blok ini di peruntukan bagi kita semua yang mau peduli dengan bahasa dan budaya bangsa

Senin, 03 September 2012

BAB 2 BAHASA INDONESIA KELAS 11

BAB 2 MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI PERINTAH YANG DIUNGKAPKAN ATAU YANG TIDAK DALAM KONTEKS BEKERJA. A. Pengertian dan Ciri Kalimat Perintah Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu atau kalimat yang dipakai untuk mendapatkan tanggapan sesuai dengan kehendak penuturnya. Ciri-ciri kalimat perintah adalah seperti berikut. 1. Menggunakan partikel –lah. Contoh: 1. Pergilah dari sini! 2. Cepatlah kamu mandi! 3. Bantulah adikmu! 2. Berpola kalimat inversi (PS). Contoh : 1. Ambilkan buku itu! 2. Santaplah makanan itu! 3. Menggunakan tanda seru (!) bila digunakan dalam bahasa tulis. Contoh: 1. Pergilah dari sini! 2. Ayo masuk! 3. Pulanglah! 4. Kalimat perintah jika dilisankan berintonasi menaik di awal dan berintonasi rendah di akhir. Contoh: 1. Bawa barang-barang itu kemari! 2. Selesaikan tugasmu! B. Jenis-Jenis Kalimat Perintah 1. Kalimat Perintah Biasa Contoh. 1. Masukkan barang-barang ini ke dalam bagasi mobil! 2. Antarkan surat ini kepada Pak RT sekarang juga! 2. Kalimat Perintah Ajakan Contoh: 1. Marilah kita gunakan tekstil buatan dalam negeri demi menyukseskan program pemerintah. 2. Ayolah bersenam pagi setiap hari agar badan kita menjadi sehat. 3. Kalimat Perintah Larangan Contoh: 1. Jangan membuang sampah di sini. 2. Jangan dekati tempat itu. 4. Kalimat Perintah Permintaan/Larangan Contoh: 1. Saya berharap Anda hadir di acara itu. 2. Saya minta kerjakan tugasmu tepat waktu. 5. Kalimat Perintah Permohonan Contoh: 1. Saya mohon kamu bisa datang di acara pesta ulang tahunku. 2. Kami mohon kepada-Mu, ya Tuhan, tunjukkanlah jalan yang lurus yang Engkau ridhoi. 6. Kalimat Perintah Pembiaran Contoh: 1. Biarlah aku yang membawa barang itu. 2. Biarkan dia pergi sendiri. 7. Kalimat Perintah Sindiran Contoh: 1. Maju kalau kamu berani. 2. Ambil saja kado yang kauberikan kalau kau tidak malu terhadapnya. 8. Kalimat Perintah yang Menuntut Proses atau Langkah Kerja Contoh: 1. Urutlah dari nomor kecil hingga nomor yang besar. 2. Susunlah sehingga membentuk lingkaran penuh. 9. Kalimat Perintah yang Berbentuk Kalimat Berita Contoh: 1. Hendaknya Anda bersedia menjadi pengurus kegiatan itu. 2. Terima kasih Anda tidak menolak untuk menjadi pembawa acara pada malam reuni nanti. Kalimat perintah beragam jenisnya mulai dari yang kasar sampai yang halus. Bahkan karena halusnya sering orang tidak menyadari bahwa hal tersebut berupa perintah. Kalimat perintah dapat diperhalus dengan menggunakan unsur-unsur berikut. 1. Menggunakan kata-kata seperti mohon, tolong, sudilah, harap, silakan, hendaknya, sebaiknya. Contoh: 1. Mohon kembalikan buku itu di meja saya. 2. Silakan masuk. 3. Tolong buatkan kopi untuk Ayah. 4. Hendaknya kamu pulang sekarang. 5. Harap datang tepat waktu 6. Sebaiknya cepat bawa adikmu ke rumah sakit. 7. Sudilah Anda membantu saya menyelesaikan tugas ini. 2. Menggunakan partikel –lah. Contoh: 1. Berangkatlah lebih halus daripada berangkat. 3. Pengubahan ke struktur tanya. Contoh: − Apakah tidak ada petugas piket yang menghapus papan tulis? 4. Pengubahan ke struktur berita. Contoh: − Panitia sangat gembira jika Bapak/Ibu berkenan hadir pada acara perpisahan. C. Berbagai Respons terhadap Perintah Sejalan dengan bervariasinya kepentingan manusia terhadap manusia yang lain sebagai wujud dinamika hubungan antar–manusia, bentuk-bentuk perintah pun sudah menjadi suatu hal yang pasti dan selalu ditemui. Hanya dalam skala umum perintah yang biasa yang langsung bisa ditanggapi. Namun, sebenarnya pada lingkungan kalangan tertentu, bahasa perintah perlu dicermati karena belum tentu dipahami sebagai perintah biasa, seperti di dunia kerja. Dalam dunia kerja, bentuk-bentuk perintah umumnya bersifat operasional kerja sehingga perintah tidak sertamerta bisa secara langsung dilaksanakan. Banyak ragam kalimat perintah menunjukkan banyaknya bentuk perintah yang diwujudkan melalui symbol bahasa. Sebagai alat komunikasi, tentu bahasa harus dapat menerjemahkan segala bentuk keinginan dan pilihan pemakainya, termasuk keinginan mendapatkan respons dari sebuah perintah yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis. Oleh karena itu, kita perlu mencermati dan mengenal bentuk-bentuk perintah agar respons yang dilakukan tidak menyimpang dari isi perintah. Langkah yang perlu kita tempuh dalam menanggapi perintah adalah sebagai berikut. (1) Membaca kembali isi perintah secara hati-hati, teliti, dan saksama. (2) Merumuskan/menuliskan kembali isi perintah. (3) Isi perintah ditulis dalam bentuk kerangka/bagan sehingga mudah dipahami. (4) Membuat perencanaan dalam bentuk kerangka/tabel/bagan segala kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka memenuhi perintah. (5.) Meminta konfirmasi kepada pemberi perintah akan ketepatan rencana kegiatan yang telah disusun. (6) Melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan keinginan pemberi perintah Perhatikan dengan cermat proses menerima perintah kerja di bawah ini dan respons yang dilakukan. Dalam rangka memperingati HUT SMK N 20 Jakarta, Pembina OSIS mengumpulkan beberapa pengurus OSIS. Kemudian, beliau menjelaskan bahwa OSIS akan mengadakan pentas seni dan bazar untuk merayakan Hari Ulang Tahun ke-20 Sekolah. Beliau melanjutkan: ”Dalam rangka HUT sekolah kita, OSIS akan mengadakan kegiatan Pentas Seni dan Bazar. Saya minta seluruh pengurus OSIS terlibat menyukseskan acara ini. Berhubung masih ada waktu satu bulan, saya ingin Ketua OSIS dan pengurus seksi mulai mempersiapkan segala sesuatunya, seperti membuat kepanitiaan lalu menyusun rencana kerja dan struktur kerja. Saya berharap seminggu sebelum acara, semuanya sudah siap. Jika diperlukan, kalian bisa bekerja sama dengan sponsor atau dunia usaha yang menjadi anggota majelis sekolah kita untuk membantu pendanaan dan penyediaan barang buat bazar. Segala hal yang masih belum jelas dapat dikonfirmasikan kepada saya. Mulai saat ini, kita saling berkomunikasi untuk mempersiapkan segalanya hingga menjelang pelaksanaan acara. Demikian pertemuan kita, selamat bekerja! 1. Pengurus OSIS mencatat isi instruksi/perintah Pembina OSIS sebagai berikut. a. Membuat kepanitiaan kegiatan bazar-amal. b. Membuat proposal kegiatan. c. Membuat jadwal kegiatan. d. Membuat bagan atau struktur kerja. e. Menghubungi pihak yang terkait dengan kegiatan. f. Menggalang dana dengan menghubungi sponsor untuk meminta dukungan. g. Sosialisasi kegiatan kepada siswa dan komite sekolah. h. Klarifikasi dan konfirmasi. 2. Ketua OSIS dan sekretaris menyusun jadwal kerja. No Nama Kegiatan Minggu Keterangan 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 Rapat pembentukan panitia Pembuatan proposal Sosialisasi ke seluruh siswa Menghubungi sponsor Pertemuan dengan sponsor Evaluasi 3. Agar proses kerja berjalan lancar, dibuat pula struktur atau prosedur kerja yang mengatur: (1) siapa mengerjakan apa, (2) siapa bekerja sama dengan siapa, (3) siapa bertanggung jawab terhadap pekerjaan apa dan kepada siapa, dan (4) garis hubungan kerja dan wewenang yang jelas. Semua hal tersebut dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan seperti di bawah ini. d. Ketua OSIS beserta panitia kegiatan mengkonfirmasikan Ketua OSIS beserta panitia kegiatan mengonfirmasikan informasi perintah kepada pembina OSIS dengan mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan persiapan dan perencanaan yang sudah dan akan dilakukan agar langkah kerja tidak menyimpang. Pertanyaan untuk konfirmasi dapat seperti berikut. (1) Apakah yang sudah dilakukan sesuai dengan perintah? (2) Apakah semua rencana sesuai dengan harapan? (3) Siapa saja yang akan diundang? (4) Berapa banyak sponsor yang akan dilibatkan? (5) Biaya yang disiapkan sudah cukup atau kurang? (6) Acara sesuai dengan tema? (7) Dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar