blok ini di peruntukan bagi kita semua yang mau peduli dengan bahasa dan budaya bangsa

Senin, 03 September 2012

BAB 5 BAHASA INDONESIA KELAS 11

BAB 5 MENGGUNAKAN SECARA LISAN KALIMAT TANYA/PERTANYAAN DALAM KONTEKS BEKERJA A. Pengertian dan Fungsi Kalimat Tanya Kalimat tanya adalah kalimat yang disampaikan dengan maksud mendapat jawaban berupa informasi, penjelasan, atau pernyataan. Jawaban atas kalimat tanya dapat berbentuk jawaban pendek atau panjang. Kalimat tanya berfungsi untuk meminta jawaban berupa penjelasan, untuk menggali informasi, untuk klarifikasi, atau konfirmasi. Kalimat tanya juga digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu yang disebut kalimat tanya tersamar. Selain itu, ada juga kalimat tanya yang diajukan tanpa memerlukan jawaban yang disebut kalimat tanya retoris. Pada pelajaran ini, macam-macam kalimat tanya seperti itu akan kita pelajari kembali. Perhatikan contoh keragaman kalimat tanya berikut. 1. Apakah Anda bersedia ditugaskan di sini? (konfirmasi) 2. Dari semua barang yang ditawarkan ini, mana yang Anda pilih?(pilihan) 3. Di manakah alamat Anda? (menggali informasi tentang tempat) 4. Apakah kita tidak malu menjadi bangsa yang terkenal karena korupsinya?(retorik) 5. Siapa yang tidak hadir hari ini? (menanyakan orang) 6. Bagaimana perasaannya, hanyalah Tuhan yang tahu. (retorik) 7. Diakah orang yang kemarin mencarimu? (klarifikasi) 8. Sudahkah Anda terima kiriman saya kemarin? (konfirmasi) 9. Dapatkah Anda menyelesaikan tugas ini dengan cepat? (menyuruh) 10. Siapakah yang tidak ingin sukses? (retorik) B. Jenis Kalimat Tanya Dilihat dari pemakaian secara lisan maupun kalimat, kalimat Tanya dapat dibedakan menjadi kalimat tanya biasa, tanya retoris, kalimat Tanya bertujuan untuk klarifikasi atau konfirmasi, dan kalimat tanya tersamar. 1. Kalimat Tanya Biasa Salah satu ciri kalimat tanya ialah menggunakan kata tanya. Kata Tanya biasanya digunakan untuk pertanyaan yang bertujuan meminta penjelasan atau menggali informasi. Di bawah ini adalah tabel yang berisi macammacam kata tanya dan tujuan penggunaannya berikut jawaban yang diinginkan oleh penanya. Perhatikan dengan saksama. apa (-kah) ? suatu benda/binatang ya/tidak/bukan bagaimana (-kah) ? cara/proses menjelaskan cara/proses kerja sesuatu berapa (-kah) ? jumlah menjelaskan jumlah tertentu (yang pasti) bilamana (-kah) ? waktu menjelaskan waktu/kurun waktu tertentu dari mana (-kah) ? arah/asal menjelaskan arah/asal muasal sesuatu mana (-kah) ? tempat menjelaskan nama/lokasi/posisi tempat kapan (-kah) ? waktu menjelaskan waktu/kapan peristiwa terjadi keberapa (-kah) ? urutan menjelaskan urutan ke berapa dari sejumlah angka kemana (-kah) ? arah/tujuan menjelaskan arah/tujuan yang dituju mana (-kah) ? pilihan menjelaskan satu/beberapa dari sejumlah pilihan mengapa (-kah) ? alasan menjelaskan alasan/sebab terjadinya sesuatu siapa (-kah) ? orang/manusia menyebutkan nama dan penjelasan seperlunya dengan apa (-kah) ? alat menyebutkan alat yang digunakan Kata Tanya Partikel Menanyakan Jawaban yang di inginkan Kalimat tanya untuk menggali informasi umumnya digunakan pada saat wawancara atau dalam dialog yang membahas tentang suatu hal. Pertanyaan diajukan kepada narasumber yang diharapkan dapat memberikan informasi atau penjelasan yang lebih dalam sesuai dengan yang ditanyakan. 2. Kalimat Tanya Retorik Kalimat tanya retorik ialah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban atau tidak mengharuskan adanya jawaban. Kalimat tanya retorik cenderung bersifat pernyataan hanya untuk mencari perhatian atau bermaksud memberi semangat, gugahan, atau kritik. Kalimat tanya retorik sering digunakan dalam pidato-pidato atau orasi. Contoh kalimat tanya retorik: 1. Saya tidak habis pikir mengapa dia menolak penugasan itu. 2. Siapa yang bekerja keras, dialah yang akan menjadi orang sukses. 3. Mana mungkin kita mampu membalas jasa kedua orang tua kita. 4. Apakah kita harus kembali dijajah? 5. Bagaimana bisa tugasmu selesai, kerjaanmu hanya bermalas-malasan. Ciri-ciri pertanyaan retorik: (1) berbentuk pertanyaan dan penegasan, (2) terkadang menggunakan kata tanya, (3) tidak memerlukan jawaban, (4) orang yang bertanya dan yang ditanya sama-sama mengetahui jawabannya, 3. Kalimat Tanya untuk Konfirmasi dan Klarifikasi Untuk melakukan klarifikasi (penjernihan) maupun konfirmasi (pembenaran/penegasan), kita perlu mengajukan pertanyaan yang jawabannya cukup perkataan ya atau tidak, atau ya atau bukan. Ada beberapa hal yang menandai bentuk pertanyaan untuk konfirmasi atau klarifikasi, yaitu seperti berikut. 1. Menggunakan informasi tanya dengan menekankan kata-kata yang dipentingkan. Contoh: 1. Dia yang memukulmu kemarin? 2. Kalau begitu, Bapak yang berada di belakang ini semua? 2. Menggunakan partikel –kah. Contoh: 1. Inikah yang dinamakan cinta? 2. Anak itukah yang dicari polisi? 3. Menggunakan kata tanya apa atau apakah. Contoh: 1. Apa Bapak bersedia hadir pada acara peresmian kantor baru? 2. Apakah Anda masih sekolah? 4. Menggunakan kata tidak atau bukan sebagai unsur penegas. Contoh: 1. Kamu jadi berangkat ke Bandung atau tidak? 2. Minuman ini beralkohol atau bukan? 5. Sebagai penegasan benar tidaknya, menggunakan kata bantu: benar, betul, jadi benar, dan jadi. Contoh: 1. Jadi dia yang mendapat rangking satu? 2. Betul kamu yang mengambil uangnya? 3. Jadi benar ayahnya seorang pembunuh bayaran? 4. Benar dia adik kandungmu? 4. Kalimat Tanya Tersamar Kalimat tanya tersamar adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang diajukan secara tidak langsung bukan untuk menggali informasi, klarifikasi, dan konfirmasi melainkan mengandung maksud-maksud lain. Beberapa model kalimat tanya tersamar antara lain seperti berikut. a. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan memohon Contoh: 1. Terima kasih Anda tidak membuang sampah di sini. 2. Tidak keberatan, kan kamu membawa koper ini? 3. Sudikah Anda mampir ke rumahku? b. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan meminta Contoh: 1. Masakan Anda kelihatannya lezat sekali? 2. Dapatkah Anda membantu saya hari ini. 3. Bolehkah makanan ini saya cicipi? c. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyeluruh Contoh: 1. Saya sangat senang jika Anda yang mengerjakan proyek ini. 2. Sebaiknya kamu jangan berangkat sekarang. 3. Maukah adik membantu saya menyelesaikan tugas ini? d. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan mengajak Contoh: 1. Bukankah Bapak bersedia untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam kegiatan amal ini? 2. Siapkah Anda berangkat sekarang? 3. Bisakah membuat kopi untuk kakek? e. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan merayu Contoh: 1. Kamu orang yang sangat handal dalam mengatasi berbagai masalah. 2. Tentunya Anda yang pantas menduduki jabatan ini. 3. Siapa yang menolak berteman dengan orang sebaik kamu? f. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyindir (mengkritik, mencela, mengejek) Contoh: Memang ya pekerjaannya luar biasa sulit sehingga kamu bias menyelesaikannya dengan cepat. Pekerjaan semudah ini tidak bisa diselesaikan dengan benar. g. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan meyakinkan Contoh: 1. Saya rasa kamu mampu mengerjakannya hari ini? 2. Haruskah aku bersumpah agar kamu percaya? 3. Inikah hasil usahamu. h. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyetujui Contoh : 1. Saya kira kita sama-sama sependapat bukan? 2. Mana mungkin saya menolak ajakanmu? 3. Anda setuju dengan usulnya, kan? i. Kalimat tanya tersamar untuk tujuan menyanggah Contoh: 1. Apakah tidak lebih baik kita tanyakan dulu masalah yang sebenarnya? 2. Kamu ke sini tidak takut dimarahi ayahmu? 3. Mengapa kamu datang lagi ke sini? j. Kalimat tanya tersamar untuk menawarkan sesuatu Contoh: 1. Boleh saya bantu? 2. Anda membutuhkan bantuan saya? 3. Masih adakah yang perlu saya bawakan? C. Mengutarakan Pendapat dengan Kalimat Tanya yang Santun Dalam melakukan tanya jawab, kita perlu memperhatikan adab bertanya karena hal ini berhubungan dengan si penanya dan pihak yang ditanya. Adab bertanya yang baik menjadi faktor utama sebagai penentu respons pihak yang ditanya. Teknik atau cara mengajukan pertanyaan adalah seperti berikut. (1) Pertanyaan yang diajukan harus relevan dengan topik yang akan ditanyakan. (2) Pertanyaan yang diajukan benar-benar mengesankan keingintahuan terhadap sesuatu yang menjadi topik pertanyaan. (3) Pilihlah kata-kata yang baik dan santun agar mendapat respons yang baik dan mendapatkan jawaban yang memuaskan. (4) Hindari pertanyaan yang bersifat subjektif/pribadi. (5) Pertanyaan yang diajukan harus bersifat menggali informasi sebelum berlanjut ke pertanyaan yang bersifat konfirmasi atau penegasan. (6) Jika pertanyaan menuntut sebuah tanggapan atau penilaian dari narasumber, ada baiknya jika pertanyaan diawali dengan kata ”menurut pendapat ...”. Misalnya, ”Menurut pendapat Bapak, bagaimana peranan pemuda dalam memberantas penyalahgunaan narkoba?” (7) Pertanyaan tidak bersifat memaksa, menekan, atau cenderung bertujuan mencari kesalahan narasumber. Contoh: Berikut ini contoh sebuah wawancara reporter Berita Kota dengan penyanyi dangdut legendaris A. Rafiq seputar keluarga dan rumah tangganya. Wartawan : “Bagaimana Bang Rafiq membina keluarga dan berhasil awet hingga sekarang?” A. Rafiq : “Pertama begini, saya punya satu prinsip dalam mengurus dan memelihara rumah tangga, semua itu konsepnya lain.” Wartawan : “Jadi, bagaimana dulu waktu memilih istri?” A. Rafiq : “Istri saya itu tipe orang yang tidak pernah ke sana kemari, nggak pernah macam-macam. Istri saya orang rumahan, orang pendidikan yang betul-betul dididik oleh keluarga yang baik yang menurut saya cukup terhormat dan dengan landasan agama. Saya menikah dengan jalur agamis.” Wartawan : “Maksudnya?” A. Rafiq : “Sampai saat ini saya dekenal orang. Bahkan katanya, sampai hari ini untuk penyanyi skill on the scope, belum ada yang bisa ngalahin saya. Itu kata orang. Toh orang tidak akan percaya kalau lihat penampilan saya bahwa saya nggak mabuk, bahwa saya nggak doyan perempuan. Orang nggak percaya bahwa sampai hari ini saya nggak penah kenal setetes minuman. Kenapa? Karena faktor agama. Nah itu saya bawa dalam kehidupan saya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar