekolah Rumah Pasar loak Sawah & rumah Surau/masjid Di kota Di kota Di kota, penjara Di rumah Jam-jam sekolah Pulang Kerja --- Saat buang air besar Saat mengajar santri kecil Saat bertemu mualim kota Setelah santrinya tidak belajar lagi Saat jadi pengarang Saat jadi penjahit Lucu, tegang, marah Pertengkaran Menjengkelkan Malu Menjengkelkan, marah Bimbang, percaya Kecewa Sedih semangat Tenang Kelas & sarana Quran Api Sepeda --- Buku/papan tulis Pidato --- Alat tulis Mesin jahit Secara garis besarnya kisah tersebut terjadi pada zaman penjajahan Jepang. Mengenai setting tempatnya tidak disebutkan secara jelas di kota mana dan desa mana. E. Penokohan dan Perwatakan Tokoh dan wataknya secara singkat dapat diungkapkan dalam kesatuan berikut ini : 1. Tokoh utama Tokoh utamanya adalah Openhartig (Open) yakni tipe orang lekaki yang selalu berterus terang dalam segala hal sesuai dengan namanya dan cita-cita ibunya memberi nama tersebut. Namun karena kurangnya dapat menempatkan keterusterangan dia selalu gagal dalam pekerjaan dan selalu pindah-pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lainnya. 2. Tokoh-tokoh tambahan a. Ayah, ibu dan istrinya (tak disebutkan namanya dan sifatnya lebih jauh) b. Surtiah, istri Open kedua setelah cerai dengan istrinya pertamanya, tipe gadis desa yang rajin bekerja di sawah, setia terhadap suami c. Mualim di kota, tipe mualim yang tidak suka terhadap adat yang kolot, tidak mau bekerja sama dengan Jepang. Tidak disebutkan nama mualim dan nama istrinya d. Siswa-siswi di sekolah, guru kepala, para santri kecil, dsb. F. Point of View Si pengarang menggunakan point of view orang ketiga dan si pengarang sendiri atau Idrus menyumbangkan pikirannya kepada tokoh utamanya. Hal ini dapat dibuktikan dengan digunakannya kata “dia” untuk tokoh utamanya dan segala perilaku beserta isi hati tokoh utama diceritakan secara leluasa oleh si Idrus. Secara singkat point of viewnya adalah author omniscient. G. Suspense dan Foreshadowing Setelah kita membaca konflik-konflik yang dialami para tokohnya, kita merasa tegang mengikuti cerita itu dan timbul pembayangan dalam angan-angan kita apa yang terjadi pada diri tokoh-tokohnya. Itu semua adalah suspense dan foreshadowing. Cerpen Jalan Lain ke Roma cukup memikat perhatian pembaca. Apa yang anda bayangkan pada saat membaca kisah berikut ini : 1. Asal-usul nama Openhartig (Apa yang terjadi dengan diri si Open?) 2. Open dicaci oleh muridnya dengan cacian “guru goblok”, kemudian memukulnya sampai berdarah (Apa yang anda bayangkan kejadian selanjutnya?) 3. Open bertengkar dengan istrinya yang dipegang Open dirobek-robek dan dibakar oleh istrinya (Bagaimana sikap Open terhadap istrinya?) 4. Open merasa malu terhadap Surtiah saat mengeluarkan isi perutnya. (Benarkah Anda pernah berfikir tentang apa yang akan terjadi pada keduanya?) 5. Open jadi mualim dan ahli filsafat. (Apa yang akan diajarkan oleh Open kepada santri-santrinya?) 6. Para santrinya sama tertawa saat menghafal sifat Alllah yang dua puluh, merah muka Open karena marah (Apakah Open juga akan berhenti jadi mualim?) 7. Open bertemu dengan mualim yang mengenakan pantalon. (Apa yang Anda pikirkan tentang sikap Open terhadap mualim itu?) 8. Apa yang dilakukan Open setelah tidak dapat bertemu dengan mualim untuk berbicara tentang mengarang? (Benarkah terkaan Anda dengan apa yang diceritakan si pengarang?) 9. Sempat singgahkah di benak Anda bahwa si Open akan betah jadi seorang pengarang? 10. Apa pula kata hati Anda ketika si Open sudah jadi penjahit? (Open akan jadi penjahit terkenal ataukah alih profesi lagi?) Acapkali kita di pancing pengarang dengan konflik-konflik yang terjadi pada diri tokoh utama, dan saat itu pulalah kita membayangkan sesuatu yang akan terjadi. Semua itu kita baca tanpa bosan. Benarkah kata hati Anda? H. Limited Fokus dan Unity Dalam cerpen Jalan Lain ke Roma banyak konflik atau masalah yang dihadapi oleh pelaku utamanya. Tetapi, kalau kita amati dengan seksama kesemuanya itu tampak adanya pembatasan masalah atau konflik yang dititikberatkan pada kepribadian si Open. Lagi pula semua masalah melukiskan dan mengacu pada tema cerita yang membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal demikian menyebabkan mudahnya isi cerita dipahami oleh pembaca. Itulah limited fokus dan unity yang baik dari cerita si Idrus. I. Bahasa Hampir semua kata yang digunakan pengarang sekitar tahun ’45-an dalam cerita ini masih segar dan nikmat dibaca dan didengar. Bahasa yang digunakannya adalah bahasa Indonesia. Hanya ada beberapa kata yang jumlahnya tidak banyak, yang berasal dari bahasa asing atau kata yang sudah jarang dipergunakan dalam percakapan, seperti : a. Guru kepala : Kepala guru b. Pantalon : Celana panajng c. Klerek : Pegawai d. Studen : murid, siswa e. Topo : kain tua, buruk, lusuh f. Tenno Heika : nama kaisar Jepang g. Penjara Kenpeitai : penjara milik Polisi Militer Jepang untuk menghukum orang-orang yang tidak taat kepada Jepang h. Belanda indo : keturunan Indonesia - Belanda i. Serdadu Gurkha : orang Nepal yang dididik Inggris untuk dijadikan pasukan bayaran inggris j. Serdadu Inlander : pasukan Irlandia (Inggris Utara) k. Anasir egoisme : unsur-unsur pembentuk paham atau Sifat mementingkan diri sendiri l. Evolusi : perubahan secara lambat m. Revolusi : perubahan secara cepat n. Tuhan Subhanahu wa : Tuhan Yang Mahasuci dan Mahatinggi Ta’ala J. Gaya Bahasa Walapun cerita tersebut sudah berusia sekitar 45 tahun, tetapi gaya bahasanya tetap memikat perhatian pembaca, segar saja adanya. Gaya bahasa memancing perhatian pembaca, misalnya, meskipun baru maksud si tokoh belum terjadi sudah diungkapkan agak panjang, padahal tidak demikian halnya. Contoh : a. Maksud ibu Open mengabulkannya permintaan Open untuk membuatkan kamar kecil (Anda ingat, apa tujuan ibunya? Apakah demikian halnya dengan diri si Open?) b. Surtiah seorang gadi desa betul-betul. (Seperti apakah cirinya dan sifatnya? Cantikkah si Surtiah?) c. Si Open merah mukanya karena marah kepada santrinya. (Apakah si Open juga akan lari dari mualimnya?) d. Open dan Surtiah pergi ke kota, orang yang pertama kali dikunjunginya ialah mualim yang selalu memakai pantalon. (Bertemukah dia dengan mualim tersebut?) e. Karangan Open tentang orang Papua penyembah berhala akan diberi hadiah nomor I (Apakah hadiahnya?Penjara?) f. Dan apakah sifat keteruterangan Open akan tetap begitu? Ataukah si Open akan semakin sadar dengan maksud ibunya?) Ditinjau dari gaya atau teknik berceritanya, cerpen Jalan Lain ke Roma berbentuk cerita berbingkai. Hal ini tampak dari cerita-cerita yang ditulis oleh Open, antara lain, Cerita orang Papua penyembah berhala yang sempat membuat Open sendiri masuk penjara. TINJAUAN EKSTRINSIK DAN SINOPSIS A. Tinjauan Ekstrinsik Cerpen Jalan Lain ke Roma karya Idrus mengandung nilai-nilai kehidupan yang besar artinya bagi pembaca yang mau memahami secara intensif. Nilai-nilai kehidupan itu adalah nilai sosial, moral, ekonomi, kejiwaan, politik atau perjuangan, dan nilai filosofis. 1. Nilai sosial a. Sifat terus terang adalah baik, tetapi jika salah menempatkan, seperti si Open, yang jelek diceritakan, maka akan jadi olok-olokan, tak dipercaya. Salah-salah dicontoh anak. Hilanglah harga diri di mata masyarakat. b. Sesuatu yang baik untuk diceritakan kepada orang tua belum tentu baik untuk diceritakan kepada anak-anak. Berhati-hatilah hendaknya hidup bermasyarakat. c. Adat yang hidup dalam kelompok masyarakat belum tentu tepat untuk diterapkan di masyarakat kita. Adat atau kebiasaan mualim yang memakai pantalon, tanpa pikir panjang ditiru oleh Open. Apa yang terjadi. 2. Nilai kejiwaan a. Open adalah tipe orang yang kematangan jiwanya sangat lamban. Yang demikian dapat digunakan cermin buat kita untuk tidak dicontoh. b. Mendalami jiwa orang lain adalah penting, untuk dapat bergaul dengan masyarakat secara baik. c. Revolusi jiwa Open berkembang baik dan sangat cepat setelah dia dihukum oleh Jepang akibat karangannya. Dia mengetahui makna terus terang yang sebenarnya. 3. Nilai moral a. Orang bertipe Open adalah tak mudah putus asa, gagal satu pekerjaan cari pekerjaan yang lain. Ini adalah bagus. b. Sayang, satu pekerjaan tidak kurang diperjuangkan sungguh-sungguh, sehingga belum tampak hasilnya ditinggal pergi. 4. Nilai politik atau perjuangan a. Open juga sosok manusia yang tak suka terhadap penjajah dan ketidakadilan. Jiwanya yang berontak terhadap Jepang terluap dalam karangan-karangannya. b. Karena perjuangan membela rakyat, walaupun melalui penanya, si Open sempat pula dimasukkan ke dalam penjara oleh Jepang. 5. Nilai filosofis a. Si Open adalah seorang yang memeluk agama islam. Dengan kemampuannya pula dia mendakwahkan agamanya, baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan dalam karangan. b. Kesengsaraan itu sebenarnya tidak apa-apa. Hanya anggapan yang salah terhadap kesengsaraan itu, itu yang menjadikan orang putus asa dan mereka celaka (kata Boethius kepada Open) B. Sinopis JALAN LAIN KE ROMA Open, yang menjadi pelaku utama dalam cerita ini, mempunyai pengalaman yang bermacam-macam. Mula-mula menjadi guru SD, sudah itu menjadi mualim, lalu menjadi pengarang dan akhirnya menjadi penjahit. Nama Open itu mempunyai riwayat, yakni pada suatu hari ayah Open bermimpi tentang kota New York dengan gedung-gedung pencakar langitnya. Entah apa sebabnya, di telinganya selalu saja mendengking satu perkataan Belanda: openhartig. Hal ini deceritakan kepada istrinya. Ibu Open tertarik akan perkataan itu. Karenanya sejak itu anaknya diberi nama Open, yakni singkatan dari kata openhartig itu. Maksud ibunya memberi nama itu agar Open dalam hidupnya selalu berterus terang dalam segala hal, karena dengan jalan demikian menurut ibunya Open akandapat memajukan dunia yang penuh dengan kebohongan ini. Maksud ibunya itu dipahami oleh Open. Karena itu ia bemaksud melaksanakan cita-cita ibunya itu. Pada suatu hari Open mendapat pekerjaan sebagai seorang guru SD. Di sekolah ia berterus terang menceritakan keadaan rumah tangganya, lebih-lebih tentang istrinya, sehingga ia diberi nama guru goblok oleh para muridnya. Karena marahnya akibat olok-olok muridnya itu, ia pun menangani salah seorang di antara murid-murid tersebut sehingga menderita luka-luka. Akibatnya orang tua murid itu datang mengadu kepada kepala sekolahnya, yang akhirnya berkeputusan Open dipecat dari jabatannya. Setelah itu, ia pun meninggalkan gedung sekolah dengan menaiki sepeda antiknya yang dibeli dari seorang Belanda seharga seratus rupiah. Sepedanya itu tidak berlampu, tidak berpedal dan tidak pula mempunyai goncengan. Peristiwa Open di sekolah diceritakan kepada istrinya. Hal itu menyebabkan istri Open marah. Perselisihan yang terjadi antara mereka itu tidak dapat didamaikan, sehingga mereka itu terpaksa bercerai. Setelah bercerai Open pergi ke tukang lowak untuk menjual sepeda antiknya. Sepeda itu hanya laku tiga puluh lima rupiah, dan dengan uang itu ia pulang ke desa tempat tinggal orang tuanya. Di desa itu oleh ibunya, Open dinikahkan lagi dengan gadis bernama Surtiah. Setelah itu Open menjadi seorang mualim. Pada suatu hari Open beserta Surtiah pergi ke kota. Di sana ia bertemu dengan seorang mualim kota yang telah berjiwa modern, yakni memakai pantalon, lagi pula suka mengarang, di antaranya ia mengarang roman. Setelah pertemuan itu Open menurut saja akan petunjuk mualim kota itu, yakni memakai pantalon. Akibatnya ia tidak disenangi oleh masyarakat desanya. Para muridnya dilarang oleh orang tua mereka mengaji padanya. Hal itu tak tertahan oleh Open, lebih-lebih oleh Surtiah. Akhirnya mereka itu sepakat hendak pindah ke kota. Open sendiri bermaksud menemui mualim kota tersebut, karena keadanya ia ingin bercakap-cakap tentang pekerjaan mangarang itu. Tetapi maksud itu gagal karena mualim itu telah ditangkap oleh Jepang karena tidak mau membacakan khotbah Jumat yang telah disiapkan oleh Kantor Urusan Agama Jepang. Di kota itu Open melihat keadaan-keadaan yang menyedihkan menimpa manusia-manusia Indonesia pada zaman pendudukan Jepang. Masalah itu dijadikan bahan karangan oleh Open dan hasil karyanya itu dibawa kepada seorang redaktur. Seelah membacanya, redaktur itu mengatakan kepada Open, bahwa karangannya itu sangat berbahaya. Ia mengharapkan agar karangan itu disimpan saja. Diharapkannya pula agar Open lebih baik mengarang tentang pemandangan yang indah-indah saja daripada menggambarkan tahi kebo itu. Open pernah pula di penjara karena karangannya, tapi waktu Indonesia merdeka dia lepas. Dengan penjara itu justru Open mengalami perubahan besar pada jiwanya. Open yang sekarang bukan Open yang suka mengatakan segala sesuatu apa adanya. Ia tahu maksud ibunya memberikan nama Openharitg. Waktu revolusi mulai tenang, Open terpaksa harus mencari pekerjaan untuk hidupnya. Ia mendapat pekerjaan mula-mula sebagai pembantu tukang jahit, tetapi kemudian ia lekas pintar menjahit sendiri. Dan akhirnya, ia pun berkumpul lagi dengan istrinya, Surtiah yang pernah disuruhnya pulang kampung. Surtiah pun merasa gembira melihat perubahan besar pada diri suaminya, Openhartig. Sumber : Himpunan Ringkasan Roman, Drama, Novel Halaman 191 – 192 Oleh : Drs. Soekono Wirjosoedarmo Catatan : Dua paragraf terakhir sinopsis ini tidak disebutkan dalam Buku sumber di atas, dan sengaja ditambahkan sebagai Pelengkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar