blok ini di peruntukan bagi kita semua yang mau peduli dengan bahasa dan budaya bangsa

Kamis, 30 Agustus 2012

JENIS PUISI

- Puisi merupakan pancaran kehidupan dan gejolak kejiwaan yang ditimbulkan oleh adanya interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung yang terikat oleh syarat-syarat tertentu, syarat-syarat tersebut antara lain: • Rima akhir atau sajak, yaitu persamaan bunyi di akhir baris, • Larik atau baris, yaitu banyaknya baris pada setiap bait, • Bait, yaitu banyaknya larik pada setiap untai (Sulhan, 2006:57). Jenis Puisi Ditinjau dari jenisnya, puisi atau sajak dapat dibedakan menjadi tiga yaitu 1. Puisi lama, 2. Puisi baru, 3. Puisi modern dan 4. Puisi kontemporer. Masing-masing jenis puisi tersebut diuraikan sebagai berikut a. Puisi Lama b. PuisiBaru Puisi baru sering juga disebut sebagai sajak. Puisi baru lebih menekankan pada isi yang terkandung di dalamnya. Puisi baru merupakan pancaran masyarakat baru dan banyak dihasilkan oleh para sastrawan angkatan Balai Pustaka dan Pujangga Baru. Menurut bentuknya, puisi terdiri dari : 1. Distikhon (sajak dua seuntai), yaitu tiap bait terdiri atas dua baris, 2. Tersina (sajak dua seuntai), Yaitu tiap bait terdiri atas tiga baris, 3. Quantrin (sajak empat seuntai), yaitu tiap bait terdiri empat baris, 4. Quin (sajak lima seuntai), yaitu tiap bait terdiri dari lima baris, 5. Sextet (sajak enam seuntai), yaitu tiap bait terdiri atas enam baris, 6. Septima (sajak tujuh seuntai), yaitu tiap bait terdiri atas tujuh baris, 7. Stanza atau octaf (sajak delapan seuntai), Yaitu tiap bait terdiri atas delapan baris, dan 8. Sonata (sajak empat belas seuntai) c. PuisiModern Menurut Jalil (1990) puisi modern ini muncul, sejak kehadiran Jepang di Indonesia. Walaupun kehadiran Jepang di Indonesia memberikan kesengsaraan bagi masyarakat, namun bagi penyair memberikan kandungan keuntungan yang sangat besar, yaitu adanya kebebasan menggunakan bahasa indonesia. Kebebasan menggunakan bahasa indonesia oleh penyair, digunakan sebagai alat untuk menghembuskan napas kebencian pada Jepang. Penyair angkatan ini dikategorikan sebagai penyair angkatan 1945, dan karya-karya puisinya termasuk dalam kelompok puisi modern. Diantara puisi modern; (1) berjudul “Aku” karya Chairil Anwar, (2) berjudul “Padamu Jua” Karya Amir Hamzah. Jenis Puisi d. Puisi Kontemporer Sesungguhnya bagi angkatan pujangga baru yang masih hidup antara tahun 1966-1970, kehadiran puisi kontemporer pada mulanya tidak diakuinya, karena mereka menganggap bahwa puisi dari jaman revolusi ini bukan lahir dari penyair yang benar-benar penyair, karena tokoh dari puisi ini dianggap brengsek, namun sebenarnya tidaklah demikian. Kehadiran puisi kontemporer merupakan perkembangan puisi Indonesia. Tahapan dari karya puisi kontemporer tidah hanya mementingkan diri si penyair, tetapi tuntutan keharusan, kemestian dan kebenaran menjadi tahap yang utama dalam menciptakan sebuah puisi. Tokoh puisi kontemporer adalah Taufik Ismail, Darmanto Jatman, Rendra, Sutarji Calzoum Bachri. Di antara puisi kontemporer yaitu; berjudul: Malam Sebelum Badai karya Taufik Ismail. Ditinjau dari bentuk dan isinya, puisi dapat dibedakan menjadi: 1. Puisi epic, yaitu suatu puisi yang didalamnya mangandung cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan maupun sejarah. Puisi epic dibedakan menjadi folk epic, yakni jika nilai akhir puisi itu dinyanyikan, dan literary epic, yakni jika nilai akhir puisi untuk dibaca, dipahami, dan diresapi maknanya. 2. Puisi naratif, Yakni puisi yang didalamnya mengandung suatu cerita, mejadi pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Jenis puisi yang termasuk dalam jenis puisi naratif adalah balada yang dibedakan menjadi folk ballad dan literary ballad. Ini adalah ragam puisi yang berkisah tentang kehidupan manusia dengan segala macam sifat pengasihnya, kecemburuan, kedenkian, ketakutan, kepedihan, dan keriangan. Jenis puisi lain yang termasuk dalam puisi naratif adalah poetic tale, yaitu puisi yan berisi dongeng-dongeng rakyat. 3. Puisi lirik, yakni puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang melingkupinya. Jenis puisi lirik umumnya paling banyak terdapat dalam khazanah sastra modern Indonesia. Misalnya, dalam puisi-puisi Chairil Anwar, Sapardi Djoko Darmono, dan lain-lain. 4. Puisi dramatic, yakni salah satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog, maupun monolog sehingga mengandung suatu gambaran kisan tertentu. Dalam puisi dramatic dapat saja penyair berkisah tentang dirinya atau orang lain yang diwakilinya lewat monolog. 5. Puisi didaktik, yakni puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya ditampilkan secara eksplisit. 6. Puisi satiric, yakni puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan atau ketidak beresan kehidupan suatu kelompok maupun suatu masyarakat. 7. Romance, yakni puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap sang kekasih. 8. Elegi, yakni puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih dan kedukaan seseorang. 9. Ode, yakni puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa atau sikap kepahlawanan. 10. Hymne, yakni puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta terhadap bansa dan tanah air. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia, Adi Abdul Samad, Aminudin, Yudi Irawan, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar